Pusing. Pening. Itulah yang tengah di rasakan oleh Lina. Dia tak pernah menyangka bahwa pangeran ice cream yang dulu sempat menjadi pahlawannya ketika Lina masih SD adalah seorang Dhyas.
Cowok nyebelin yang sudah mengotori nama baiknya di sekolah. Cowok narsis dengan sejuta kebanggaan yang membuat dirinya tiba-tiba menjadi sorotan di sekolah. Cowok yang baru di kenalnya tapi sudah ngintilin dia kemana-mana. Cowok cerewet, sok akrab dan cowok paling nyebelin sedunia--bagi Lina.
Dan Lina sekali lagi harus mengetahui kenyataan yang membuat dirinya tak henti-hentinya harus berdekatan dengan cowok itu. Fix, Lina yakin, besok disekolah sudah pasti beribu-ribu pertanyaan akan Dhyas lontarkan padanya. Dan itu jelas akan sangat mengganggu hari-hari tenangnya.
Ya Tuhan, kenapa tiba-tiba pangeran ice cream gueh mendadak berubah jadi cowok tengil gitu sih?
Hah? Pangeran ice cream? Ennek gueh. Kenapa juga dulu gue manggil dia gitu? Menye gila sumpah...
"Arrgghhh." Lina frustasi. Daripada sibuk memikirkan hal itu, lebih baik dia cepat-cepat pejamkan saja matanya itu. Apapun yang terjadi besok biarlah terjadi.
***
"Halo Nanda."
Benar saja, belum sampai kedalam kelasnya, Dhyas sudah menghadangnya di depan pintu masuk.
"Minggir! Gue mau masuk," sinis Lina.
Sedang Dhyas malah semakin melebarkan tangannya mencegatnya masuk. Begitu pula kakinya, dia membuat dirinya senyaman mungkin bersender pada pintu kelasnya itu.
"Buru-buru banget sih? Kelas masih sepi loh. Tumben lo berangkat pagi?" godanya bertanya.
Dia memasang tampang jahilnya dengan cengiran khas di wajahnya.
Lina tergagap. Seolah tengah ketahuan berbohong, dia jadi salah tingkah mendengar ucapan Dhyas.
"So-sok tau lo. Emang gue biasa berangkat pagi kali. Lo aja yang anak baru, makanya nggak tau," sangkalnya sembari memalingkan pandangannya.
Sudah jelas-jelas gelagatnya mirip orang yang tengah berbohong. Bukan lagi mirip, tapi dia memang sedang ketahuan bohong.
Niatnya sih berangkat pagi untuk menghindari Dhyas. Lina akan segera menuju rooftop setelah meletakkan tasnya di dalam kelas. Karena dia tahu, bahwa Dhyas sudah pasti akan menghujaninya dengan macam ledekan yang tak berfaedah. Tapi daripada harus repot-repot telat untuk menghindarinya, lebih baik dia berangkat pagi dan bersembunyi sebisa mungkin menjauhi orang-orang. Apalagi desas-desus dirinya masih banyak diperbincangkan di kalangan para siswa.
Tapi apa ini? Kenapa tiba-tiba Dhyas muncul di hadapannya? Gagal. Rencanya benar-benar gagal untuk menjauhi cowok tengil yang satu ini. Benar-benar sial. Ini merupakan hari yang buruk bagi Lina.
"Ngeles aja lo kayak bajay," cengir Dhyas tak berdosa.
"Eh by the way... lo nggak kangen sama 'pangeran lo ini?" sambungnya semakin meledek. Dia menekankan kata 'pangeran untuk mengejek Lina habis-habisan.
"Pangeran kodok? Pangeran apaan tengil model lo begini?" semburnya seketika.
Lina sudah geram menahan emosinya sedari tadi. Ingin rasanya dia menerkam makhluk tengil di hadapannya itu sekarang juga. Tapi ia tahan, dia tak ingin membuat keributan di area sekolah.
Apalagi jika dia berbuat seperti itu, apa kata fans-nya Dhyas? Sudah pasti dia akan di kucilkan dan di cincang habis sama cewek-cewek alay di sekolahnya.
"Bukan dong. Gue kan pangeran tampan lo," sanggah Dhyas bernada santai. Dia mencebikkan bibirnya menahan tawa saat melihat ekspresi Lina yang semakin kesal di buatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/146741027-288-k158650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin'kle Love
Roman pour AdolescentsGue nggak mau jatuh cinta. Gue nggak suka cowok dan gue muak dengan semua orang. Derita gue, adalah bukti atas keserakahan manusia akan harta dan cinta. ~Adlina Lucia Fernanda *** *** Di usahakan Up seminggu sekali, kalo bisa dan mood bagus pasti b...