Taeyong berjalan lunglai menuju apartemennya, matanya tak fokus, dan di kepalanya hanya terputar terus ingatan tentang Jaehyun yang membentaknya beberapa saat yang lalu. Taeyong tak suka dibentak, tapi ia sudah biasa, namun kenapa rasanya kali ini berbeda?
"Lee taeyong"
Taeyong bahkan tak mendengar saat seseorang memanggilnya, ia sibuk memasukkan password apartemennya yang sudah salah ia masukkan hingga dua kali.
"Taeyong!" Sekarang orang yang memanggilnya mengguncang bahunya hingga Taeyong tersentak kaget.
"Eoh. Paman Donghae?" Mata bulat Taeyong melebar saat melihat pamannya yang selama ini bekerja di luar negeri itu tiba-tiba berada di hadapannya.
Ia berpikir apakah sekarang dirinya sedang berhalusinasi? Memikirkan pamannya karena merasa kesepian dan butuh teman? Tapi rasanya tidak seperti itu. Sosok paman yang berdiri di hadapannya kali ini terlihat sangat nyata.
"Kau melamun? Iya ini aku Donghae, pamanmu" ucap Donghae sambil memandang Taeyong tak percaya, bukankah seharusnya keponakannya itu memeluknya saat ini? Atau paling tidak memberinya sambutan hangat? Bukannya ekspresi terkejut dan membeku seperti ini, seolah Donghae setan saja.
"Oh... Selamat datang paman" kata Taeyong canggung sambil membungkukkan badannya.
"Hei ada apa denganmu? Tidak bertemu beberapa tahun, kenapa responmu jadi seperti ini? Tidak mau memberiku pelukan?" tanya Donghae yang tidak mengerti dengan sikap Taeyong.
"Eo—eoh ya pelukan"
Donghae melebarkan senyumannya ia langsung memeluk Taeyong, mengabaikan respon pemuda Lee itu yang tiba-tiba tubuhnya menegang.
"Hhh lama tak bertemu ya" ujar Donghae setelah melepas pelukannya.
"Umm iya.. Ayo masuk dulu paman" Taeyong mempersilakan, dirinya sudah cukup tersadar dari keterkejutan saat ini.
Ia membukakan pintu apartemennya lebar-lebar.Setelah Donghae masuk, Taeyong juga masuk lalu menutup pintunya.
"Mm silakan duduk, Paman mau minum apa?" tawar Taeyong masih dengan nada canggung.
Donghae tersenyum "apa saja Taeyong"
Taeyong mengangguk mengerti lalu berjalan menuju dapur.
Donghae yang ditinggal sendirian di ruang tengah sibuk melihat-lihat sekitar, dan ia tersenyum penuh arti saat menemukan sebuah fakta yang baru ia ketahui.
"Huh kau tidak memasang foto keluarga ya?" gumamnya sambil melihat ke sekeliling.
"Hhh padahal adikku, Lee Min Ho dan istrinya Suzy itu cantik dan tampan, kenapa Taeyong tidak mau memasang foto kedua orang tuanya itu?" Donghae bergumam lagi.
(😆😆😆Lee MinHo & Suzy ortunya TY)
"Kau mengatakan sesuatu Paman?" tanya Taeyong sambil membawa dua gelas dalam satu nampan dan meletakkannya di meja.
"Ahh tidak"
Donghae menyusul untuk duduk di sofa milik Taeyong.
"Jadi— maaf paman kalau aku terlalu to the point, tapi ada alasan apa paman datang kemari?"
"Ah itu—" Donghae menggantungkan kalimatnya, ia menatap ke arah buket bunga yang dibawa Taeyong sejak datang tadi, yang sekarang diletakkan di atas meja.
"—hari ini hari peringatan kematian kedua orang tuamu kan. Jadi yah aku ingin hadir di sini, untuk ponakanku" jelasnya sambil tersenyum lembut.
Taeyong berusaha menyunggingkan senyum tipisnya "terimakasih paman, tapi aku baik-baik saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate ◽JaeYong ✔
Fanfiction[END] Lee Taeyong, pengidap pyrophobia yang bertemu dengan si penguasa api takdir? Lee Taeyong x Jung Jaehyun ❗Boy x Boy ❗don't like? don't read!