———————————————Hari rabu adalah hari yang paling disuka oleh Ale. Alasannya simple, di hari rabu ada mata pelajaran olahraga yang sangat Ale sukai. Biar kata Ale ini cewek cantik kekinian yang keliatan menye-menye, nyatanya Ale sangat jago dalam bidang olahrga. Terutama bola volly.
Dari kecil Ale memang sudah sangat tertarik dengan dunia olahraga, Papah Ale yang memang sangat hobi berolahraga sangat sering membawa Ale ke pertandingan-pertandingan olahraga seperti bola volly, bulu tangkis dan sepka bola bahkan Ale pernah dibawa Papahnya menonton balap motor grasstrack.
Tapi hari ini, Ale tidak seceria biasnya. Kalau biasanya Ale akan memimpin teman-temannya untuk pemanasan sebelum olahraga, kali ini Ale cuma bisa duduk mengamati di bangku pinggir lapangan.
Tangan Ale penyebabnya. Tangannya yang kemaren terkena tumpahan bakso nyatanya tak sesepele yang dia bayangkan, tanganya melepuh cukup parah, sampai-sampai harus diperban.
Ale sebenarnya bukan tipe cewek yang akan suka mengeluh sana-sana sini untuk hal seperti yang sedang terjadi padanya saat ini. Cuma ya gitu, Ale yang punya sikap pemarah dan galak akan berkali-kali lipat menjadi pemarah apalagi ditambah hari ini Ale baru saja didatangi tamu bulanan.
Lengkap sudah.
Perih di tangan, nyeri di perut, sakit di hati.
Perih dan nyeri yang dirasa Ale saat ini rasa-rasanya sama sekali tidak ada apa-apanya dibanding dengan sakit hati yang Ale rasakan dari kemaren bahkan sampai detik ini.
Kemaren setelah Ale dilarikan ke puskesmas dekat sekolah Ale, beratus-ratus panggilan tak terjawab dan pesan WhatsApp masuk ke dalam ponsel Ale. Ale yang memang punya watak keras, terus mengabaikan semua pesan dan panggilan itu.
Hati Ale sakit, itu masalahnya. Ale butuh sendiri, itu solusinya.
Berpuluh-puluh kali Ale mendengar ketukan pintu kamar tapi sama sekali tidak Ale hiraukan, dia sibuk dengan rasa sakit di hatinya.
Malamnya setelah insiden di kantin kemaren, Ale langsung mengurung diri di dalam kamar. Mamah dan Papahnya sangat khawatir karena semenjak sampai di rumah Ale hanya diam enggan bercerita, sangat bukan gaya Ale. Sampai-sampai Kafka kakak satu-satunya Ale jadi ikut-ikutan khawatir, padahal biasnya Kafka akan terlihat sangat cuek dengan semua tingkah Ale di rumah.
Tanpa terkecuali lelaki berperawakan tinggi yang berstatus sebagai kekasih Ale. Setelah selesai bimbingan olimpiade, tepatnya ketika jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu lelaki itu langsung bergegas pergi ke rumah Ale.
Ratusan pesan dan panggilannya tadi siang sama sekali tidak di respon membuat lelaki tinggi itu khawatir bukan main.
Tapi namanya juga Ale, keras kaya batu. Dia sama sekali tidak mengindahkan semua panggilan-panggilan dari luar kamarnya. Memaksa Yukhei untuk berhenti meminta Ale keluar karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, di samping hari memang sudah larut Yukhei juga tidak enak dengan keluarga Ale, bertamu sampai semalam itu rasanya tidak pernah masuk dalam adab bertamu yang baik.
Yukhei yang memang selalu menjujung tinggi sopan santun, akhirnya harus rela berpamitan untuk pulang ke rumah dan berniat untuk menjemput Ale besok pagi. Tapi seolah-olah sedang diuji, lagi-lagi Yukhei harus mendapatkan penolakan dari Ale, tidak secara langsung tapi ketika Yukhei sudah sampai ke rumah Ale, Ale sudah tidak ada di rumah. Gadis itu berangkat begitu pagi, sudah jelas alasannya apalagi kalau bukan untuk menghindar dari Yukhei.
"Tangan kamu gimana ?"
Ale tau itu suara siapa, tapi dia dengan sengaja mengabaikannya. Kalau sudah sakit hati, suara favorite pun bisa menjadi suara yang paling gak mau di dengar.