Hari ini kunobatkan sebagai hari paling sedih selama hidupku. Hari ini keluargaku akan pulang kembali ke Korea. Sedih pastinya. Aku tidak bisa lagi merasakan apa yang aku rasakan selama dua minggu terakhir. Aku tak bisa lagi melihat senyuman dan sapaan dari mereka saat aku pulang bekerja. Aku tak bisa lagi merasakan masakan Hyomin yang enak itu.
Tapi apa boleh buat?! Jisung dan Sora juga harus kembali sekolah. Mereka tidak mungkin bolos sekolah hanya karena diriku.
Mereka sengaja memilih penerbangan malam, agar mereka sampai disana pagi hari. Itu semua dilakukan agar ayahku bisa menjemputnya. Dan itu artinya aku masih bisa menikmati seharian bersama mereka.
Kami memilih untuk menghabiskan waktu di rumah dibanding pergi keluar. Kami takut Jisung dan Sora akan kelelahan saat sampai disana.
"Eomma, haruskah kita pulang hari ini? Aku masih merindukan appa" ucap Sora yang membuatku tersenyum.
"Nanti saat kalian libur kita kesini lagi. Oke?" Hyomin berusaha menghibur.
"Aku juga masih ingin main disini, eomma. Aku ingin pergi bersama appa" kali ini Jisung yang berbicara.
"Bersabarlah sedikit sayang. Nanti jika appa yang libur, appa yang akan pulang ke Korea" kataku.
"Tapi masih lama" sahut Sora dengan muka sedihnya.
"Bagaimana kalau sekarang kalian mandi dulu. Setelah itu, main sepuasnya dengan appa"
Mereka tampak senang. "Baiklah. Aku dulu yang mandi" kata Jisung berlari.
"Oppa biar aku dulu yang mandi" kata Sora mengejarnya.
"Aku akan membantu Sora mandi dulu. Tunggulah disini" kata Hyomin.
"Bisakah kita bicara sebentar? Lagipula Sora pasti sedang memilih baju yang akan ia pakai" kataku menahannya.
Sora memang lebih menyukai memilih sendiri baju yang akan dipakainya daripada dipilihkan oleh Hyomin. Dia sama persis denganku saat kecil dulu.
"Ada apa?" tanyanya.
"Aku ingin memberitahumu jawabanku tentang kau dan juga Seokmin" jawabku.
Ia kembali terduduk di kursinya.
"Sebelumnya aku mohon, apapun keputusanku, kau harus melakukannya. Demi aku, demi Seokmin dan juga demi semua orang. Hmm?"
"Aku tidak bisa berjanji. Aku takut keputusanmu tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan"
"Baiklah. Sepanjang beberapa hari kebelakang, aku terus memikirkan ini. Kupikir aku bisa merelakanmu untuk mengandung anak Seokmin. Tapi ternyata aku salah. Aku tidak bisa merelakanmu bahkan untuk sedetikpun berada di pelukan orang lain. Aku tidak ingin kau melakukan apa yang diinginkan oleh Yuzu"
Kulihat ia menyunggingkan senyuman.
"Jujur awalnya aku ingin kau membantu Seokmin. Dia sahabatku, sahabat yang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri. Sama halnya seperti perlakuanku dengan Seungcheol hyung, dan juga Vernon. Tapi jika kupikir lagi, dengan membiarkan kau mengandung anaknya, itu tidak akan menyelesaikan masalahnya. Bahkan itu akan memperkeruh suasana diantara kita" sambungku.
"Jadi kumohon. Lakukan apa yang kukatakan sekarang. Aku tidak menyuruhmu untuk menjauhinya. Tidak. Aku justru ingin kau menemaninya disaat ia kesepian. Bahkan kalau perlu, kau carikan lagi pengganti Yuzu untuknya. Hmm?"
Dia mendekat kearahku dan mencium bibirku sekilas.
"Aku senang mendengar keputusanmu, Gyu" katanya.
"Kau mau kan mengikuti apa mauku?" tanyaku lagi.
Dia dengan cepat mengangguk. "Tentu. Aku akan melakukan apapun yang kau suruh.
Aku tersenyum mendengarnya. "Terimakasih sayang"
......
Akhirnya malam hari tiba juga. Aku tengah mengantar mereka ke bandara dengan perasaan yang teramat sedih.
Sedari tadi, Sora tak ingin turun dari gendonganku. Ia terus memeluk leherku dengan erat agar tak terlepas. Mungkin Jisung sudah besar, jadi ia tidak terlalu manja seperti Sora.
"Sudah masuk semua? Tidak ada yang tertinggal kan?" tanyaku pada Hyomin.
"Ada. Kau yang tertinggal" candanya.
Aku terkekeh. "Sudah mulai bisa menggombal ternyata"
"Ayo kita masuk. Sudah saatnya kita pulang" ajak Hyomin.
"Aku tidak mau pulang. Aku ingin bersama appa disini" kata Sora.
"Appa kan sudah janji, jika appa libur, appa akan pulang ke Korea. Sekarang, Sora, oppa dan eomma pulang duluan. Hmm?" aku mencoba untuk menghiburnya.
"Janji?" dia mengeluarkan kelingkingnya.
Aku segera mengaitkan kelingkingku dengannya. "Janji"
Perlahan aku menurunkannya dan berjongkok menyamai tinggiku dengan mereka berdua.
"Kalian belajar dengan benar ya. Patuhi perintah eomma, dan kalian harus membantunya. Ok?"
Ah, aku sedih sekali.
Mereka mengangguk kompak. Aku segera memeluk mereka satu persatu. Haruskah aku membiarkan mereka jauh dariku lagi? Apakah bekerja sesulit ini? Jika iya, aku lebih baik memilih untuk menganggur.
Aku bangkit dan memeluk Hyomin. "Hati-hati ya. Kabari aku jika kalian sudah sampai"
Ia mengangguk. "Aku akan memikirkan tentang tawaranmu untuk tinggal disini"
Aku tersenyum. "Tidak usah terlalu dipaksakan. Aku akan menunggu kalian"
"Kami pergi ya. Hati-hati saat di jalan pulang" katanya yang kuangguki.
"Sampai jumpa sayang. Telepon appa kalau sudah sampai ya" kataku pada Jisung dan Sora.
Saat mereka sudah menjauh, Sora berlari menghampiriku. Sontak aku berjongkok karenanya. Ia memelukku sambil menangis kencang.
"Hey, ada apa?" tanyaku seraya membelai rambutnya.
"Aku tidak mau pergi" jawabnya sesenggukan.
"Tadi kita sudah berjanji akan bertemu lagi kan? Uljima. Appa tidak suka melihatmu menangis"
"Tapi aku menyayangimu, appa"
"Appa juga. Tapi kan kalian harus sekolah. Nanti bagaimana kalau teman-teman kalian mencari kalian?"
Perlahan aku melepas pelukannya. Aku menghapus air matanya dan tersenyum.
"Ternyata kau cantik saat menangis" kataku yang membuatnya tersenyum.
Mudah membuat Sora kembali tersenyum. Cukup bilang dia cantik, pasti ia akan berhenti.
"Masuklah. Nanti kalian bisa terlambat" kataku lagi.
"Bolehkah aku mencium appa lagi?" tanyanya polos.
"Tentu saja" aku menyodorkan pipiku dan ia langsung menciumnya.
Andaikan saja yang bicara seperti itu, Hyomin. Aku akan senang sekali.
Oh, ayolah Mingyu. Saat ini anakmu sedang bersedih. Sempat-sempatnya kau memikirkan yang lain.
Setelahnya ia kembali berlari menghampiri Hyomin dan Jisung.
"Sampai jumpa, appa" mereka melambaikan tangan dan tentu saja aku membalasnya.
Sampai jumpa sayang. Sampai bertemu dua tahun lagi di Korea.
Tbc.
Karena hari ini aku lagi ulangtahun, jadi aku ngga private 😂😂😂😂😂
Double update tidak ya? 😆😆😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Life (M.F.H season 2) → K.M.G
FanfictionSeperti inilah kehidupan pernikahan kami.. Layaknya sebuah kapal yang terus diterpa angin kencang, gelombang laut pasang dan ribuan Batu karang yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan kapal ini. Namun kami tetap berusaha agar kapal ini dapat berlayar...