13 [END]

64 11 4
                                    

Taejoon dengan senyum sinis membekap mulut Mina dalam pelukannya. Rin perlahan mundur sambil memperhatikan ruangan yang ditempatinya.

"Punya nyali juga kau untuk datang sendiri ke rumahku," ujarnya membuka suara, "kau rindu padaku?"

"Tak sudi," desis Rin sambil menatap Mina bingung, "lepaskan dia, kau boleh mendapatkanku."

Taejoon tertawa. Walau tampan, ia tampak menakutkan saat ini. Ia berkata, "Aku menginginkan anak ini, bukan kau!"

Rin mengambil sebuah tongkat baseball yang kebetulan ada di dekatnya. Berjaga-jaga, kalau Taejoon akan menyerang. Ia memang belajar bela diri bersama Shownu, tapi untuk melawan Taejoon hanya ide buruk baginya. Karena apa? Karena ia hanya mempelajari cara menangkis, bukan berkelahi.

"Aku tahu, kau membawa polisi. Persetan! Yang penting aku puas dulu, baru mereka boleh menangkapku!" ujarnya lalu tertawa. Napas Rin rasanya tercekat, ia baru saja mau memukulkan tongkat itu kalau saja Taejoon tak mengeluarkan sebuah pisau dan mendekatkannya pada Mina. "Bahaya Sayang, jangan berani-beraninya melawanku."

'Ya tuhan ... tolonglah aku ...'  Do'a Rin dalam hatinya.

"Kau mau menurut padaku ... atau anak ini kubunuh saja sekalian?" tanyanya menodongkan pisau yang dipegangnya. "Tenang saja. Kau juga tidak buruk di mataku."

"Kau gila!" sahut Rin tak habis pikir. "Kau mencelakai seorang ibu karena dendam pada anaknya. Sekarang aku yang menjadi targetmu hanya karena kau gagal mendapatkan Mina? Padahal jelas-jelas kau yang salah!"

"Aku juga akan mencelakaimu kalau kau menggagalkan keinginanku pada anak ini," ujar Taejoon sinis, "tutup mulutmu boncel!"

"Bon--" Ucapan Rin tertahan di tenggorokkan. Ia kesal sekali karena baru dikatai. Rin dan Mina bertukar kontak mata. Mina yang takut sekaligus sama-sama bingung segera saja menginjakkan kakinya ke Taejoon lalu menyikut daerah intim lelaki itu di saat keduanya berdebat.

"Sial!" umpat Taejoon terduduk sesaat.

Rin yang melihat itu segera mengayunkan bola baseball dalam genggamannya ke tangan Taejoon yang langsung menjatuhkan pisau, lantas segera saja ia tendang pisau itu sampai ke tempat yang jauh. Ia menarik Mina berlari ke pintu di mana ia bisa menemukan tangga ke pintu lainnya.

"Ayo, Mina!"

Belum sempat sampai, tangannya tertarik dan ia langsung masuk ke dalam pelukkan Taejoon.

"Lepaskan!!!"


BRUK!!!


Ia dilemparkan ke meja yang penuh foto anak kecil sampai berjatuhan, sedangkan Taejoon segera menangkap Mina yang berusaha kabur. Kesabaran lelaki itu tumpul. Walau begitu, ia dapat melihat secercah cahaya dari atas dan menemukan beberapa polisi yang turun dengan tergesa-gesa.

"Jangan bergerak!" seru salah satu dari mereka yang dihiraukan oleh Taejoon. Belum sempat ia melukai Mina, Minhyuk yang gelap mata segera menembakkan pistolnya ke arah kaki Taejoon sampai penjahat itu terjatuh dan kesakitan.

"Argh!"  Semua teman Minhyuk segera menangkapnya. Belum lagi yang muncul dari pintu dekat gang, sepertinya mereka baru menemukan cara masuknya. Ruangan langsung dipenuhi polisi, tapi Minhyuk segera menghampiri Rin yang kesadarannya hampir hilang.

Ia berseru, "Rin! Rin sadarlah!"

Rin hanya tersenyum, lalu memejamkan matanya.
















PATTISERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang