———————————————Ale dengan semua sifat cuek dan masa bodohnya terhadap suatu hal memang sudah menjadi sifat buruk yang diketahui oleh semua orang yang mengenal gadis berperawakan tinggi itu.
Tapi akhir-akhir ini Alexandria sedang lagi banyak pikirkan, gadis itu menyadari jika dari dulu hingga sekarang begitu banyak hal yang terlalu dia masa bodohi, sampai-sampai ada satu hal yang luput dari pengawasan Ale.
Yukhei dengan teman sekelasnya yang bernama Laluna.
Laluna Nada Melody. Ale baru saja mengetahui nama asli teman sekelas Yukhei itu saat rasa ingin tahunya membuncah setelah melihat bagaimana akrab dan bersahabtnya Yukhei dengan gadis bernama Laluna itu.
Interaksi keduanya sebenarnya bukan hal biasa bagi Ale maupun seluruh penghuni sekolah Garuda Sakti. Yukhei dan Laluna memang sangat sering dikait-kaitkan mengingat mereka berdua adalah pelajar berprestasi yang sangat sering mengikuti lomba dimana-mana.
Awalnya Ale sama sekali tidak merasa terganggu dengan semua itu, biarpun dikata Ale masih kekanak-kanakan dan suka marah-marah tidak tau tempat, Ale juga masih bisa membedakan mana hal yang harus dia urusi dan dia abaikan. Toh menurut Ale mereka hanya berteman, sebatas partner belajar untuk menghadapi lomba.
Marah-marah dengan Yukhei karna selalu bersama Laluna, rasa-rasanya hanya akan membuat Ale terlihat semakin tidak baik dimata orang-orang. Padahal kalau dipikir-pikir sejak kapan Ale memikirkan pandangan orang lain terhadap sikap dan hidupnya ?
Semuanya berawal dari rasa penasaran Ale yang selalu mendengar komentar-komentar manis dan begitu menyanjung kedekatan Yukhei dan Laluna.
"Kak Yukhei serasi banget sama Kak Laluna."
"Gila sih, mereka bener-bener definisi pasang goals kalo baneran jadian."
"Gue lebih dukung Kak Yukhei sama Kak Laluna."
"Sumpah mereka lucu banget kalo diliat-liat."
"Kak Yukhei yang ganteng emang cocok banget sama Kak Laluna yang cantik dan manis."
Dan masih banyak lagi yang lainnya, yang sudah tidak bisa Ale sebutkan satu persatu sangking muaknya.
Ale dengan semua sifat cueknya nyantanya tidak bisa membendung rasa tidak nyaman dihatinya yang mau tidak mau membuat dia selalu memikirkan hal itu terus menerus.
Apalagi ini sudah menyangkut seorang Yukhei.
Seperti biasa setiap kali jam istirahat datang Ale akan selalu pergi ke kelas Yukhei untuk mengajak lelaki itu pergi makan siang bersama di kantin. Senyumnya merekah ketika melihat Yukhei yang sudah berjalan ke arahnya.
"Ke kantin sekarang ???? Apa masih ada yang mau diurus ?"
Pertanyaan itu memang kerap kali ditanyakan Ale kepada Yukhei, dia paham posisi Yukhei sebagai ketua kelas, mengurus semua keperluan kelas memang sudah menjadi tanggung jawab Yukhei dan Ale tidak mau mengganggu.
"Gak bisa nemenin ke kantin."
"Loh kenapa ?"
"Aku harus ke perpus buat bimbingan olimpiade."
Ada rasa kecewa dari diri Ale ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut Yukhei. Mau marah, tapi dia urungkun. Dia harus mengerti posisi Yukhei, pacarnya itu memang sedang sibuk-sibuknya untuk persiapan menghadapi olimpiade yang akan diadakan tiga bulan mendatang.
"Yahhhhhh, sedih."
"Yaudah deh, aku kantin dulu kalo gitu."
"Mau dianterin makanan gak ????"