"Dia suka kamu. Tolong, jangan buat dia kecewa. Untuk aku, sahabatmu."
~Misyandra Agneyra~
***
Achel memandangi ponselnya yang terdapat foto Nicho tersenyum. Manis sekali.
Achel ingin tahu sedang apa Nicho di sana. Sudahkah ia makan, minum, shalat, belajar, mandi?.Perlahan butir-butir kerinduan menetes, menjadi deras. Menyapu debu-debu yang menempel pada pipi Achel. Achel lemah. Ia adalah perempuan pembenci perpisahan.
Achel terus menggeser-geser foto Nicho. Mulai dari foto Nicho bersamanya, candid, tidur, makan, minum, dan bersama temannya.
Achel menghentikan penggeseran saat tiba pada foto Nicho bersama temannya. Kalau Nicho tidak mau mengabari Achel, Nicho pasti mau mengabari temannya. Ah, iya. Achel yakin.
Achel kemudian mencari kontak teman Nicho. Lalu mengiriminya pesan. Yang tak bukan adalah Geva.
Fachelaajs : Geva, Nicho apa kabar?
Beberapa menit kemudian Achel menerima balasan.
Gevandario : Kata Tante Teya baik. Masih sayang ya?
Fachelaajs : Iya :( Geva, nanti kabarin aku ya kalau ada info dari Nicho.
Gevandario : Pasti, tenang aja Chel.
Achel bernafas lega. Senyumnya kembali merekah. Meskipun aliran air mata masih saja menetes.
Geva, teman Nicho. Teman Achel juga. Mereka alumni SMP yang sama. Namun, Geva memilih sekolah di SMK Pelayaran. Mau jadi pelaut katanya.
Geva teman curhat Achel, teman curhat Nicho juga. Kalau ada masalah sama Nicho, Achel larinya kalau nggak Misya ya Geva.
Achel menatap langit malam. Sepi, tidak ada bintang yang hadir di malam ini. Sama seperti hati Achel sekarang. Sepi tanpa kehadiran Nicho.
"Achel ... ."
Deg. Seketika jantung Achel berdegup kencang. Entah mengapa suara itu mendadak mirip suara Nicho. Apa karena ia sedang memikirkan Nicho? Padahal jelas suara itu suara perempuan. Yang tak lain adalah Amara, ibunya.
"Ngapain, sayang?"
Tuh kan. Lagi-lagi ibunya membuat Achel semakin teringat akan Nicho. Satu tahun yang lalu, selama itu hanya Nicho yang memanggilnya sayang. Achel rindu dipanggil sayang.
Achel mendongak mendapati ibunya yang tersenyum simpul. Achel menghela nafas berat, sesaat kemudian berdiri memeluk ibunya. Sisa tangisnya ia muntahkan dalam pelukan hangat itu.
"Ibu ... ," lirih Achel.
"Lagi kepikiran Nicho?" tanya Amara.
Achel mengangguk lemah. Amara mengelus rambut Achel untuk menenangkannya.
"Jangan terlalu dipikirkan, Nicho pasti baik-baik saja. Do'akan saja Nicho biar cepat pulang. Biar bisa balikan sama Achel, 'kan?"
Achel melepas pelukannya, menatap Amara dengan alis bertautan.
"Ibu yakin Nicho akan pulang?"Amara mengangguk sembari tersenyum. Achel semakin tersenyum meskipun beberapa detik yang lalu ia menangis deras.
"Kalau gitu, Achel akan menunggu Nicho pulang."
"Kak Achel setia ya? Kayak ibu dulu," kekeh Amara.
"Hahaha."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar Rindu?
Fiksi Remaja[PROSES REVISI] #71 Teen fiction (13/08/2018) #1 dearmantan (20/05/2019) Fachela Anjasmara, biasa dipanggil Achel. Ia berpisah dengan mantannya, Nicho, hanya karena mengejar cita-cita masing-masing. Dalam cerita ini, kalian bisa tahu sakitnya menung...