Karna perkataan Dora hari itu, Jeila jadi penasaran dan selalu memperhatikan gerak gerik Genta. Tanpa disadari, Jeila mulai kepo dengan kehidupan Genta, contohnya dengan menstalker akun sosmed milik Genta
Jeila menscroll akun insta**am Genta, nggak banyak foto disana, mungkin hanya ada sekitar 5 foto, tapi salah satu foto tersebut membuat Jeila sangat sangat penasaran
Di dalam foto tersebut terdapat Genta yang sedang mencubit pipi seorang gadis, sedangkan gadis tersebut memanyunkan bibirnya, fotonya terlihat mesra, dan dari captionnya sudah dipastikan Genta dan gadis tersebut sudah kenal lama
'bosen sih ketemu dia terus, tapi ya mau gimana lagi'
"Caption apaan nih? Dasar Genta alay, lagian nih cewe siapa juga sih" Gerutu Jeila sambil melihat lihat komentar postingan tersebut
10 tahun lo bareng terus, kalo gue sih bosen
Bareng terus berdua nggak bosen?
10 tahun? Jangan jangan J O D O H
"What?! Jodoh darimana sih orang nggak cocok gitu juga ih, cocok- Eh kok gue jadi kesel gini?" Jeila berfikir ada apa dengan dirinya "Gue kenapa sih, gara gara Dora nih ah, gue jadi kepo gini kan"
Jeila menghempaskan badannya, ia melemparkan ponselnya ke sembarang tempat, kedua tangannya mengusap wajahnya gusar "Gue Binguuuung!" katanya setengah teriak "Makin kesini gue makin kepikiran sama Genta, gue kenapa sih"
Tok tok tok
"Siapa?"
Pintuk kamar Jeila sedikit terbuka, seorang paruh baya mengintip dari celahnya "Menurut kamu?"
"Mama!" Jeila menghambur ke dalam pelukan mamanya "Je kangen, kok mama baru pulang sih"
Windi mengusap rambut anaknya dengan lembut "Nenekmu baru mendingan sayang, lagian kamu di ajak ke rumah nenek gamau"
Kini mereka berdua duduk dengan santai di sofa ruang tamu "Males ah, nenek pilih kasih nggak suka, masa yang di sayang Rara doang, Je nggak pernah disayang"
"Hush, biar gimana pun itu nenek kamu"
"Yayaya.." sahut Jeila tanpa minat "Ma.."
"Hmm?"
Jeila menggeleng "Nggak jadi deh"
Windi tersenyum kecil melihat tingkah anaknya "Yaudah mandi gih, pasti belum mandi nih dari pulang sekolah?"
"Kok mama tau? Peramal ya"
Windi terkekeh diikuti dengan Jeila "Yaiyalah, bajunya masih baju seragam gitu, yaudah sanah mandi"
" Okey big boss"
😊😊😊
Jeila turun dari mobil mamanya, dan di sambut sang pangeran yang sudah beberapa hari ini tidak terlihat
Jeila tersenyum, satu tangannya menggenggam tangan Farrel yang membantunya untuk keluar dari mobil, banar benar seperti tuan putri
"Makasih" senyumnya
Farrel ikut tersenyum "Tugas aku sebagai pangeran kamu" katanya lembut membuat Jeila salting dan pipinya merona "Salting?"
Jeila menggeleng "Enggak kok" katanya, tentu saja berbohong
Farrel hanya bisa mengangguk, dia tahu gadis disebelahnya itu sedang menahan debaran jantungnya, tapi perlu kalian ketahui bahwa Farrel pun sama, ia juga menahan suara dari detak jantungnya agar Jeila tidak mendengarnya
"Je.."
Jeila menoleh "Hm?"
"Maaf ya, aku pergi beberapa hari nggak bilang sama kamu"
Jeila mengangguk sembari tersenyum "It's Okay, aku ngerti kok, lagi pula sepupu kamu jga udah bilang sama aku"
Farrel mengeluarkan nafas lega "Syukur deh, untung aja pacar aku kamu, jadi pengertian, hehe"
"Bisa aja sih" katanya merona kembali
😊😊😊
Jeila masuk ke dalam kelasnya sambil bersenandung ria, sesekali ia menggoyangkan tangannya dengan acak, hatinya berbunga bunga, perutnya penuh dengan kupu kupu, perempuan mana yang tidak senang jika di pagi hari sudah dijadikan tuan putri
Tapi kegembiraan Jeila tidak berlanjut ketika ia tidak sengaja menabrak Genta yang sedang membawa minuman dingin ditangannya, minuman itu jatuh dan sedikit mengenai baju Genta, hanya sedikit
Genta melihat bajunya yang terkena tumpahan minuman tersebut, ia melirik Jeila dan menatap gadis itu dengan tatapan membunuh
Jeila hanya bisa menggigit bibirnya takut "Genta maaf" katanya menundukkan kepala
"Lo tuh ya, diem sehari aja nggak bisa? CAPER tau nggak sih"
"Iya maaf, kalo gue caper gue juga minta maaf"
Genta mengambil kaleng minuman tersebut, lalu melemparkannya kepada Jeila, karna kaleng itu masih terisi, jadi baju Jeila juga terkena minuman dingin tersebut
"Dingin nggak?" tanya Genta dengan nada sinisnya, Jeila hanya diam, ya memang dingin rasanya "Gue tanya DINGIN NGGAK?!" bentak Genta kali ini benar benar membuat Jeila terkejut "JAWAB! DINGIN NGG-"
PLAAKK..
"CUKUP!" teriak Jeila keras
Wajah Jeila yang tadinya menunduk, menatap Genta dengan terang terangan "Gue udah cukup sabar ya sama Lo, lo diemin gue, gue sabar, lo nggak nganggep gue pun saat gue ngomong gue sabar, tapi kali ini lo bener bener keterlaluan tau nggak" ucap Jeila tak tahan, dari pelupuk matanya tetes demi tetes air bening keluar "Gue nggak tau apa salah gue sampe lo marah dan diemin gue, kalo emang lo punya dendam sama gue lo bilang! Gue udah pernah nanya kan sama lo salah gue apa, tapi lo malah ngalihin perhatian. Dan sekarang lo dengan enaknya ngebentak bentak gue, marah marah seolah olah kesalahan yang gue buat tuh besar banget, gue cuma nyenggol minuman lo, dan gue udah bilang kan gue MINTA MAAF, tapi kenapa lo marahnya sampe kayak gini hah?"
Tangan kecil jeila mengusap air mata dipipinya "Gue cape ya Nta, gue nggak ngerti lagi mau lo apa, oke gini deh, sekarang mau lo kita diem dieman kan? Mau sampai kapan? Sampai lulus, sampai kakek nenek, atau sampai mati" katanya menekankan kata 'mati' "gue lakuin" Jeila berjalan meninggalkan cowok egois bernama Genta
"Je.." tangan Genta menahannya
"Cukup!" sahut Jeila menghempas kasar tangan Genta "Gue juga punya hati Nta, jadi lo gabisa seenaknya sama gue" kata Jeila mantap dan meninggalkan Genta
***
Maaf telat updateThanks for reading 😊
Update kamis dan minggu
Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambiguous : Tell Me
Teen Fiction#1 Tellme (12 Juli 2019) #3 Farrel (12 Juli 2019) #3 Genta (15 Juli 2019) #16 kisahklasik (14 Juli 2019) #14 cintaremaja (14 Juli 2019) Attention : Awas nanti baper, kalo kamu baper aku di suruh tanggung jawab,eh.. 😂 kalo nggak kuat bisa langsung l...