"Je lo yakin mau pulang sekarang, kan party nya belum kelar Je" Tanya Gina menuntun Jeila ke depan rumah Kino
Jeila mengangguk tersenyum "Lagian kalo gue disini juga ngapain, kaki gue kan terkilir jadi nggak bisa loncat loncatan kayak kalian" katanya memasang wajah sedih
Gina ikut sedih "Maafin gue ya Je" katanya merasa bersalah
"Yeelah selow, gue mah biasa terkilir kayak gini, abis di urut juga baikan kok"
"Tapi kan-"
"Udah ah jan lebay, mellow amat sih" kata Jeila kemudian terkekeh
"Je!" Kino memanggil dari belakang, diikuti dengan teman temannya "Lo mau kemana?" Tanya Kino
Jeila memang ingin pulang secara diam diam, dia tau akan di tahan jika ia bilang ingin pulang. Jeila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Gue mau pulang, hehe.."
"Loh kok pulang sih lo? Kan acaranya belum selesai"
Jeila mengerutkan bibirnya "Kaki gue makin bengkak" katanya menunjuk pergelangan kakinya yang benar benar bengkak "harus langsung diurut biar nggak makin parah"lanjutnya lagi
Eka maju mendekati Jeila, ia merendahkan dirinya dan memegang kaki Jeila "Keras" katanya "Emang harus cepet cepet diurut Je"
Jeila memutar bola matanya malas "dari tadi juga kan gue bilang, gue mau pulang supaya cepet di urut, haduh haduh"
Eka terkekeh "Iya iya maaf, kan menghibur"
"Lo pulang naik apa?" Tanya sabilla
"Taxi online" sahut Jeila
"Dianterin aja sih Je, bahaya tau, sekarang tuh lagi beredar berita kalo pengemudi taxi online tu suka nyulik nyulik gitu" ucap Eka
"Iya Je di anterin aja, sama-" Kino mencari cari orang yang ia maksud "Nta! Gentaa! Nyonya lo nih anterin pulang"
Genta datang menghampiri, ia menaikan alisnya "Harus banget?" tanyanya jutek
"Har-"
Jeila menggeleng "Nggak! Nggak usah, gue naik taxi online aja"
Gina mengerutkan dahi "Serius nggak apa apa?" Tanya Gina, Jeila mengangguk pelan "Dianter Genta aja sih Je, bahaya tau, Nta anterin Jeila kenapa sih, kasian kakinya lagi kekilir gitu juga"
"Paling juga pura pura"
"Maksdunya?"
"Udah udah, gue bisa sendiri kok, tuh taxinya udah dateng, gue duluan ya, byee.."
"Hati hati Je"
"Iya, duluan ya" kata Jeila sembari melambaikan tangan
Jeila naik ke atas taxi tersebut, dan pulang dengan perasaan campur aduk, kesal, sedih, dan juga kecewa. Ia sadar bahwa hubungannya sudah tidak akan lagi baik seperti dulu, Genta tidak akan memaafkannya, dan dia tidak akan bisa melihat tawa jahil seorang Genta
Setetes air memgalir dipipinya, ia menghadapkan wajahnya ke arah jendela, memanglingkan wajah agar sopir taxi yang ia tumpangi tidak melihatnya menangis. Air matanya berubah deras ketika kenangan kenangan tersebut terbayang diwajahnya
Hari ini Jeila mengerti satu hal, bahwa hubungannya dengan Genta benar benar tidak bisa diperbaiki
😊😊😊
Genta menghempaskan dirinya di kasur begitu saja ketika dia sampai, entah kenapa hari ini terasa sangat melelahkan untuknya
Genta memejamkan matanya, mencoba untuk tidur, tapi perasaan aneh itu muncul, ia merasa ada yang harus ia periksa, ia merasa bahwa ia harus percaya oleh omogan Jeila sekarang, tapi ia terlalu egois, dia tidak ingin mempercayainya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambiguous : Tell Me
Teen Fiction#1 Tellme (12 Juli 2019) #3 Farrel (12 Juli 2019) #3 Genta (15 Juli 2019) #16 kisahklasik (14 Juli 2019) #14 cintaremaja (14 Juli 2019) Attention : Awas nanti baper, kalo kamu baper aku di suruh tanggung jawab,eh.. 😂 kalo nggak kuat bisa langsung l...