Ambiguous : Tell Me 23

2.3K 121 6
                                    

Aku di dekatmu, tepat di sebelahmu, tapi kenapa rasanya kita sangat jauh Hingga aku ingin bicara padamu pun sulit

😊😊😊

Setelah libur seminggu kemarin untuk persiapan ulangan semester akhirnya latihan drama dimulai kembali hari ini

Dan semua siswa atau lebih tepatnya semua pemeran drama sudah masuk ke dalam ruang latihan, duduk di bangku yang sudah bernama, Jeila, Genta, Alex, berada di dalam satu barisan, dengan posisi Jeila ditengah tengah kedua cowok tampan itu

Vian datang membawa naskah ditangannya, senyuman manis terpampang di wajah guru muda tersebut "Halo semua, lama nggak jumpa ya" katanya yang langsung di saut ringan oleh para pemain drama

"Je.. gimana udah hapal?" tanya Vian menatap Jeila

"Udah dong kak, cuma drama gini doang mah gampang, gatau kalo Kino, dia kan susah ngapal" katanya sembari terkekeh

Kino cemberut sebal "Sombong banget, biarin aja nanti kuburannya sempit" sahutnya di belakang Jeila

Vian tersenyum "Udah udah, biar kalian nggak buang buang waktu lagi, kita langsung latihan aja ya" ucapnya, yang langsung di angguki oleh para pemeran

Latihan pun dimulai, diawali dengan narator yang membaca awal cerita, lalu adegan demi adegan dilakukan dengan baik, dan tibalah klimaksnya, dimana Jeila harus beradegan berdua dengan Genta dan itu adegan yang selalu membuat keduanya mengulang berkali kali karna Genta selalu saja diam ketika dialognya harus ia ucapkan

Dan kali ini pun sama, ketika Jeila sudah menyelesaikan dialognya, Genta lagi lagi diam membuat Vian mengakhiri adegan dengan kata 'cut'

"Haduh Nta, waktu kita tinggal dua minggu loh, masa sih lo masih ngulang kesalahan yang sama terus tiap kali latihan"

"Iya kak maaf, kata katanya agak nggak pas aja, jadi susah buat ngucapinnya" ucap Genta dengan alasan yang sama setiap kali membuat kesalahan

Vian menghembs nafas gusar "Yaudah kita break aja dulu, nanti kita sambung lagi" katanya

"Iya kak"

😊😊😊

Semua pemain drama sekarang berada di sebuah cafe sederhana deket sekolah, cafe itu memang di rancang untuk anak sekolah, dengan desain yang apa adanya dan harga yang murah meriah teentunya

Meja panjang yang memang disediakan untuk perkumpulan kelompok semacam eskul, osis, dan sebagainya sudah penuh ditempati oleh Vian dan anak anak didiknya

Hari ini Vian yang traktir dengan syarat posisi duduk dia yang ngatur. Dan lagi Jeila berada dia antara Genta dan Alex, entah apa yang di rencanakan Vian tentang ini semua

Sebelum makanan datang, mereka bermain game yang biasa di sebut dengan 'turth or dare' pertama kali yang kena adalah Genta, cowok itu memilih tantangan

"Gue tantang lo bilang sama nyonya kalo lo ganteng maksimal" ucap Kino tanpa tau situasi kalau kenyataannya Jeila dan Genta itu sedang perang dingin

"Nyonya?" Vian mengerutkan dahi

Kino mengangguk "Iya kak, jadi Jeila itu di kelas panggilannya nyoya, dan Genta yang ngasih nama nyonya ke Jeila, kadang ya mereka tuh kayak pasangan serasi gituloh" cerita Kino dengan antusias "Dan jug-"

Sebelum Kino mencerocos lebih panjang, Genta langsung menyumpal mulut lemes Kino dengan makanan yang baru saja datang

"Yuk makan yuk..." kata Genta mengganti topik. Teman temannya yang memang sudah lapar tentu saja langsung menghambur memakan makanan gratis di depan mereka

Setelah makan ternyata permainan tetap berlanjut, dan kali ini Jeila yang terkena pertanyaan 'truth or dare' Jeila juga memilih dare, dan tantangan kali ini diberikan oleh Vian

"Gambarkan perasaan lo dengan sebuah kata atau sejenisnya"

Jeila berfikir apa yang cocok, lalu matanya menerawang ke depan, lewat celah antara kedua temanya ia memandang ke luar jendela yang dipenuhi embun

"Aku di dekatmu, tepat di sebelahmu, tapi kenapa rasanya kita sangat jauh? Hingga aku ingin bicara padamu pun sulit" kata kata yang keluar entah kenapa merubah suasana menjadi lebih hening, semua orang menatap ke arah Jeila membuat yang di tatap mengerut bingung "Kenapa kok jadi pada ngeliatin gue gitu sih?"

"Kata katanya pelan lembut, tapi kok gue nyesek ya dengernya" ucap Fia sambil mengusap pipinya seolah menangis

"Iya Je, buat siapa sih?" kali ini Dea yang bertanya

Jeila tersenyum "Nggak buat siapa siapa kok, kan itu cuma kata kata aja" katanya tentu saja berbohong, tapi yang lain hanya mengangguk percaya tanpa tau orang yang Jeila maksud ada di sekitar mereka

Gentara syahputra, cowok itu yang di maksud oleh Jeila. Entah cowok itu peka atau enggak kalau kata kata itu ditujukan untuknya

Dikala yang lain sibuk tertawa dan sebagainya, Jeila melirik ke arah Genta secara diam diam, cowok itu dengan mudahnya tertawa, cowok itu dengan mudahnya tersenyum, sementara drinya hanya bisa tersenyum dengan terpaksa, tertawa dengan kesakitan yang makin terasa di hatinya

***

Selamat malam minggu....
Semoga kalian yang single bahagia malam ini, sengaja update buat nemenin para kalian yang single alias jomblo... Hehe

Thanks for reading 😊

Update kamis dan minggu

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

Ambiguous : Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang