Hari senin dan hujan deras adalah pasangan sempurna untuk membuat seorang Alexandria tidak masuk sekolah yang memang sangat cocok dengan suasana hati Ale yang sekarang sedang risau-risaunya. Semalaman Ale tidak bisa tidur, hatinya tidak karuan rasa. Sudah jelas apa penyebabnya.Yukhei dan Laluna
Ale sudah seperti pihak ketiga saja jika mengingat bagaimana keadaan hubungan mereka saat ini. Padahal kalau diulik kembali kekejadian beberapa bulan yang lalu semuanya masih terlihat benar dan tidak ada yang salah.
Yang salah hanya pikiran Ale yang selalu berusaha berlarian kesana kemari mencari celah keselahan seorang Yukhei. Perlu diingat ya Ale itu bukan manusia sabar yang suka berfikiran positif, jiwanya seperti sudah dirasuki hal hal aneh jika sudah berurusan dengan seseorang yang bernama Yukhei.
Yukhei dengan ketidakpekaannya dan suka mengabaikan masalah kecil sebenarnya juga salah satu sumber masalah dari perseteruan dingin antara dirinya dan Alexandria. Sudah tau punya kekasih berbentuk seperti Ale, tapi masih saja mempertahankan sifatnya yang menyebalkannya itu.
Lalu, si Laluna. Sebenarnya Laluna disini salah apa ya ? sampai seorang Alexandria sebegitu tidak sukanya dengan gadis cantik dan kalem itu. Jika dimata orang normal, sudah pasti Laluna tidak ada salah salahnya. Tapi ini Alexandria seorang kekasih yang terkenal cerewet dan cukup pencemburu yang sudah sangat dihapal akan selalu siap siaga memasang kuda kuda jika dirinya merasa terancam. Sudah pasti akan berbeda cerita jika semua ini dilihat dari sudut pandang Ale.
Jadi ... bisa disimpulkan jika Laluna adalah ancaman terbesar seorang Alexandria saat ini. Tidak perlu ditanya apa alasannya, sudah jelas terlihat dimata seorang Alexandria jika si Laluna ini sudah merebut hampir seluruh waktunya dengan Yukhei, itu adalah alasana sederhannya, rumitnya adalah ... apalagi kalau bukan Alexandria berfikir jika Laluna akan merebut Yukhei darinya.
Aduh memikirkannya saja membuat kepala Ale pusing. Belum lagi, kejadian kemaren pagi sewaktu di CFD. Dengan tidak berdosanya dua makhluk yang hampir saja membuat Ale manangis malah menyapa dengan sapaan riang seolah terkejut dengan kehadiran Ale disana. Tuh lihat sendiri, Ale benar-benar seperti orang ketiga kan.
Ale ingat sekali percakapan basi basi yang diawalinya pada saat itu.
"Eh Laluna, hampir gak ngenalin. Lo potong rambut ya ?"
"Iya nih, aneh ya ? Yukhei yang nyuruh sih kemaren."
Udahlah, bisa ditebak kan apa yang terjadi padaa saat itu. Engga ... Ale gak ngedrama kaya bisanya kok. Cuma ya gitu, Ale langsung terdiam tangangnya mengepal sampai buku buku jarinya memutih. Untung pada saat itu ada Teta, jadi suasana yang mungkin saja bisa pecah jadi bisa sedikit terkendali. Jangan tanya Yukhei gimana, dia cuma diam dan itu lah yang membuat Alexandria semakin dongkol dibuatnya.
————————-
Setelah cukup sibuk dengan pergelutan batinnya mengenai kejadian di CFD kemaren, Ale yang memang malas beranjak dari kasurnya kemudian mengambil ponselnya, banyak notification yang masuk ke dalam ponselnya tapi ada satu notif yang menarik perhatian Ale.
- Sayang, kenapa gak masuk sekolah ? -
dari Yukhei ...
Ale mengumpat kesal, di dalam pikirannya dia mengejek Yukhei yang masih terlihat peduli padanya, baginya apa yang ditunjukkan seorang Yukhei saat ini adalah palsu. Kan sudah dibilang Ale ini susah sekali untuk berpositif ria.
Dengan emosi yang menggebu Ale mengetikkan balasan untuk pesan Yukhei
- Masih peduli lo ? -
Sudahlah, Ale tidak peduli jika disebut-sebut sebagai pencetus keributan, sebagai pihak yang merasa tersakiti sudah sangat wajar jika Ale bersikap seperti ini bukan.
