Kembali ke kehidupan pernikahan aku dan Mingyu yang penuh dengan suka dan duka ini. Pernikahanku dan Mingyu tidak bisa dikatakan sebagai pernikahan yang harmonis. Karena tentu saja dalam berumah tangga, cekcok kecil karena berbeda pendapat itu pasti terjadi. Namun kali ini kami sudah bersikap sedikit lebih dewasa saat menyelesaikan masalah rumah tangga. Mengingat kami sudah punya Jisung dan juga Sora yang dua puluh empat jam mengawasi kami. Tak jarang baik Jisung maupun Sora menegur kami saat kami sudah bicara dengan nada tinggi.
Kalau kalian bertanya bagaimana Mingyu sekarang, itu tidak ada bedanya. Dia masih sama seperti dulu. Masih suka mengerjaiku dengan gombalan-gombalan mautnya itu, masih jadi ayah yang baik untuk anak-anaknya, dan yang paling penting pikirannya masih sama seperti dulu, byuntae. Tapi perbedaannya adalah dia tidak suka melirik wanita lain lagi di depanku, namun aku tidak tau saat di belakangku hahaha aku hanya bercanda. Dia sudah berubah kalau masalah itu.
Hari ini Mingyu libur. Kalau libur seperti ini, ia lebih memilih bermain dengan anak-anaknya ketimbang tidur. Kadang aku kasihan padanya, setiap hari kerja dia selalu pulang larut malam. Kadang dia datang saat aku sudah tertidur. Maklumlah belakangan ini banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan sendiri karena akan ada proyek besar di luar Korea.
"Kau sudah lapar?" tanyaku saat Mingyu menghampiriku ke dapur
Dia menggeleng. "Belum. Aku hanya ingin minum" katanya sembari membuka kulkas dan mengambil botol minum
"Kalau lelah, berhentilah sebentar" kataku lagi seraya mengaduk sup yang tengah kubuat ini
"Aniya. Aku senang bermain bersama mereka"
Aku mematikan kompor dan menghampirinya. "Lihatlah, kau sangat berkeringat" aku mengambil tissue dan menghapus keringatnya di keningnya
Dia tersenyum manis. "Aku terlalu bersemangat bermain. Kenapa kau manis sekali hari ini?"
Aku menatapnya dengan kening berkerut. "Memang aku kenapa?"
"Kau manis sekali. Tidak biasanya kau perhatian denganku seperti ini. Sepertinya cintamu semakin besar untukku. Benarkan?"
"Jangan terlalu percaya diri, Kim Mingyu -ssi" kataku menaruh tissue di meja
"Eh tapi Hyomin -ah apakah kau tidak merasakan sesuatu?"
"Sesuatu?"
Dia mengangguk sekilas. "Sudah lama kita tidak melakukan 'itu'. Benarkan?" tanyanya berbisik
"YA! KIM MINGYUUU!!!!" teriakku yang membuat Mingyu tertawa lepas
Seketika Jisung dan Sora keluar dari kamarnya.
"Eomma, waeyo?" tanya Jisung
"Aniya. Tadi appa bertanya apa eomma mau olahraga malam atau tidak. Tapi sepertinya eomma tidak suka olahraga malam itu" kata Mingyu enteng
"Olahraga malam? Apa itu? Bolehkah aku ikut?" tanya Jisung
"Tidak boleh. Itu hanya boleh di lakukan oleh or--- aarrrrgghh sakit Hyomin" omongan Mingyu terpotong karena aku mencubit lengannya keras.
Jisung dan Sora tertawa melihat Mingyu kesakitan. Mingyu memang seperti itu jika ketauan bicara asal pada anak-anaknya.
"Sudah. Cuci tangan dulu, lalu kita makan" titahku pada mereka
"Baik, eomma. Gaja Sora" ajak Jisung
"Cubitanmu sangat sakit sayang. Lihatlah tanganku merah" kata Mingyu sembari menunjuk lengannya
Aku terkekeh. "Itu balasan karena kau menggodaku"
"Jadi kau tergoda? Benarkah?" godanya lagi
"Gyu, kau menyuruhku mencubitku lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Life (M.F.H season 2) → K.M.G
Fiksi PenggemarSeperti inilah kehidupan pernikahan kami.. Layaknya sebuah kapal yang terus diterpa angin kencang, gelombang laut pasang dan ribuan Batu karang yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan kapal ini. Namun kami tetap berusaha agar kapal ini dapat berlayar...