Shichi

12.6K 2.1K 162
                                    

Note: makasii buat yg udh vote & comment, maaf dua hari ini aku bener2 lg ga ada kata2 untuk ngelanjutin ini FF, jadi maaf klo rada aneh bahasanya,

and aku jg jadi ga ada kata2 jg buat balesin komentar 2 hari ini... Hehe maaf yaa~
Tp tetep dibaca kok
.
.

.
Jam sebelas malam— seorang laki-laki menghentikan mobilnya di depan sebuah halte bus di pinggir jalan. Guyuran air hujan terdengar sangat keras menerpa kaca dan atap mobil, hujan yang terus-menerus mengguyur kota Seoul selama tiga jam yang lalu.

Laki-laki itu Jung Jaehyun, tanpa menunggu apapun lagi ia membuka pintu mobil dan keluar, mengabaikan ribuan air hujan yang bagaikan es tajam menembus kulitnya, dalam hitungan detik tubuhnya sudah basah semua.

"Taeyong?!"

Panggil Jaehyun saat mendapati seorang laki-laki yang meringkuk di kursi halte, matanya hanya terbuka setengah, badannya bergetar hebat, bibirnya pucat pasi.

"Taeyong kenapa kau— akh!" Jaehyun menghentikan langkahnya sejenak saat ia merasakan nyeri di bagian perutnya.

Taeyong yang mendengar suara Jaehyun perlahan membuka matanya sempurna dan memandang ke depan, matanya langsung terbuka seutuhnya saat mendapati Jaehyun yang berdiri sambil membungkuk sedikit memegangi perutnya dengan wajah kesakitan.

"Jae—hyun?" Gumam Taeyong, suaranya terkalahkan oleh derasnya hujan.

Setelah bisa mengatasi rasa sakitnya Jaehyun mengangkat kepalanya. Taeyong sangat terkejut saat mendapati wajah Jaehyun yang dipenuhi luka lebam, bahkan pelipisnya tampak sedikit sobek, belum bibirnya yang masih tampak merah terkena darah yang tampak mengkilap terkena guyuran air hujan.

"Jaehyun— kau kenapa?" Taeyong berusaha bangkit berdiri, tetapi kakinya tidak kuat menahan berat tubuhnya sendiri, hingga ia kembali terduduk.

"Aku baik-baik saja. Kau yang kenapa?" Jawab Jaehyun mantap, ia segera menghampiri Taeyong.

.
.
.
.
.

Jaehyun berkali-kali melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh kurang limabelas menit, padahal ia berjanji akan menemui Taeyong di depan perusahaan Johnny pukul tujuh tepat, ia masih di jalan saat ini, menunggu di lampu merah.

"Akhh kenapa lampunya tidak cepat berganti!" Maki Jaehyun. Laki-laki itu baru saja dari rumah Yuta dan harus terpaksa berhenti cukup lama di pom bensin untuk mengisi bensinnya yang habis, ia lupa mengeceknya sebelum berangkat.

Lampu berubah hijau, Jaehyun menginjak gasnya dengan mantap. Tetapi belum ada satu kilo dari lampu merah itu ia menepikan mobilnya di pinggir jalan, karena mendapat telepon dari seseorang, dan orang yang meneleponnya cukup membuat Jaehyun terkejut.

Setelah menarik napas beberapa kali, Jaehyun mengangkat teleponnya.

"Tuan muda Jung?" Ada sapaan dari seberang.

Jaehyun menghirup napas dalam dan terkekeh kecil, menertawai dirinya sendiri yang mengira jika ayahnya lah yang berbicara langsung, tapi sepertinya malah menyuruh bawahannya.

Jaehyun tahu, ayahnya tidak akan pernah meneleponnya jika tidak ada urusan mendadak.

"Hm?" hanya dehaman yang dikeluarkan Jaehyun.

"Tuan Jung Yunho memerintahkan Tuan Muda untuk segera pulang sekarang" jelas orang di seberang telepon.

"Aku sibuk" balas Jaehyun kesal, ia melirik jam, dan sudah jam tujuh kurang lima menit. Ia benar-benar harus segera pergi dan menjemput Taeyong, Jaehyun tidak mau Taeyong menunggunya.

Our Fate ◽JaeYong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang