Juu-Shi

9.5K 1.4K 93
                                    

"Jae—Jaehyun lepas" lirih Taeyong dalam pelukan Jaehyun.

Tapi jujur saja jika Taeyong sebenarnya tidak mengatakannya dari hati, malah kebalikannya, hatinya berkata agar Jaehyun terus memeluknya seperti ini. Tapi Taeyong tidak boleh egois, ia harus mengerti keadaan.

"Biarkan dulu sebentar" bisik Jaehyun. Laki-laki bermarga Jung itu saat ini sedang memejamkan mata sambil melingkarkan tangannya erat di pinggang Taeyong, ia ingin menikmati sensasi aneh yang selalu ia rasakan jika berada dekat dengan Taeyong.

Taeyong menyerah, ia berdiri diam tanpa membalas pelukan Jaehyun, pikirannya berantakan. Ia sebenarnya juga sama seperti Jaehyun, tak tahu apa yang terjadi pada dirinya sendiri, pokoknya jika bertemu pemuda Jung itu, rasanya ada sensasi aneh yang memenuhi dirinya, dan saat tidak bertemu dengan Jaehyun, rasanya ia sangat merindukan laki-laki itu.

Laki-laki bersurai cokelat terang itu selama ini selalu mengingatkan dirinya sendiri jika Jaehyun itu temannya, dan sudah memiliki Winwin, tapi begitu Jaehyun datang seperti ini, semua pertahanannya runtuh begitu saja. Ingin rasanya Taeyong meneriakkan pada Jaehyun jika ia juga merindukan laki-laki itu, tapi semua kata-katanya terhenti di tenggorokan.

"Jaehyun lepas!"

Akhirnya dengan mengumpulkan keberanian pemuda Lee itu mendorong kuat dada Jaehyun hingga laki-laki itu melepas pelukannya dengan terpaksa.

"Jangan lakukan itu, kau bisa menimbulkan salah paham pada orang lain" kata Taeyong sambil menunduk menghindari tatapan Jaehyun.

"Apakah salah? Jika aku memeluk temanku?" Tanya Jaehyun dingin.

Taeyong mengangkat kepalanya, ia melihat tepat ke manik Jaehyun yang tampak dingin dan penuh misteri. Taeyong sama sekali tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan Jaehyun lewat tatapan mata sedatar itu.

"Tidak ada yang salah dengan pelukan kepada teman—" ujar Taeyong.

"—yang salah adalah waktu dan keadaannya Jaehyun" sambungnya.

"Kenapa seperti itu?" Tanya Jaehyun tak mengerti.

"Kau mempunyai Winwin, aku tak mau membuat kesalah pahaman dengannya" jelas Taeyong berusaha kuat saat mengatakannya.

Jaehyun terdiam beberapa saat.

"Lalu apa? Kalau aku tidak bersama Winwin aku bebas memelukmu?"

"Tidak begitu. Jangan begitu Jaehyun, apa kau tidak sadar kalau kau menyakitinya?" Tanya Taeyong sambil menunduk, ia tidak kuat jika harus menatap mata Jaehyun.

"Kenapa ia harus tersakiti kalau aku memeluk temanku?" Jaehyun masih menuntut penjelasan.

Hati Taeyong terasa teremas mendengar pertanyaan Jaehyun, kata-katanya seolah menegaskan status mereka berdua.

"Jaehyun, kau tak mengerti" lirih Taeyong.

"Kau yang tak mengerti Taeyong" balas Jaehyun, kemudian pemuda Jung itu meletakkan tangannya di dagu Taeyong, sebelum pemuda Lee itu menjerit tertahan.

"Kenapa?!" Tanya Jaehyun tak mengeri.

"Tanganmu panas" keluh Taeyong dengan tatapan ngeri, entah bagaimana belakangan ini setelah kejadian di festival Taeyong lebih sensitif dengan api dan apapun yang panas, rasa takutnya berlipat dua kali dari biasanya.

"Maafkan aku" sesal Jaehyun. "Tapi tadi kau tidak merasakan panas saat kupeluk"

"Aku juga tak tahu apa yang terjadi Jaehyun" ujar Taeyong. "Tapi yang jelas hal itu juga sangat aneh untukku, dan memberiku alasan tambahan jika aku tak bisa terlalu dekat denganmu, kau aneh Jaehyun"

Our Fate ◽JaeYong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang