Chapter 20

69 13 35
                                    

#Flashback.8.jam.yang.lalu

Krieett

Lina membuka pintu kamar Yumna sangat pelan. Sembari setengah menutup mata, ia pun berjalan menuju dapur, membuka kulkas lalu mengambil botol air mineral.

Ia teguk separuh airnya dalam keadaan mata terpejam. Setelah di rasa tak lagi haus, ia taruh kembali botol tersebut ke tempat asal.

Lina menguap, seraya berjalan pelan menuju kamarnya. Namun kamar tersebut terkunci. Karena setengah sadar, ia lupa kalau tadinya dia tidur di kamar Yumna. Lalu karena kantuknya tak tertahan, ia pun beralih menuju sofa, dan melelapkan diri disitu.

*krieett*

Suara pintu terbuka kembali terdengar. Arahnya dari kamar mandi. Disitu ada Dhyas yang tengah sibuk membenarkan resleting celananya.

Matanya menatap lurus, lalu tak sengaja melihat kulkas yang menganga lebar. Pikirnya, siapa yang membuka kulkas malam-malam begini? Sedang apa? Mencari makanan? Owh... Mungkin dia tengah kehausan dan mencari minuman di dapur.

Kemudian sebelum menutup kulkas itu kembali, nampaknya Dhyas tergiur dengan kesegaran air minum di dalamnya. Ia teguk sedikit airnya lalu ia tutup kembali lemari pendingin tersebut.

Saat ia akan kembali, tiba-tiba terdengar rengekan seorang perempuan dari ruang tamu. Seketika bulu kuduk Dhyas berdiri, merinding sendiri.

"Siapa tu? Masak iya ada makhluk halus disini?" pikirnya berbisik pelan.

Ia putar bola matanya mengelilingi sekitar, namun hanya kegelapan yang di dapatnya. Ingin sekali ia menyalakan lampu, tapi bagaimana kalau ada yang terusik dengan hal tersebut.

*Engghh...*

Suara itu kembali terdengar lebih jelas dari sebelumnya. Membuat rasa penasaran Dhyas semakin memuncak untuk mengetahui siapa disana.

Masak iya Lina? Atau Tante Yumna? Ngapain mereka disitu? Begitulah pikirannya berkutat.

Tak ingin menduga-duga, Dhyas pun mendekat ke ruang tamu. Dan... Ternyata memang ada seseorang yang tengah tertidur di sofa.

Siapa dia?

Cahaya di ruangan tersebut tak cukup terang. Namun samar-samar mulai terlihat siapa sosoknya saat Dhyas diam-diam duduk mendekat.

Untung saja ada lampu dari luar yang masuk lewat sela jendela pintu depan. Jadi disitu, Dhyas akhirnya tahu bahwa suara perempuan tadi berasal dari Lina.

"Ternyata elo makhluk halusnya." Dhyas pun menghembuskan napas lega.

"Egghh Papa... Jangan pergi!" Tiba-tiba Lina kembali bersuara. Dia mengigau, dengan ekspresi wajah gelisah.

Dhyas yang tadinya menatap Lina lekat, kini tak lagi melihat ke arahnya. Ia malah mendekatkan telinganya ke wajah Lina. Karena ia lebih tertarik pada kata-kata yang Lina ucapkan dari alam bawah sadarnya.

"Papa..."

Kini Dhyas bisa mendengar jelas igau-an cewek itu. Lalu saat tangannya tak sengaja menyentuh tangan Lina, cewek itu sedikit terjingkat kaget dalam tidurnya. Sontak, ia jadi ketakutan lalu spontan memeluk leher Dhyas yang ada di dekatnya.

"Enggak Pa... Jangan pergi!! Nanda bohong... Nanda juga kangen Papa..."

Igauan Lina semakin menjadi, wajahnya nampak semakin gusar. Dhyas yang tengah di peluknya, merasa tercekat seketika. Tiba-tiba entah karena apa dadanya terasa sesak. Antara gugup kesulitan bernapas karena dekapan Lina dan cemas karena melihat wajah Lina tak tenang dalam lelapnya.

Twin'kle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang