Chapter 11

74 14 28
                                    

Happy Reading :)
Semoga suka ya :)
Jangan lupa vote dan komen
yang banyak guys :D

***

Kenangan beberapa tahun yang lalu itu kembali mengiang di kepala Dhyas. Teringat akan hal yang selama ini ia rindukan. Ia sempat berpikir, akan seperti apa rupa gadis kecil yang dulu sangat lucu dan bergantung padanya itu? Apakah dia masih tetap sama? Apakah dia juga merindukannya?

Seketika terulas senyuman manis yang terukir di bibirnya. Ia jadi senyum-senyum sendiri mengingat hal itu, sampai ia lupa bahwa gadis itu sedang ada bersamanya saat ini.

*Sreett... Nyiit*
Tiba-tiba Dhyas terbangun dari lamunannya. Ia tersadar, lalu menghadap ke arah sumber suara.

"Eh astaga... Lo koq nggak bilang-bilang sih kalo mau naik? Bisa gue aja kan?" Dhyas memekik kaget, kemudian dengan sigap menghampiri Lina dan membantunya.

Di lihatnya Lina tengah berdiri di atas tangga perpustakaan sedang membereskan dan meletakkan buku-buku tebal yang sudah berdebu dan berantakan di atas sana.

Lina melihat kebawah sejenak. "Nggak usah di pegangin! Gue nggak butuh bantuan lo. Tangganya juga udah seimbang," sahutnya ketus, lalu beralih fokus pada buku-buku di depannya.

Nih cewek, kenapa jadi keras kepala gitu sih? Pengkal banget di bilangin. Dhyas menghembuskan napas kasar.

"Ya tapi itu kan kerjaan cowok. Gimana kalo lo jatoh?"

"Nggak akan," putus Lina singkat.

Tapi tak peduli Lina mengusirnya, Dhyas tetap berada disitu memegangi dua kaki tangga kuat-kuat. Tak terlalu tinggi dan terlihat aman memang, tapi tetap saja Dhyas tak bisa menganggap remeh masalah itu.

*Brakk*
Beberapa buku tebal tak sengaja berjatuhan ke lantai karena tersenggol lengan Lina.

Duhh, kenapa pake jatoh segala sih?

Lina pun menggigit bibir bawahnya panik. Ck... Bikin repot.

Lina melihat-lihat ke arah bawah, mengecek berapa buku yang telah terjatuh.

Sedang Dhyas sibuk memperhatikan gerak-gerik cewek itu yang tengah kebingungan. Dia pun memutar bola matanya jengah. "Masih mau bilang nggak butuh bantuan gue?" tanyanya menyindir.

Lina jadi semakin jengkel di tanya seperti itu. Kesannya, dia tidak bisa memegang ucapannya sendiri. Alisnya pun terpaut kesal. Ingin rasanya dia merutuki kecerobohan yang sudah di lakukannya itu.

"Perlu bantuan enggak?" Dhyas menyeringai menggoda. "Mau gue ambilin?" tawarnya semakin meledeki.

"Enggak."

Dan tentu saja dia menolak keras bantuan dari Dhyas. Gengsi dong, udah bilang nggak butuh bantuan tapi tiba-tiba minta bantuan. Lina berubah haluan seperti itu? Enggak mungkin. Bukan Lina banget.

"Owh yaudah," ujar Dhyas santai.

Lina pun terpaksa harus turun lagi untuk membereskan buku-buku yang berantakan itu. Dengan wajah memberenggut, dia menatap tajam ke arah Dhyas. Yang di balas dengan siulan oleh Dhyas. Dia berlagak mengalihkan pandangannya ke atas tak melihat Lina. Berlagak cuek dengan kesibukan yang dilakukan Lina.

Bener-bener ni cowok.

Lalu setelah buku yang berserakan tadi sudah ada di tangannya, Lina pun bersiap-siap naik kembali.

Dhyas pun melirik sekilas, ia jadi tak tega jika harus membiarkan cewek itu naik lagi ke atas dengan membawa buku-buku tebal itu.

"Eh-eh. Udah-udah sini biar gue aja!" cegatnya mencoba merebut buku yang ada di tangan Lina.

Twin'kle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang