Ambiguous : Tell Me 7

3.4K 148 4
                                    

Awalnya Jeila berfikir perubahan sikap Genta itu Cuma sementara, tapi nyatanya? Sampai sekrang pun cowok itu masih acuh padanya, padahal ini sudah hampir sebulan, tapi ia dan Genta sama sekali belum berkomunikasi

Dan jujur, itu membuat Jeila menjadi uring uringan. Seperti saat ini, bakso yang ada di depannya hanya ia aduk aduk tanpa ada niat untuk dimakan sedikit pun

Farrel menyentuh lengan Jeila pelan "Je.. baksonya nggak dimakan?"

Jeila mengangkat wajahnya menatap Farrel, lalu melihat kembali ke arah baksonya yang masih utuh, ia hanya tertawa hambar kemudian memakan baksonya tanpa minat

"Je.."

"Ya?"

Telunjuk Farrel mnunjuk ke bibir sebelah kanan Jeila "itu"

Jeila mengerutkan alisnya "Kenapa?" tanyanya bingung

"Sorry.." Farrel mendekatkan tubuhnya, lalu mengelap sudut kanan bibir Jeila dengan ibu jarinya "Mau disisain sampe lebaran ya" ledek Farrel

Jeila terhenyak, kata kata itu pernah diucapkan Genta juga, tapi... eh kok jadi ke Genta Genta? Ngapain juga harus mikirin Genta coba

Dengan kikuk Jeila tersenyum "Haha.." dan dia kembali terawa hambar

😊😊😊

Jeila menyibukkan dirinya dengan memainkan ponselnya, entah apa yang ia pikirkan tapi ia hanya menscrol menu menu di ponselnya, itu saja tidak lebih

Dora mengerutkan dahi melihat kelakuan teman sekaligus sahabatnya itu, ia menepuk bahu Jeila membuat yang punya bahu terlonjak kaget

"Astaga.. gue kira ada guru" katanya mengusap dada

Dora berdecak pelan "Udah bell pulang woy, mana mungkin ada guru"

"Yaudah selow dong, ngegas aja deh"

"Yah nyonya baper, Ta.. Genta nyonya lo baper nih" teriak Dora pada genta yang ternyata masi sibuk dengan ponsel digenggamannya

"Bacot!"

Jeila melirik sinis Genta "Dasar bocah gajelas" umpatnya pelan

"Apaan Je?" tanya Dora, Jeila menggeleng lalu membereskan bukunya berniat segera pulang agar tak lagi melihat Genta

"Ayok Dor pulang, inces mau bobo cancy nih"

"Yaudah yuk"

Dora menggandeng Jeila lalu menariknya keluar kelas, dan berpisah di parkiran karna memang rumah mereka yang tidak searah

😊😊😊

Keesokan harinya sikap Genta masih sama, menimbulkan beribu ribu tanda tanya dikepala Jeila

Jeila melirik Genta yang asik memainkan ponselnya, apalagi kalo bukan bermain mobile legend

Ia mendengus sebal, sangat sangat sebal, lalu sedetik kemudian seorang gadis datang ke kelasnya, membawa sebuah paper bag hitam yang entah isinya apaan, dan apa yang terjadi? Genta maju paling awal

"Nyari siapa?" tanyanya sok ramah pada gadis tersebut "Ouuhh, bentar ya dipanggilin" katanya, Genta merubah mimiknya saat membalikan badan

"Je dipanggil tuh" ucap Genta yang sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat, Jeila sebal, sangat, apa apaan ekspresi datar itu

"Hm.." Jeila hanya berdehem lalu menghampiri gadis imut tersebut "Ada apa ya?"

"Ini titipan dari Farrel, terus dia juga bilang gabisa nemenin lo makan hari ini, solanya dia lagi ada urusan jadi gamasuk sekolah" Jeila mengangguk, lalu menerima bungkusan paper bag hitam tersebut

"Makasih ya.." kata Jeila tersenyum

gadis itu balas tersenyum "Iya sama sama"

Jeila kembali ke tempat duduknya, ia melirik sekilas ke arah cowok gajelas yang membuatnya terus uring uringan, cowok itu kembali fokus pada ponselnya

"Cih... secuek cueknya cowok, kalo liat yang bening tetep aja matanya Belo" gerutunya cukup keras, namun sayangnya Genta sama sekali tidak merasa tersindir, yang ada teman temannya pada bersorak seperti

"Haha.. nyonya iri"

"Yeelah, lo juga cantik ko nyah, kalo diliat pake sedotan aqua"

"Haha.."

"Bacot!" dan lagi cowok yang dulu sering menjahilinya itu hanya mengucapkan satu kata menyebalkan 'bacot'

***
Maaf ya bru di update... yutha lupa, kirain kemarin udh publish eh pas diliat ternyata terakhir kamis :(

Thanks for reading 😊

Update kamis dan minggu

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

Ambiguous : Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang