• baik-baik —-/———————————————
Baik-baik adalah kata pertama yang sering orang-orang ucapkan jika sudah berbicara soal Yukhei Nako Jaswender.
Pria berperawakan tinggi itu sering kali disebut-sebut sebagai anak baik-baik calon menantu yang akan membahagiakan mama dan papa.
Bukan tanpa alasan, Yukhei memang sebaik-baik itu.
Selama dia hidup, Yukhei sudah terbiasa hidup dijalan yang sudah dia buat sendiri. Lurus tidak pernah melenceng apalagi sampai tersesat.
Menurut Yukhei, menjadi baik-baik adalah harga mati yang harus dia bayar sebagai ucapan terima kasih kepada orang tuanya. Itu salah satunya.
Selebihnya, menjadi baik-baik memang sudah menjadi pilihan Yukhei. Dia merasa dengan menjadi baik-baik hidupnya akan nyaman, aman dan bahagia.
Tidak ada kata yang lebih dari indah selain kata bahagia. Menurut Yukhei sih seperti itu. Makanya dia akan terus berusaha untuk bahagia. Salah satunya adalah dengan menjadi baik-baik.
Tapi selain menjadi baik-baik ada bahagia lain yang tidak bisa Yukhei jabarkan keindahannya.
Menjadi pacar seorang Alexandria.
Ale, biasa cewek itu dipanggil, adalah definisi kebahagian yang sebenarnya setelah kedua orang tuanya. Padahal kalau dipikir-pikir, baik-baiknya Yukhei sangat bertolak belakang dengan baik-baiknya Ale atau katakanlah Ale sama sekali tidak ada baik-baiknya.
Itu dimata orang lain.
Tapi dimata Yukhei, Ale lebih dari kata baik-baik.
Bagi setiap orang definisi baik-baik pasti berbeda. Tanpa terkecuali Yukhei, Yukhei beranggapan jika baik-baik itu adalah ketika seseorang terus barada di zona aman yang dibuatnya. Tidak aneh-aneh tidak macam-macam.
Ale mencintainya dengan baik-baik, tidak pernah aneh-aneh dan macam-macam.
Setidaknya itu yang dia rasakan dari seorang Ale, dibalik semua sifat buruk yang sering orang sebutkan tentang Ale, dimata Yukhei Ale akan selalu terlihat baik-baik.
Baik-baik menyayanginya, baik-baik mencintainya.
"Kew, udah selesai ? Yuk ke kantin."
Kalo biasanya yang sering kita temukan adalah cowok yang menghampiri kelas si cewek untuk mengajaknya makan siang di kantin. Tapi tidak dengan pasangan satu ini.
Ale selalu mendatangi Yukhei ke kelasnya. Sudah terbiasa.
Terkadang Yukhei tidak enak hati melihat Ale yang selalu menunggunya didepan pintu kelas.
Yukhei itu ketua kelas, jadi setelah mata pelajaran berakhir, biasanya masih ada bebarapa tugas yang harus dia selesaikan.
"Ayok."
Walaupun Yukhei itu dingin, tapi sesekali dia bisa berperilaku hangat. Hanya untuk orang-orang tertentu tentunya.
Bersama Ale.
Yukhei akan menggandeng tangan Ale ketika mereka berjalan ke kantin. Pandangan iri dan kagum sudah jadi makanan sehari-hari untuk pasangan ini.
"Aku mau makan bakso yaaaa kew. Cabenya yang banyakkkk. Pasti enak."
"Ck Al."
Setiap kali bersama dengan Ale, Yukhei sering kali berdecak tidak suka. Seperti saat ini contohnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/150394771-288-k16408.jpg)