Taeyong membuka matanya perlahan, putih, hanya itu yang dilihatnya, putih yang menyilaukan, ia berusaha mengangkat tangannya tapi gagal, mengerjapkan matanya, sekali, dua kali, pandangannya mulai menjelas.
"Nghh" desah Taeyong sambil terus berusaha memfokuskan pandangannya. Saat pandangannya sudah benar-benar fokus, rasa sakit menghantam kepalanya dengan hebat.
"Arghh!" Erang Taeyong sambil memegangi kepalanya dengan tangan.
"Taeyong!" Terdengar suara seseorang memanggilnya. Taeyong berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa sakit di kepalanya dan membuka matanya lagi.
"Yu..ta? Ke...palaku..sakit" rintih Taeyong tersendat saat ia melihat wajah Yuta di atasnya, tampak kekhawatiran di mata pemuda Jepang itu.
"Ahh iya, tidak apa-apa. Kata dokter rasa sakitnya akan segera hilang setelah obatnya bekerja" jelas Yuta.
"Dokter? Apa yang terjadi?" Tanya Taeyong masih sambil menahan kepalanya yang berdenyut hebat. Ia berusaha melihat ruangan tempat ia berbaring saat ini, tapi tidak mengenalinya.
"Akan kuceritakan nanti—" kata Yuta cemas "—err Yongie tapi kenapa kau tetap manis walau sakit begini ya?"
"AKHH!" Yuta menjerit beberapa detik setelah menanyakan pertanyaan bodohnya pada Taeyong, tangannya serasa terbakar oleh api yang tak kasat mata. Yuta langsung menolehkan kepalanya, ke arah sofa.
Jung Jaehyun sedari tadi duduk di sofa itu, hanya memandangi interaksi Yuta dan Taeyong dengan pandangan jengah.
"Kau apa-apaan sih Jae!" Kesal Yuta.
Jaehyun menghela napasnya, ia bangkit berdiri dan berjalan menghampiri ranjang Taeyong "kau yang apa-apaan. Dia masih sakit, jangan hanya membual padanya, kau membuatnya tambah sakit kepala"
"Sakit kepala apanya? Aku memujinya kok. Taeyong tetap manis walau sakit begini, iyakan Yongie?" Yuta mencari pembelaan Taeyong yang tersenyum tipis melihat perdebatan Jaehyun dan Yuta.
"Kalau kau temannya maka tidak apa-apa mengatakan begitu—"
"Tapi aku memang temannya" potong Yuta.
"Kau mantannya. Kau hanya membuatnya tambah pikiran. Sudah sana menyingkir Yut, biar dia istirahat dulu. Melihat wajahmu itu pasti membuatnya pusing" kata Jaehyun ringan.
"Apa katamu?!"
"Sudah. Sudah" Taeyong tersenyum geli, ia tak menyangka orang yang ia kira super dingin seperti Jaehyun ternyata bisa bercanda seperti itu, yeah walau kata-katanya tetap menusuk hati.
"Aku tidak apa-apa kok kalau Yuta di sini, dia sudah kuanggap teman sejak lama""Tuh kau dengar!" Yuta menjulurkan lidahnya pada Jaehyun "tapi Yongie, kau yakin cuma teman? Huuh aku sedih" Yuta berakting sok sedih.
"Menjijikkan" desis Jaehyun sambil melirik Yuta tak suka.
Taeyong tertawa pelan. Tapi kemudian ingatannya kembali, api, kuning, orange, jingga yang beberapa waktu lalu ia lihat, panasnya bahkan Taeyong bisa merasakannya, dan api itu— mengelilingi Jaehyun.
Mata bulat Taeyong tiba-tiba memandang Jaehyun tajam "apa yang terjadi?"
Jaehyun cukup terkejut Taeyong tiba-tiba mengajaknya bicara.
"Oh Taey tadi ada kecelakaan kecil, terjadi arus pendek listrik di kabel yang diinjak oleh Jaehyun di ruang ganti itu" Yuta berusaha menjelaskan.
Taeyong menautkan alisnya, arus pendek?
"Kau yakin seperti itu?" Tanya Taeyong dipenuhi keraguan.
"I..iya..mau bagaimana lagi?" Yuta berkali-kali melirik Jaehyun "memang apa yang mungkin terjadi selain itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate ◽JaeYong ✔
Fanfiction[END] Lee Taeyong, pengidap pyrophobia yang bertemu dengan si penguasa api takdir? Lee Taeyong x Jung Jaehyun ❗Boy x Boy ❗don't like? don't read!