Matahari baru muncul beberapa saat yang lalu, tapi Luke sudah berjalan di depan gedung kantornya. Mengenakan jas kerjanya yang biasa, ia menghampiri sekelompok tentara bayaran berseragam hitam-hitam yang berbaris di halaman gedung.
"Selamat pagi, Tuan Anderson," sapa seorang anggota pasukan dengan wajah penuh bekas luka.
Luke memindahkan koper logam di tangan kanannya ke tangan kiri, kemudian menjabat tangan pria itu. "Anda Tuan Gallows yang memimpin mereka? Maaf, sudah membuat panggilan mendadak seperti ini, tapi situasi memang sangat genting."
"Tak apa. Toh, banyak anak buah saya yang cuma duduk-duduk di markas."
"Kalau begitu, bisa langsung kita mulai saja?"
"Silahkan."
Sedikit berdehem, Luke mulai berkata di depan pasukan itu, "Target kita kali ini adalah tiga subyek makhluk hidup yang berbahaya. Kalian pernah mendengar tentang manusia serigala hasil eksperimen kami, kan? Nah, itulah yang saya maksud. Dari chip pelacak khusus yang berhasil kami aktifkan kembali dari kejauhan, mereka sedang bergerak ke tiga arah yang berbeda. Kami belum tahu alasan mereka melakukan hal itu. Pesan saya adalah: usahakan tangkap mereka hidup-hidup, tapi kalau keadaan tak memungkinkan, kalian boleh membunuh mereka."
Luke menaruh koper yang dibawanya ke bawah dan membukanya, memperlihatkan isinya yang berupa tabung-tabung logam mirip kaleng cat semprot. "Ini adalah formula untuk menghilangkan bau apa pun dari tubuh kalian. Target kita punya penciuman yang tajam, bahkan bisa mendeteksi bau yang jaraknya ratusan meter. Kemampuan pendengarannya juga jauh di atas manusia biasa. Kalian sudah memakai sepatu kedap suara pemberian Fringe Global, kan?"
Setelah mengatakan hal itu, Luke mengeluarkan gulungan kertas dan tiga alat mirip ponsel berukuran kecil dari saku-saku jasnya
"Saya tekankan agar kalian tidak meremehkan mereka. Seperti yang kalian tahu, perusahaan militer privat yang kami sewa sebelumnya harus kehilangan banyak anggota," terang Luke lagi, menyodorkan gulungan kertas kepada Gallows. "Ini adalah data-data lengkap mengenai mereka, mulai dari kemampuan sampai kelemahan mereka."
"Terimakasih," balas Gallows, menerima gulungan itu.
Luke lantas mengangkat tiga alat di tangannya. "Ini adalah alat untuk melacak mereka. Selamat bekerja."
Sewaktu menyerahkan alat-alat itu kepada Gallows, Luke berbisik, "Sebenarnya perusahaan kami mempunyai target-target manusia juga. Kemungkinan, mereka akan bersama subyek-subyek itu. Jadi, misalkan kalian bertermu target-target itu, apa kalian berani melakukan sesuatu yang lebih?"
"Tentu saja biayanya berbeda, Tuan." Terkekeh pelan, Gallows balas berbisik.
"Tak masalah. Nanti saya akan mengirim foto mereka ke ponsel Anda. Tapi ingat, ini harus disimpan rapat-rapat, bahkan dari atasan saya. Dan tenang saja, korban berapapun yang jatuh tak jadi masalah. Sayalah yang akan bertanggung-jawab."
Medapat anggukan mantap, Luke beranjak dari tempatnya, sementara Gallows mulai memberi instruksi.
"Kalian sudah dengar perkataan Tuan Anderson. Kita semprotkan formula ini ke tubuh dan senjata kita, lalu kalian akan kubagi menjadi tiga tim. Alpha, Beta, Gamma..."
Begitu memasuki lobi perusahaan yang masih kosong melompong, Luke melemparkan dirinya ke sofa, menghirup napas dalam-dalam, kemudian membuka ponsel, mengirimkan foto Mia, Zada, dan Theo kepada Gallows. Walaupun belum mendapat izin menghabisi mereka, Luke tak peduli. Bagaimanapun ketiga orang itu adalah ancaman. Ia bisa membuat alasannya nanti.
Ia tak habis pikir, mengapa Mia membawa subyek-subyek itu? Bukankah wanita itu sudah punya subyek yang bahkan lahir dari rahimnya sendiri.
Luke menegakkan tubuhnya. Otaknya mulai dirajam pertanyaan-pertanyaan. Tadi malam polisi yang disuapnya itu memberi informasi kalau seseorang membawa pergi subyek yang ditengarai milik Mia. Anak buah Miakah yang melakukannya? Ataukah orang lain? Jangan-jangan subyek 16? Ya, subyek yang hilang tiga tahun lalu itulah yang punya kesempatan paling besar mengalahkan subyek milik Mia. Apakah ini yang membuat Mia kelabakan, sehingga mencuri tiga subyek lab untuk mencari subyeknya sendiri atau mungkin juga demi menghabisi subyek 16?

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Moon Illusion [END]
WerewolfSEKUEL MOON GODDESS' CHOSEN ONE Bulan purnama masih indah di mata Sig, meski benda langit itu hanyalah simbol dari angan-angannya. Namun, kehidupan Sig tak hanya melulu tentang romantisme dirinya dan rembulan. Di dadanya masih ada ambisi. Pertanyaan...