———————————————Sudah semenjak beberapa menit yang lalu handphone Ale tidak berhenti bergetar. Ale sedang tidur, dia memang dengan sengaja mematikan nada dering handphonenya. Berpuluh-puluh pesan WhatsApp sudah memenuhi pop up notification Ale.
Tadi setelah pulang sekolah, Ale sengaja tidak langsung menghubungi Mas Kafka untuk menjemputnya, dia malas menghubungi kakak lelakinya itu karna dia yakin kakaknya itu akan menghujaninya dengan banyak pertanyaan.
Semua orang tau jika Ale tidak pernah sekalipun tidak diantar oleh Yukhei, hanya sesekali Ale akan pulang sendirian itupun jarang. Seperti tadi sore contohnya. Maka dari itu Ale sangat malas jika nanti kakaknya yang dia panggil Mas Kafka itu akan bertanya inilah-itulah yang ujung-ujungnya akan mengejek Ale. Ale benci itu.
Ale pun berakhir pulang dengan memesan taksi online yang sangat amat dibenci oleh Yukhei. Selagi masih ada orang yang yang dikenal dan mau repot-repot mengantar Ale, Yukhei akan lebih memilih menitipkan Ale pada orang-orang itu.
Yukhei tidak suka Ale diantar oleh orang asing, terlebih terkadang supir taksi online itu banyak yang masih muda dan juga tampan, kalau Ale yang ada di dalamnya sudah pasti lelaki seperti itu suka menggoda bahkan dengan terang-terangan mengajak Ale berkenalan. Lebih parahnya lagi, banyak dari mereka justru sudah mengenal Ale, anak hits instagram tidak mungkin tidak tau Ale.
Tadi setelah pulang dari sekolah, Ale benar-benar lelah. Lelah badan, lelah hati, lelah pikiran. Sudah seperti orang-orang yang hidupnya berat sekali, padahal hanya karna memikirkan kedekatan Yukhei dan Laluna membuat gadis itu jadi uring-uringan. Ratu drama kalau kata Kinan dan Mala.
Berendam selama berjam-jam dikamar mandi biasanya memang menjadi kebisaan Ale kalau sudah merasa penat dan lelah, kadang sangking lamanya dia di dalam, ujung-ujung jari kulit Ale malah menjadi mengkrucut.
Tidur dikasur kesayangan setelah berendam adalah hal paling menyenangkan dan disukai oleh Ale. Ale kalau sudah tidur dari sore, bangunya bisa tembus hingga pagi lagi, tapi kali ini Ale lagi tidak sekebo itu, perutnya lapar mau tidak mau membuat Ale membuka matanya untuk pergi ke dapur dan mengisi perutnya.
Niatnya setelah makan Ale mau tidur lagi. Tapi hal itu dia urungkan karna ketika dia keluar dari dapur, Ale malah menemukan Yukhei yang sedang duduk di sofa ruang tamu, memandang Ale dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Loh Kekew !!!! Ngapain disini ?"
"Hp kamu mana ?"
Ale sempat bengong sesaat, sadar kalau setelah pulang sekolah tadi dia benar-benar tidak memegang handphonenya sama sekali.
"Adaa, diatas. Kamu ngubungin aku ya ?"
"Aduh maaf ya Kew, akunya ketiduran hehehehe."
Tidak ada tanggapan dari Yukhei, wajahnya masih sama datar tidak terbaca.
"Tadi pulang sama siapa ?"
"Emm Mas Kafka."
"Tapi kata Mas Kafka dia gak ada ngantar kamu pulang."
Sial, Ale ketahuan bohong, Ale sudah bisa menebak hal ini akan terjadi, harusnya dari awal dia menghubungi Mas Kafka dulu untuk bekerjasama berbohong kepada Yukhei.
"Oh i—-tu anu Kew."
"Kamu bohong."
"Aduuh enggaaa gitu Kew."
"Pesan aku juga gak kamu balas tadi siang."
Mengingat bagaimana Ale dengan sengaja tidak membalas pesan Yukhei membuat gadis itu jadi mengingat alasan dibalik itu semua, yang lagi-lagi membuat perasaannya menjadi tidak suka terlebih melihat Yukhei yang datang ke rumahnya sperti tidak terjadi apa-apa.