Achel terus berlari tanpa menggubris teriakan teman dan gurunya, sampai akhirnya ia terjatuh. Ia tersungkur ke jalanan. Tepat saat ia tersungkur, truk di depan matanya.
"ACHEL AWAS!!!!!"
Achel memejamkan matanya. Nyawanya seperti melayang saat itu juga. Achel berteriak di bawah sadarnya. Beberapa detik, matanya membuka. Tidak ada rasa sakit pun di tubuhnya. Serta hantapan truk yang sama sekali tak terasa. Apa jangan-jangan tubuhnya menjelma menjadi transparan? sehingga ia bisa menghindari truk itu? ada yang aneh, ia mendongak menatap sosok yang memeluknya. Sosok itu wajahnya panik. Achel bahkan bisa merasakan detak jantung sosok itu. Serta tatapan yang tak biasa.
Sosok itu mengelus pipi Achel. Achel merasakan elusan itu benar-benar nyata. Ia mendapat senyuman bukan tangisan para temannya. Apa yang sebenarnya terjadi dengannya? lalu bagaimana dengan sosok yang menyelamatkannya? apa dia baik-baik saja?
"FACHELA!!"
"ACHEL!!" telinga Achel bahkan masih mendengar jelas suara cempreng Misya.
Achel menggigit bibir bawahnya. Sakit. Berarti ia masih hidup. Achel memegangi tangan sosok itu. Putih, lembut, dan nyata. Achel tersenyum terharu, ia telah selamat dari kecelakaan maut. Untung saja Tuhan menyayanginya sehingga ia masih diberi kesempatan untuk bernapas. Serta kesempatan untuk bertemu Nicho.
"HEY! KALIAN NGAPAIN PELUK-PELUKKAN?"
Pelukan? astaga. Achel baru sadar sosok itu masih memeluknya.
"REYGA, ACHEL, KALIAN BAIK-BAIK SAJA?!" Bu Ami tergopoh-gopoh berlari menyusul Achel. Reyga dengan sigap melepas pelukannya. Lalu membantu Achel berdiri.
Achel masih di bawah sadarnya, ia melihat truk itu masih diam di tempat. Atau jangan-jangan truk itu ... ?
Reyga menggebrak depan truk itu setelah melirik isi truk itu.
Tidak ada supirnya.
Ia kesal, ia seperti pahlawan kesiangan. Dengan langkah panjang ia berlari, dengan niat rela nyawanya lenyap, demi Achel selamat. Nyatanya bukan mereka yang tidak ada nyawanya, tetapi truk itu. Karena nyawa truk adalah supir, sedangkan supirnya entah ke mana.
Reyga menunduk bangga sekaligus malu. Pasti guru dan temannya menertawainya sekarang.
"ACHEL KAMU NGGAK APA-APA?!" Misya memeluk Achel sekuatnya. Hingga Achel ingin berontak karena kesusahan bernafas.
"Misya, Achel baik-baik aja."
"Kamu keterlaluan, Achel! Bagaimana kalau truk itu nyala? Achel gila tau gak sih?! Misya hampir kehilangan jantung nihh!!" Misya memalingkan wajahnya. Achel tau Misya sangat menyayanginya. Buktinya, ia menangis sekarang.
"Achel minta maaf, Misya. Kamu tau kan Achel kangen banget sama Nicho?" Achel ikut menangis.
"Nggak gitu caranya, Achel. Buktinya apa? sekarang kamu nggak nemuin dia kan?!"
Achel menunduk, "Maafin Achel teman-teman, Bu Ami, serta guru lain yang udah Achel buat khawatir."
"Kalau Ibu tau kamu kayak gini, Fachela. Ibu nggak akan bantu kamu buat minta izin." Bu Ami pergi setelah mengucapkan kalimat itu. Ia benar-benar heran dengan satu muridnya yang kelewatan gila dengan cinta. Bucin.
"Bu Ami!" Achel berlari kencang menyusul Bu Ami yang sudah pasti marah. Achel menangis tersedu-sedu. Ia juga tidak tahu dengan dirinya yang begitu bodoh.
"Ya sudah anak-anak, kita pulang sekarang," ucap Kepala Sekolah itu.
Semua siswa mengangguk patuh, lalu berjalan menuju bus mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar Rindu?
Teen Fiction[PROSES REVISI] #71 Teen fiction (13/08/2018) #1 dearmantan (20/05/2019) Fachela Anjasmara, biasa dipanggil Achel. Ia berpisah dengan mantannya, Nicho, hanya karena mengejar cita-cita masing-masing. Dalam cerita ini, kalian bisa tahu sakitnya menung...