Kalau komennya rame baru aku lanjut wkwk
Sepanjang perjalanan cinta antara Ale dan Yukhei, moment dimana Yukhei marah karena kesal atau sebut saja ngambek kepada Ale adalah hal yang sangat jarang terjadi. Yukhei itukan tipe pendiam, apa-apa dibawa kalem, kadang Ale sampai tidak bisa membedakan saat dimana Yukhei sedang marah atau memang masa bodo dengan semuanya. Yukhei terlihat begitu susah ditebak, dan tentunya Ale sudah biasa. Makanya gadis itu sering tidak tau diri dan mengulang kesalahan yang itu-itu saja.
Tapi kali ini ada yang berbeda dari marahnya Yukhei, pria itu terlihat lebih manusiawi, seperti ada emosi yang hidup dalam jiwanya. Tidak seperti dulu-dulu yang selalu terlihat diam dan minim ekspresi.
Setela kejadian ngambek Yukhei karena tingkah sok-sok jual mahal Ale, kedua pasangan tersebut akhirnya benar-benar menuju kantin. Menuntaskan keinginan Yukhei untuk makan berdua bersama kekasihnya. Terus Makanan dari Laluna gimana ? Jangan ditanya, tentu saja sudah tidak diperdulikan oleh Yukhei. Wah ada kemajuan... akhirnya Yukhei bisa menolak sesuatu dari Laluna juga. Ale bersorak riang dalam hati. Dasar Mak Lampir...
"Jadi... pacarnya Ale mau makan apa nih ? Biar Ale yang pesenin."
Saat ini Alexandria sedang dalam mode menjadi pacar yang manis, karena melihat ngambeknya Yukhei tadi membuat kebahagian dalam jiwa Ale langsung muncul kepermukaan. Jarang-jarang loh si kulkas berjalan bisa penuh ekspresi seperti tadi. Ale harus syukuran...
"Aduh... mukanya kenapa seram begitu sih Kekew ? Ini lagi ditanya loh mau makan apa, jangan diam aja."
"Biar aku yang pesan."
"No no noooo, pangaren es duduk manis aja disini. Biar tuan putri yang melayani yaaa."
"Ck Al. Biar aku aja."
Yah kayanya ngambek beneran pemirsa. Biar kata Ale suka melihat Yukhei bisa menunjukkan emosinya, tapi tidak begini juga dong. Dicuekin pas lagi semangat memberi perhatian itu cukup menyakitkan loh, kaya nyesss aja gitu.
"Ih Kekew, yaudah deh terserah aja."
Mengalah saja, sekarang Yukhei sedang dalam mode tidak ingin didebat. Ale harus memahami biar ngambeknya Yukhei tidak menjadi malapetaka.
Hingga pada saat makanan datangpun raut wajah Yukhei sama sekali tidak berubah, aura dingin dari Yukhei semakin menguar kepermukaan, membuat Alexandria sedikit gugup juga panik. Takut jika keputusannya yang berniat ingin sedikit memberi ruang untuk Yukhei, malah justru menjadi alasan mereka semakin menjauh.
"Kew ngomong dong, jangan diam aja."
Semakin diajak ngobrol Yukhei justru semakin membungkam mulutnya, demi apapun ini sama sekali tidak masuk dalam renacana Ale.
"Makan, jangan ngomong terus."
Yaampun dinginnya, galak pula. Hingga selesai makanpun Yukhei tetap mempertahankan raut mneyeramkan di wajahnya. Tidak tau saja si Yukhei kalau si pacar sudah kalang kabut dibuatnya.
"Nanti pulang bareng kan ? Jangan lupa jemput ke kelas ya Kew !"
Perkataan Alexandria bagaikan angin lalu, sama sekali tidak berefek apapun. Yukhei melongos begitu saja menuju kelasnya, meninggalkan Alexandria yang terpaku di belakangnya.
Ini kenapa jadi begini sih ? Yukhei kenapa jadi baperan sekali ? Sumpah deh, jika tidak banyak orang Alexandria sudah pasti akan berteriak kesal dan menangis sejadi-jadinya. Tau sendirikan Alexandria itu seperti apa ? Ratu drama... apalagi.
Perasaan perih dan sakit hati yang Alexandria rasakan akibat acuh yang diberikan Yukhei terus bertahan hingga gadis itu masuk ke dalam kelasnya, Kinan dan Mala yang melihat wajah tidak bersahabat milik Ale sama sekali tidak mau membuka suara.