Chapter 2

171 31 53
                                    

Nafas Lina tersenggal-senggal, pagi ini menjadi pagi yang melelahkan bagi gadis berambut panjang bergelombang itu.

"Lo ngapain narik-narik gue kesini?" tanya Dhyas yang tengah memperhatikan gadis didepannya itu sibuk sendiri.

"Sttt!" Lina memberi isyarat agar Dhyas tak terus-terusan berisik.

"Apaan sih? Lo liatain apaan?"

"Bisa diem nggak sih lo? Berisik tau nggak!"

Lina mengintip dari balik tembok untuk memastikan dua guru yang tengah berbincang tadi sudah menuruni anak tangga dan pergi dari area kelasnya.

"Huft, untung aja udah pergi," ujarnya bernafas lega.

Dhyas akhirnya mengerti mengapa Lina bersikap ketakutan seperti tadi. "Owh, jadi lo telat?"

"Bukannya lo juga? Udah ah gue pergi." Dia tak memperdulikan Dhyas lagi, yang penting secepatnya dia bisa segera sampai di kelas dengan selamat.

"Woy, jutek amat sih jadi cewek. Udah gue bantuin juga." Dhyas lantas mendahului langkah Lina dengan kakinya yang panjang. Dia sudah terlanjur kesal dengan gadis yang baru di temuinya beberapa menit lalu itu.

Dasar cowok aneh, perasaan gue deh yang udah nolongin elo.

Lina berjalan 1 meter dibelakang Dhyas seraya memerhatikan langkah jalannya yang begitu cepat. Lama-kelamaan Lina berpikir seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya. "Tu cowok  mau kemana? Dia kelas XII juga? Koq gue nggak pernah liat?"

Akhirnya Dhyas berhenti tepat di depan kelas XII IPA 1, Lina sedikit terkejut melihat Dhyas memasuki kelasnya.

What? Dia sekelas sama gue? Jangan-jangan dia murid baru yang kemaren bu Retno bilang lagi.

Lina tak langsung masuk kelas, ia masih mengamati kedatangan Dhyas ke kelasnya dari jendela.

"Perkenalkan anak-anak, dia murid baru yang ibu katakan kemarin," ujar Bu Retno selaku wali kelas XII IPA 1.

Semua mata memandang kedatangan Dhyas dengan mulut setengah terbuka. Mereka tak habis pikir akan mempunyai teman baru setampan Dhyas.

"Kenalin, nama gue Adhyasta Prasaja. Kalian boleh panggil gue Dhyas."

Oh My God, ganteng banget tuh cowok.

Liat tuh idungnya, mancung banget kan?

Ya Tuhan, bener-bener sempurna ciptaanmu yang satu itu.

Bisikan para siswi yang terpesona dengan kehadiran Dhyas pun mulai terdengar riuh di telinga.

Bu Retno lalu mempersilahkan Dhyas duduk di bangku kosong paling belakang. Dhyas pun beranjak menuju tempat duduknya dengan meninggalkan senyuman mautnya yang membuat hati parah wanita luluh seketika.

Oh My, senyumannyaaa....

Lo liat barusan? Ada pangeran tampan senyum ke kita.

Hah, tau gitu kan bisa gue foto tadi.

Dhyas merasa sedikit tak enak dengan tatapan para gadis itu. Dengan sangat jelas mereka menampakkan kekagumannya pada Dhyas yang sudah duduk manis di tempatnya.

"Anak-anak, kembali fokus ke depan!" perintah Bu Retno. Melihat siswinya terus menengok ke belakang memperhatikan Dhyas, Bu Retno jadi jengah sendiri.

"Tau lo pada... lebay banget, gitu aja diliatin, cuma murid pindahan doang. Masih gantengan juga gue," sahut salah satu siswa lelaki tak terima. Dia Radit. Salah satu siswa yang jadi biang rusuh di kelas XII IPA 1.

Twin'kle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang