Rin merelakan waktu untuk melatih kemampuannya dalam memasak demi bertemu Wendy malam ini. Hyungwon menemaninya, kebetulan jadwal penyanyi itu sedang ada di salah satu kampus yang tengah merayakan sebuah acara.
Benar-benar dibuat iri, selama ini Rin ingin sekali untuk berkuliah. Walau begitu, ia berusaha untuk tidak memikirkannya karena urusan Kihyun, Jooheon dan Wendy begitu penting baginya. Tapi belum sempat Rin masuk ke aula di mana acara dilaksanakan, seorang penggemar Kihyun berseru.
"Itu perempuan yang berkencan dengan Kihyun, 'kan?" Begitu salah satu pertanyaan yang terdengar olehnya. Tak lama mereka menampakkan raut sangar dan seketika Hyungwon menariknya untuk berlari.
"Bahaya, fans Kihyun di sini banyak!" serunya dan Rin hanya gelagapan menanggapinya. Padahal dia baru saja ingin masuk ke aula yang dimaksud, tapi penggemar Kihyun langsung gencar mengejar.
Sungguh, ini di luar ekspetasi Rin yang niatnya hanya ingin mencuri waktu Wendy untuk mengobrol. Ia baru tahu, ternyata penggemar Kihyun semakin hari semakin banyak.
Walau kelelahan, Rin berusaha mati-matian untuk mengejar langkah Hyungwon yang besar-besar itu. Sampai ia lewat belokkan dan seseorang menariknya hingga masuk ke satu ruangan. Mulutnya dibekap dan seketika Rin hanya bisa berdo'a semoga Hyungwon bebas dari kejaran penggemar temannya.
Rin melepaskan diri dari orang yang menariknya yang ternyata adalah Wendy, dia menghela napas lalu duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan tempat mereka berada. Tepatnya sebuah kelas.
"Hyungwon mengabariku, katanya kau ingin bicara," ujarnya membuka suara, "apa perlu berkenalan dulu?"
"Emm, ya ... namaku Rin." Gadis itu menjulurkan tangannya, tapi tidak sampai satu detik Wendy menerima uluran tangan itu. Malah dia menatap Rin dengan angkuh.
Dia bilang, "Kau itu ... yang berkencan dengan Kihyun Oppa, 'kan?"
Rin spontan menggeleng heboh, dia menjelaskan kalau sebenarnya mereka hanya mengobrol kala itu. Ia dan Kihyun hanya berteman, walau Wendy masih kurang percaya, setidaknya Rin sudah menjelaskan kebenarannya.
"Jooheon ... berniat menyatakan perasaannya padamu," ujar Rin ragu-ragu. Wendy menatap gadis di depannya sebentar lalu mengangguk.
"Kutunggu."
Rin benar-benar tak mengerti, kenapa Jooheon menyukai Wendy yang sikapnya sangat jauh berbeda ketika di depan publik? Dia begitu angkuh dan ketus. Rasanya kalau mereka bersama, Jooheon akan terus tersakiti.
Gadis itu tak setuju kalau Jooheon benar menjalin hubungan dengan Wendy.
"Kau mau menerimanya?" tanya Rin mantap. Ia sudah tak mau sok-sok lemah, apalagi menghadapi orang dengan sikap yang kurang sopan.
"Apa urusanmu?"
Setelah mendapat respons seperti itu, Rin sudah muak. Dia langsung mendecak pelan sambil pamit seadanya. Sungguh, Rin baru pertama kali bertemu dengan orang semacam Wendy. Ia menyesal sempat ingin bertemu dan bicara baik-baik dengannya.
***
Beberapa kali Rin jadi berusaha untuk menghasut Jooheon agar mengurungkan niatnya, gadis itu hanya tidak mau hati temannya terluka. Apalagi, melihat gelagat Wendy, ia sangat yakin kalau penolakan yang akan dia lakukan akan sangat kejam.
Karena hal tersebut, Jooheon jadi menjaga jarak dengan Rin. Ia kesal karena gadis itu yang awalnya selalu mendukung malah menghianatinya. Itu terus terjadi sampai tiba harinya mereka bertengkar hebat.
Basecamp Monsta X yang biasanya diisi dengan kegembiraan, mendadak menjadi terasa pengap. Rin dan Jooheon sama-sama keras kepala, padahal yang lain sudah berusaha untuk melerai.
"Apa sih menariknya Wendy?" tanya Rin jengkel bukan main karena Jooheon tak mendengarnya. "Dibandingkan Dahyun juga cantik dia."
"Hah?" Dahyun yang daritadi hanya menyimak jadi mengerutkan keningnya. Kenapa dia jadi dibawa-bawa? Pikirnya.
"Diam, kau mana mengerti soal perasaanku!" seru Jooheon sambil menendang meja di saat Rin jelas-jelas sedang membereskan bekas kotak makan siang mereka. Yang lain hanya menghela napas, pertengkaran keduanya terlihat sangat kekanakkan.
Rin melakukan itu semata-mata karena ia tak mau Jooheon patah hati. Tapi sebisa mungkin ia tak mengatakan alasannya, karena kalau Rin melakukan itu -misalnya menjelek-jelekkan Wendy dan mengatakan kelakukan gadis itu yang sebenarnya- maka jelas Jooheon akan menutup telinga.
"Sudahlah, Rin. Tak ada gunanya juga bicara dengan dia. Sudah buta oleh cinta," sahut Kihyun yang baru saja membantunya membereskan meja. Dia menatap Jooheon sinis, dan Rin malah jadi tak enak.
"Apa kau bilang?" tanya Jooheon dingin. Ia berdiri, hendak menghampiri Kihyun. Kalau saja Shownu tak menghalang karena takut terjadi baku hantam. "Tak usah ikut campur. Kerjaanmu juga hanya menyakiti perasaan Wendy."
"Tahu apa kau soal kami?" tanya Kihyun balik membuat Jooheon bersiap melayangkan tinjunya. Tapi Minhyuk dengan cepat menahan. "Rin khawatir padamu!"
"Aku tak peduli!" seru Jooheon sambil melepaskan tangan Minhyuk yang menahannya dan pergi begitu saja. Dia bahkan membanting pintu saking kesalnya. Rin hanya mengelus pundak Kihyun dengan penuh simpati, nasibnya sama dengan Rin. Sama-sama ingin menyadarkan Jooheon tapi lelaki itu seakan tak peduli.
Wonho hanya menggelengkan kepalanya lalu berdiri, ia berkata, "Setahuku malam ini Jooheon akan menyatakan perasaannya di taman kota. Kalian mau datang dan untuk melihatnya?"
"Hyung, memangnya itu pertunjukan, apa?" tanya Changkyun kurang setuju.
Minhyuk yang mendengarnya justru malah menjentikkan jarinya setuju. Dia mengutarakan kekhawatirannya terhadap Jooheon. Jadi kalau ada apa-apa, mereka bisa dengan kompak ada untuk lelaki itu.
Walau Kihyun enggan, tetapi ia tetap akan ikut dengan alasan dipaksa Minhyuk. Padahal Rin sangat tahu kalau begitu-begitu, Kihyun pasti khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATTISERIE
Fanfiction[ON HOLD] Kebahagiaan tidak diukur dari seberapa banyak yang kau miliki. Tetapi dari perasaan mensyukuri apa yang kau miliki. Sesuatu yang kau lakukan tanpa syarat, dan tanpa mengharapkan apapun. Sepahit-pahitnya makanan berat yang kau telan, yakinl...