5

369 56 1
                                    

"Paman?" panggil Rin pelan, membuatnya menoleh dan menampakkan raut bingung. Ia sempat bertanya apakah dia meninggalkan sesuatu di kafe, tapi Rin menggeleng sambil tersenyum kaku. "Apa Paman itu ... ayahnya Im Changkyun?"

Pria itu mengangguk pelan sambil bertanya, "Iya, kenapa?"

Dengan penuh pertimbangan, Rin merangkai kata dalam otak. Mulutnya terbuka dan berkata, "Saya temannya. Saya hanya ingin Paman tahu, kalau ... Changkyun benar-benar serius pada keinginannya menjadi seorang Rapper."

Raut muka ayah Changkyun seketika berubah. Dia seakan muak dengan ucapan Rin yang sama sekali tak dikenalnya.

"Saya sempat melihat kalian bertengkar di tempat Jooheon bekerja, saya tahu Changkyun sangatlah terpukul. Saya pun sangat tahu kalau dia sedang berjuang keras untuk menyelesaikan skripsinya. Tapi ... dia tidak harus melakukan apa yang tak diinginkannya, 'kan? Bekerja sesuai dengan apa yang Paman tentukan?" tanya Rin takut-takut.

Pasalnya, masalah yang ditimpa Changkyun bersangkutan dengan keluarga. Tapi, ia sangat ingin membantunya. Walaupun mereka berteman belum lama, Rin tahu lewat setiap latihan lelaki itu bersama Jooheon, tentang besarnya keinginan Changkyun menjadi seorang Rapper. Sama seperti besarnya keinginan Rin untuk menjadi seorang koki.

"Tahu apa kau soal anakku?" tanyanya dingin dan menusuk hati Rin. Lalu ayah Changkyun berbalik dan meninggalkannya sendirian di luar kafe.



















***

Besoknya, saat jam makan siang tiba, seperti biasa Rin akan datang dan membagikan pesananan makanan untuk Monsta X. Setelah bernegosiasi dengan Wonho soal jam kerja, akhirnya lelaki itu setuju kalau Rin hanya akan bekerja dari sore sampai malam hari.

Belum sempat ia membagikan semua makanannya, pintu tiba-tiba didobrak dengan kasar, membuat semua orang yang ada di dalam basecamp terlonjak kaget. Tampak Changkyun yang berjalan mendekati Rin dengan emosi yang meledak-ledak.

"Sudah kubilang, jangan urusi masalahku!" teriaknya memulai pembicaraan. Kalau ia tak ingat orang di depannya adalah seorang perempuan, mungkin tangannya akan melayang ke pipi gadis itu. Secara spontan Kihyun menjauhkan Changkyun dan menarik Rin agar diam di belakangnya. "Ayahku marah gara-gara kau!"

Shownu bangkit sambil berkata, "Tenangkan dirimu, Changkyun! Ada apa dengan kalian?"

Rin menatap Changkyun dengan penuh kebingungan, walaupun ia paham betul kemana arah pembicaraan lelaki itu. Tangan Changkyun terangkat dan menunjukknya sambil berkata, "Gara-gara kau, semakin sulit untukku melakukan apa yang aku inginkan! Aku akan dipindahkan ke Amerika lagi untuk bekerja bersama Ayah, lalu memisahkan diri dari Monsta X! Seharusnya kau tahu diri karena kita tidak saling mengenal dalam waktu yang lama!"

Air mata Rin menetes, ucapan Changkyun begitu menyakiti hatinya. Seketika Jooheon berdiri di hadapan Changkyun dengan raut jengkel.

"Jangan membuat perempuan menangis, Bung!" ujarnya sambil mendorong pelan bahu Changkyun. "Kau merendahkanku sebagai seorang lelaki!"

"Aku hanya ingin membantu ...," ujar Rin sangat pelan, "... aku hanya ingin kau mengejar mimpimu yang sebenarnya."

"Jangan pernah urusi hidupku lagi!"

Changkyun tampak menghentakkan tangan Shownu dan pergi begitu saja dari sana. Semua mata kini tertuju pada Rin yang sedang menghapus air mata. Untuk pertama kalinya, gadis ini tahu bagaimana rasanya itu bertengkar dengan teman.

"Aku akan menyelesaikan masalahku dengan Changkyun, tenang saja." Lalu Rin pergi meninggalkan basecamp.















***

Tiga hari sudah berlalu, Rin sering mengelak jika bertemu dengan salah satu temannya di Monsta X. Semua orang bertanya-tanya soal masalah apa yang terjadi antara dirinya dengan Changkyun. Tapi, tak satupun dari mereka yang bisa mengorek.

Siang ini, Rin akan menyuruh teman kerjanya untuk mengantar makanan pada Monsta X. Sedangkan dia akan mengerjakan tugasnya ke tempat lain. Tapi, tanpa diduga, dia malah mengantarkan kotak makan pada Jooheon.

Lelaki itu tersenyum saat menyadari kalau Rin datang. Mereka bertemu di taman kota, membuat mau tak mau Rin menghampirinya dan memberikan kotak makan itu. Mungkin juga Jooheon akan berdiskusi soal Changkyun, pikirnya.

"Aku sudah menemui ayah Changkyun dan menjadikan diri sendiri sebagai jaminan. Kalau ... Changkyun bisa menjadi seorang Rapper yang menggebrak," ujarnya sambil membuka kotak makannya, "yah, walaupun beliau tetap kukuh pada pilihannya. Changkyun akan melakukan apa yang beliau inginkan."

Rin menghela napas sambil mengangguk lemah dan berkata, "Aku sebenarnya sudah merencanakan sesuatu untuk meyakinkan ayah Changkyun. Tapi ... aku tak tahu harus bicara seperti apa padanya. Soalnya, rencanaku juga ada sangkut pautnya dengan Changkyun. Dan kondisi kami, yah kau tahu sendiri ..."

"Kau masih mau membantu anak itu di saat kau sendiri baru saja disakiti olehnya? Bahkan ayahnya sendiri menyakitimu, 'kan? Aku tahu karena beliau sempat menanyakanmu padaku," ujar Jooheon sambil mengunyah makanannya. Rin hanya tersenyum tipis sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Jujur saja, selama aku menghindari kalian dalam tiga hari ini, aku berpikir keras soal masalah Changkyun. Aku benar-benar sakit hati dengan perkataannya, tapi ... aku tahu dia pasti lebih tersakiti. Memang, aku belum lama berteman dengan kalian. Tapi, aku ingin sekali membuatnya bahagia dengan impiannya. Aku tahu bagaimana hidup dengan banyak keterbatasan, bahkan sangat tahu. Termasuk dalam hal mewujudkan sebuah impian. Jadi aku pikir, dia seharusnya bisa bebas dengan segala yang dia punya dan membuatku bahagia karena dia bahagia."

"Lagipula, aku tahu kalau dia sudah berjuang keras untuk menjadi seorang Rapper sampai keahliannya hampir sama denganmu."

Rin dan Jooheon bertatapan untuk beberapa saat. Dia lalu mengelus rambut Rin dan berkata, "Kau sangat baik."

"Kau ... bisa membantuku?" tanya Rin pelan dan Jooheon hanya menunjukkan senyum lebarnya, yang membuat matanya menyipit secara spontan.

"Tentu saja!"
















***

Saat malam tiba setelah Shownu, Kihyun, dan Minhyuk pulang dari jam kerja. Mereka sengaja menunggu Changkyun di basecamp. Bagaimanapun juga, mereka harus tahu apa yang terjadi antara Changkyun dan Rin. Tepat sekali, lelaki itu datang.

"Ada yang harus kau jelaskan pada kami," ujar Kihyun membuat Changkyun bersiap keluar dari ruangan. Tapi Minhyuk menghalanginya, dia melemparkan tatapan permintaan agar Changkyun bersikap dewasa untuk menghadapi masalah.

"Aku mau pulang," ujarnya datar.

"Ayolah, jangan terlalu serius~" sahut Minhyuk sambil mendorong Changkyun agar duduk di samping Shownu. Belum sempat melawan, leader Monsta X itu sudah menunjukkan gambar dalam ponselnya. Tampak Wonho dan Hyungwon yang sedang membantu Rin mengangkat barang-barang.

"Bodohnya, mereka berdua membantu tanpa tahu kenapa Rin melakukan itu," ujar Kihyun sambil duduk di depan Changkyun, "jadi ... ada apa?"

Mulutnya siap menjawab untuk mengelak, tapi pintu terbuka dan menampakkan Jooheon dengan senyuman lebar. Dia menyapa, "Yo What's Up, Guys?!"

Dia melemparkan sebuah timun utuh pada Changkyun lalu menariknya untuk berdiri. Ketiga orang yang tadinya ingin menginterogasi itu melongo, tapi Jooheon mengabaikannya. Changkyun bahkan masih bingung akan maksud timun yang dia berikan.

Dengan ceria, Jooheon hanya berseru, "Ayo kita latihan!"

PATTISERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang