12

52 11 6
                                    

Minhyuk sudah bersiap untuk menangkap Taejoon. Sayangnya, ia harus melibatkan Rin dan Mina lagi sebagai umpan. Apalagi, hanya Rin satu-satunya orang yang kemungkinan tahu tempat Taejoon bersembunyi.

Dengan prihatin, Minhyuk mengusap pundak Rin dan tersenyum miris. Ia berkata, "Jangan terluka lagi."

Rin mengangguk sambil tersenyum, setelah mendengarkan strategi pun, akhirnya ia bersiap dengan Mina. Gadis itu berjongkok dan tersenyum manis.

"Ayo, kita tangkap penjahat itu!" serunya dan Mina dengan semangat mengangguk. Ia juga sempat menghampiri Minhyuk dan memberi semangat.

"Yang semangat, Kak!" seru Mina sambil mengusap pipi lelaki itu. Minhyuk mengangguk, setelah sebelumnya menelpon sang ibu untuk meminta do'a.

Lalu mereka berangkat.

















***

Mina dan Rin keluar dari kafe dengan raut yang diusahakan untuk tidak terlihat tegang. Seperti biasa, rencananya, Rin akan mengantarkan Mina untuk pulang. Mereka sengaja mengambil jalan pintas yang menjadi tempat di mana gadis itu pernah ditangkap.

Sebenarnya Rin tak yakin bisa melakukan rencana ini dengan baik, tapi ia yakin pasti banyak pasang mata polisi yang memantau dan menyelamatkannya jika sesuatu yang tak diharapkan terjadi.

Kini Rin tahu, jalan pintas itu memang dekat sekali dengan lokasi penyekapannya dulu. Menurut info yang didengarnya dari Minhyuk, memang seringnya di jalan itulah para anak kecil ditangkap.

Saat sampai di sebuah tempat rongsokkan yang sebenarnya tempat persembunyian Taejoon, Rin dan Mina berhenti berjalan.

"Seharusnya ada jalan lain menuju rumah Taejoon yang sebenarnya," gumam Rin sambil memperhatikan tempat itu dari luarnya saja. Saat itu juga, ia melihat sebuah gang kecil di samping tempat rongsokkan dan dengan ragu ia berjalan ke sana.

"Ugh, bau! Kita mau apa ke sini?" tanya Mina enggan. Keduanya spontan menutup hidung karena gang itu hanya penuh dengan beberapa kantung plastik berisi sampah yang sepertinya sudah membusuk. Lagipula, hanya jalan buntu.

Tapi Rin langsung memicingkan matanya kala melihat sebuah tumpukkan kayu yang menjulang tinggi di dekat tembok paling ujung menuju jalan buntu gang itu. Entah kenapa ia mulai curiga.

Sementara Rin dan Mina masuk, lengkap dengan ujaran ketakutan dari anak itu, Minhyuk tampak kebingungan di tempat persembunyiannya.

Pada rekannya, ia bertanya, "Apa kalian sudah memeriksa gang itu?"

"Sudah, hanya tumpukkan sampah dan beberapa barang rongsok. Aku juga sempat bingung, kenapa barang-barang itu tidak dimasukkan sekalian saja ke tempat rongsoknya?" jawab Jeon Jungkook heran.

Rekannya yang lain mengerutkan kening. Jawaban Jungkook memang masuk akal, tapi tidak dengan faktanya.

"Apa kau tidak kepikiran kenapa bisa sampah menumpuk di sana, apalagi sudah busuk? Terus kenapa harus ada barang rongsok?" tanya Taeyong membuat Jungkook selaku junior mengangguk.

"Benar juga ..."

Sementara mereka berpikir, Rin dan Mina mendekat ke arah papan itu dan mendorong satu-satu agar jatuh. Nihil. Yang ia temukan hanya tembok yang terbuat dari bata.

'Tapi ... sebelum benar-benar dibawa ke tempat rongsok itu, aku sempat sadar saat Taejoon membawaku masuk ke dalam kamar pengapnya. Seharusnya di sini ...' batin Rin memutar ingatan yang samar-samar itu. Ia meraba kunci di sakunya yang ditemukan rekan Minhyuk di TKP, sebagai jaga-jaga kalau ia menemukan pintu jalan menuju kamarnya.

PATTISERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang