Seneng gak tuh Ale update lagi ...
Dari hampir seluruh pertengkaran atau salah paham yang terjadi diantara Yukhei dan Ale sudah pasti pihak Yukhei lah yang paling banyak menyumbang kerepotan, kan sudah pernah dibilang Yukhei itu adalah pihak yang paling penyabar, pihak yang akan selalu mengalah. Meskipun sangat kaku dan irit bicara Yukhei tidak pernah minus tindakan.
Seperti sekarang contohnya, setelah berkali-kali menerima penolakan panggilan telpon oleh Ale, pria berperawakan tinggi itu langsung sibuk bergegas mengambil jaket di lemari dan pamit kepada Mamanya untuk pergi keluar, sangking terburu-burunya Yukhei dia sampai tidak menyadari jika Laluna dan Mamanya masih duduk di sofa ruang tengah rumahnya.
Mengambil pelajaran dari masalah yang telah lalu, kali ini Yukhei sudah tidak ingin menunda-nunda dalam menyelesaikan masalah, terlebih urusannya adalah dengan Ale dan sumber masalahnya ada Laluna, demi apapun dua kombinasi ini benar-benar sebuah hal menakutkan untuk Yukhei. Kesalahpahaman Alexandria bisa-bisa menjadi lebih besar jika Yukhei mengulu-ngulur waktu.
Yukhei itu tidak bodoh ya, Yukhei cukup peka kok jika akhir-akhir ini Ale sangat sensitif dengan seorang Laluna, jadilah Yukhei dengan segera melajukan motor sport hitamnya menuju kediaman keluarga Adams. Sesampainya di depan gapura perumahan Ale, entah kesialan darimana hujan sudah turun dengan begitu derasnya, berfikir jika rumah Ale sudah di depan mata Yukhei tetap melajukan motornya dan dihadiahi dengan basahnya hampir seluruh pakaian Yukhei.
Dengan pakaian basah yang menetes di depan teras rumah Ale, Yukhei menekan bel rumah Ale dan langsung menjumpai Mama Ale yang begitu kaget dengan keadaan Yukhei yang basah kuyup.
"Yaampun calon mantu Mama kenapa bisa basah gini ? Aduh ... tunggu disini sebentar ya Mama ambilin handuk dulu, itu sepatunya dilepas aja dulu sayang."
Teriakan heboh sekaligus panik sang Mama membuat Kafka yang sedang berkumpul dengan teman-temannya di ruang tamu langsung datang menghampiri Yukhei.
"Lah napa basah-basah lo ? Gak pake mobil ?"
Yukhei hanya mengangguk sambil menerima handuk dari tangan Mama Ale.
"Ini kalau nenek lampir liat bisa habis lo kena omel."
Tolong ingatkan Yukhei jika Ale adalah satu-satunya orang yang akan sangat marah jika Yukhei basah-basahan karena kehujanan, pasalnya Yukhei itu alergi akan air hujan, badannya bisa merah-merah dan akan terserang demam setelahnya.
Yukhei hanya bisa meringis pelan mana kala teringat akan hal itu, handuk yang sedaritadi berada ditangannya juga belum dia pakai untuk mengeringkan tubuhnya yang basah.
"Kenapa diam aja sih nak, cepet itu dilap dulu badannya terus langsung ke kamar Ale aja, nanti Mama antarin baju Kafka buat kamu."
Kalimat perintah dari Mama Ale langsung membawa langkah kaki Yukhei menuju lantai dua dimana kamar Ale berada, tentunya dengan sudah mengeringkan sebagian tubuhnya yang basah tadi.
Pelan Yukhei mengetuk kamar Ale yang sedikit agak terbuka, yang biasanya menandakan ada seseorang di dalam sana, dan benar saja ketika Yukhei masuk ke dalam tanpa suara, langkahnya seketika terhenti manakala melihat pemandangan yang cukup menyakiti mata, dihadapannya telah berdiri sosok lelaki tampan yang sedang memeluk Ale erat, jemarinya dengan pelan mengelus surai rembut Ale, menenangkan dengan tepukan oleh salah satu tangnya dipunggung kecil Ale.
"Udah jangan nangis terus, ada Kak Teta disini."
Mendengar kalimatnya saja membuat hati Yukhei seperti sedang teraduk-aduk, sebenarnya pemandangan macam apa yang sedang dilihatnya saat ini ? Kenapa juga dua anak manusia yang berada dihadapannya sama sekali tidak menyadari kehadirannya, Yukhei benar-benar seperti orang ketiga saja.