3

749 91 12
                                    

*Part ini Kyuhyun cuma namanya aja yang muncul.

Don't forget to click the star :)
.
.
.

China, 2006

Eunjae menghela nafasnya pelan, yah pada akhirnya disinilah dia. Ditempat persembunyiannya. Tempat yang sudah dipilihkan untuknya. Tempat yang...ya Tuhan! Ia bahkan baru pertama kali berada disini!

Tak ada satupun yang ia kenal, tak ada satu daerahpun yang dia tau arahnya. Tuhan, seketika ia merasa bimbang, apakah ia bisa bertahan di tempat antah brantah ini?

Hell, yah meskipun Eunjae tau ini bukan di hutan blantara sana yang bahkan untuk menemukan seorang manusia hidup saja susah, tetapi tetap saja Eunjae merasa asing.

17 Tahun hidup di Korea. Meski sendiri, Korea tetaplah tanah kelahirannya. Dimana ibunya melahirkan ia, dan tempat dimana pula ibunya dikebumikan. Dan yah, meskipun tempat dimana ia ditinggalkan. Tapi Korea tetaplah Korea, negara yang seharusnya melindunginya dari segenap bahaya apapun, termasuk ibunya Kyuhyun.

Eunjae menarik kopernya pelan, ditangannya hanya ada secarik kertas bertuliskan alamat dimana ia akan tinggal. Ayah Kyuhyun yang memberikannya, bersamaan dengan ia menerima satu lembar tiket menuju ke China beserta visa dan passpor.

Sekali lagi, Eunjae tersenyum miris. Ayah Kyuhyu telah menyiapkan segalanya, apapun yang Eunjae butuhkan. Tapi, sejujurnya ada satu hal yang tidak bisa ayah Kyuhyun wujudkan.

Ya, Eunjae butuh Kyuhyun. Butuh ayah dari anak yang dikandungnya. Walau bagaimanapun, Eunjae pernah merasakan bagaimana sakitnya ditinggalkan ayahnya dan ia tidak ingin anaknya merasakan hal yang sama. Mengingat hal itu benar-benar membuatnya kembali ingin menangis.

Ini berat, tentu saja. Untuk seusia Eunjae untuk menghadapi ini semua sungguh luar biasa. Bisa saja Eunjae langsung mencoba bunuh diri, atau paling tidak mencoba berbagai macam cara untuk melenyapkan kandungannya. Tapi Eunjae tidak, ia mencoba berfikir realistis. Anaknya tidak salah, yang salah ialah Eunjae dan Kyuhyun.

Eunjae harus memiliki sikap. Yah, bagaimanapun dia sudah memilih jalan ini. Jalan dimana seseorang juga akan membantunya melindungi anak ini. Meski berat, ia harus bertahan.

Eunjae mencoba sedikit tersenyum dan mengusap perutnya. "Mari kita lawan dunia. Just hold my hand dan mari kita taklukan dunia bersama." Ucapnya dengan semangat baru yang muncul.

Baik, tapi sebelum menaklukan dunia mungkin Eunjae harus mencari taksi untuk sampai ke alamat yang diberikan oleh ayah Kyuhyun ini.

Matanya memutar, dimanakah ia bisa menemukan taksi?

Permasalahannya adalah ia tidak tahu dimana tempat pemberhentian taksi dan tempat dimana ia berdiri saat ini tidak ada satupun taksi yang terlihat. Yang ada, justru mobil pribadi yang asal parkir sebentar untuk menurunkan barang-barang atau hanya sekedar mengantar sampai pintu masuk.

Ia ingin bertanya, namun ia tidak melihat satu orang pun yang kemungkinan ia bisa tanyai. Lagi pula, ya Tuhan, Eunjae merasa menyesal karena tidak menguasai bahasa asing. Bahkan bahasa Inggrisnya pun bisa dikatakan masih level SD.

Eunjae meringis, ia mengusap perutnya yang tiba-tiba berbunyi. Padahal ia yakin sekali sudah menghabiskan makanannya di pesawat tadi. "Sabar ya sayang, aku tau kau sangat lapar. Kita harus cari taksi terlebih dahulu, setelah itu mungkin kita bisa makan nanti."

[KYU🔜] LATEWhere stories live. Discover now