13. Nicho, Dia dan Jakarta

491 21 0
                                    

Yang kurang piknik mari ikut Achel 😂
Selamat Membaca 😊❤

~0~0~

"Orang cemburu tuh bisanya negative thinking."

-Fachela Anjasmara-

Suara bising di bus X IPA membuat Achel jengah. Ia tidak menyukai keramaian. Untung saja kelas X hanya sedikit yang mengikuti piknik ini.

Achel duduk dengan Misya. Gadis penyuka warna pink itu mengenakan jaket pink, jam tangan pink, sepatu pink, topi pink, dan tas pink. Tidak ada bedanya dengannya, Achel. Semua serba ungu.

Achel menyenderkan kepalanya pada kaca. Perjalanan dari Jepara ke Jakarta memakan waktu beberapa jam. Sesaat kemudian ia tertidur, ia ingin terbangun saat Nicho sudah di depan matanya.

"Andai Nicho tau aku berjuang untuk bertemu dengannya, ia pasti senang," batin Achel sebelum ia benar-benar tertidur.

Baru saja Achel memasuki alam mimpi, suara cempreng Misya membangunkannya.
"ACHEL KITA DI JAKARTA!!"

Meskipun Achel ngantuk berat, matanya terbuka berbinar. Ia senang sekali.

Achel turun dari busnya, mengenakan tudung hodie ungu serta kacamatanya yang ungu juga. Matanya celingak-celinguk menatap keadaan sekitar.
"Misya! Nicho mana ya?"

"Mana aku tau bego!"

Achel cemberut, hatinya sedih karena matanya tidak menemukan sosok itu.

"Ya elah, gitu aja udah cemberut. Emang Nicho Jakartanya Jakarta mana?"

Achel menggeleng pelan, "Achel nggak ngerti, Misya."

"Tanya Geva coba." Misya tersenyum tulus. Achel langsung mengambil ponselnya, mengirim pesan ke Geva. Dan hasilnya sama seperti beberapa hari yang lalu.

"Nomornya nggak aktif, Geva kemana sih? Achel tuh kangen." Achel menghentakkan kakinya kasar. Tidak peduli tatapan temannya yang menatapnya aneh.

"APA?! KAMU KANGEN SAMA GEVA?!"

Ingin rasanya Achel menyumpali mulut Misya yang kelewatan. Achel membengkam mulut Misya seraya tersenyum ke teman-temannya.
"Maafin Misya ya teman-teman. Teman Achel yang satu ini emang nggak waras."

"Kayak Achel dong," sahut salah satu temannya.

"Hehe, iya. Kita kan best friend forever. Ya Misya ya? Ya kan, Mis?"

Misya memberontak, ia menepis kasar tangan Achel. Sontak Achel mengibaskan tangannya. "Misya kok jahat sih sama inces? Dedek tuh masih kecil, harusnya ... ."

"Bodo! Lagian kamu ngapain pake kangen-kangenan segala sama Geva."

"Idih, siapa juga yang kangen Geva? Kangen Achel tuh cuma untuk Nicho seorang." Misya bernafas lega mendengarnya. Keningnya berkerut saat Achel menunjuk-nunjuk dirinya sembari tersenyum. Jangan-jangan Achel kesambet di bus selama perjalanan? Oh, tidak. Misya kalau sampai ketularan bagaimana? Misya kan belum jadi pacarnya Reyga. Terus ini gimana caranya ngeluarin setan dari tubuh Achel?

"Jangan-jangan Misya cemburu ya? Orang cemburu tuh bisanya cuma negative thinking."

Misya menggeret tangan Achel menyusul teman-teman yang lainnya. "Ih Misya jawab! Kenapa digeret-geret sih tangan Achel? cie, takut Achel hilang ya? ah, Misya so sweet deh."

"Bacot!"

Achel kembali diam. Pasrah dengan arah Misya membawanya.

Ternyata Misya membawanya ke Reyga dan teman laki-lakinya. Achel menunduk malu saat teman-teman Reyga menatapnya dengan alis bertautan.

Apa Kabar Rindu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang