Lo nggak perlu tau apa yang terjadi, lo cuma harus tau kalau dia mulai berubah, cukup itu aja
- Alex Dirgano
***
Alex kembali sembari membawa dua buah gelas yang isinya teh hangat"Nih minum dulu, biar anget"
"Thanks" ucap Jeila tersenyum
Alex meletakan gelasnya di sebelah kanan "Jadi lo ngerasa kehilangan?"
Jeila mengangguk pelan "Ya gue kehilangan, dan juga gue penasaran" katanya sembari meletakan gelasnya di sebelah gelas Alex
Dahi Alex mengkerut "Penasaran? Kenapa?" tanyanya kebingungan
Jeila mengirup nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan "Gue penasaran kenapa sikap dia berubah, kalau emang dia menjauh karna dengan alasan dia udah bosen jadiin gue objek mainannya atau emang kata kata gue yang nyinggung gue, mungkin gue nggak akan sebingung ini" Dahi Alex makin berkerut mendengar penuturan dari Jeila "Tapi.." Jeila meremas tangannya, mencoba untuk tidak menangis lagi "Sikap dia yang selalu berubah buat gue bingung, kenapa dengan Genta yang gue kenal, kenapa dia mempermainkan gue dengan sikapnya yang terlalu sulit di tebak"
"Terkadang dia baik, terkadang dia marah nggak jelas, terkadang dia peduli dan care sama gue, tapi tiba tiba dia bisa berubah seolah olah gue musuh dia" Jeila menundukkan kepalanya menyembunyikan air mata yang mulai mengalir dipipinya "Bahkan.. tatapan matanya kadang terlihat dia benci banget sama gue, kayak dia tuh mengisyaratkan kalo gue itu musuh dia atau apalah sampai tatapan dia tuh tajam banget sama gue, tapi..." jedanya mengambil nafas "ketika gue mulai ingin berhenti bertanya ada apa dengan Genta, dia kembali dengan tatapan yang entah kenapa bikin gue ngerasa kalau dia juga pengen hubungan kita kembali kayak dulu"
Alex menarik Jeila kedalam pelukannya, merengkuh gadis itu agar merasa tenang "Lo boleh nangis sepuasnya" Tepat setelah Alex mengucapkan kata itu Jeila menangis dengan sesunggukan, dia nggak nyangka bakal nangis kayak gini karna seorang cowok jahil bernama Gentara
Setelah beberapa saat akhirnya Jeila berhenti menangis, ia melepaskan rengkuhan dari Alex "Makasih ya, dan maaf baju lo basah karna gue" katanya melihat baju Alex yang basah oleh air matanya
Alex tersenyum, tangannya menjulur menghapus bekas air mata yang masih tersisa di pipi Jeila "Selama lo bisa balik tersenyum gue bakal lakuin apapun"
Jeila terkekeh "Bisa aja lo"
"Udah mendingan belom?" Jeila mengangguk, sekarang senyuman mengembang di pipinya, lumayan lega rasanya setelah menceritakan semua dan menumpahkan semua lewat air mata
"Sekarang gue mau nanya boleh?"
"Boleh"
"Kenapa lo begitu pensaran dengan sikap Genta?"
Sebelum menjawab respon pertama dari Jeila adalah kerutan dahi, kenapa? Peranyaan itu yang sebenarnya selalu ia tanyakan pada dirinya sendiri "Karna gue mau tau apa alasan dia jauhin gue, kenapa dia berubah terus apa emang karna gue Cuma objek mainan dia atau-"
"Atau dia suka sama lo?" ucap Alex memotong ucapan Jeila
Jeila tidak menggeleng untuk menyangkal, kemungkinan itu memang terus muncul di kepalanya, anggaplah dia GR, tapi berharap boleh kan?
Alex menghela nafas "Kalo emang bener lo Cuma objek apa yang bakal lo lakuin? Atau kalo memang Genta suka sama lo apa yang bakal terjadi? Lo bakal nembak dia duluan?"
Jeila agak sulit mencerna perkataan Alex, dia menggeleng "Gue juga nggak tau"
"Terus kalo lo nggak tau apa yang kedepannya mau lo lakuin kenapa harus selalu bertanya? Kenapa lo nggak cukup tau?"
Jeila mengerutkan dahi, ia semakin tidak mengerti arti dari ucapan yang dikatakan oleh Alex
Alex membalik badannya sehingga dia dan Jeila saling berhadapan, kedua tangannya memegang pundak Jeila dan matanya fokus pada manik mata Jeila "Lo nggak perlu tau ada apa dengan Genta, dan lo nggak perlu lagi mikirin segala perubahan sikap Genta terhadap lo, karna semakin lo fikirin lo akan semakin sakit dan sampai kapan pun lo nggak akan nemu jawabannya kenapa dia berubah, karna kalau bukan dia yang jelasin lo nggak bakal tau jawabannya" katanya semakin menimbulkan tanda tanya pada Jeila "Lo cukup tau dia berubah Je, lo cukup tau kalo dia bukan Genta yang dulu, mungkin emang karna dia punya objek yang lebih menarik di bandingkan lo, atau bisa jadi dia berubah karna dia takut lo terlanjur nyaman dan nggak bisa lepas sama dia"
Alex mengangkat tangannya, tapi matanya masih fokus pada manik Jeila "Lo harus bisa cari pengganti Genta, dan mungkin kalo lo mau gue siap ngisi hati lo"
"Ma-mak-maksudnya?"
"Gue suka sama lo, dari semenjak gue liat lo di ruang musikal, dan gue janji gue nggak akan nyakitin lo sampai kapan pun"
Jeila langsung berdiri "Eh bulannya bagus deh" katanya mengalihkan perhatian
Alex ikut berdiri "Jangan alihin perhatian Je, please gue butuh jawaban"
Jeila menelan salivanya, dia baru patah hati, dia abis nangis sesunggukan dan sekarang Alex nembak dia, situasi macam apa ini "Gue butuh waktu"
"sampai kapan?"
"Entahlah, gue nggak yakin sampai kapan"
"Gimana kalo lusa lo ikut gue ke sesuatu tempat, gue mau kasih tau lo sesuatu, tapi setelah itu lo harus jawab pertanyaan gue"
Jeila nampak berpikir "Hmm tap-"
"Pokoknya lo nggak boleh nolak, lusa lo harus ikut sama gue" ucap Alex atau lebih tepatnya paksaan dari Alex
Jeila hanya bisa mengangguk pasrah "Oke"
"Nah gitu dong" sahut Alex tersenyum miring khas miliknya
***
Thanks for readingUpdate setiap minggu
Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺
![](https://img.wattpad.com/cover/144931842-288-k577726.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambiguous : Tell Me
Genç Kurgu#1 Tellme (12 Juli 2019) #3 Farrel (12 Juli 2019) #3 Genta (15 Juli 2019) #16 kisahklasik (14 Juli 2019) #14 cintaremaja (14 Juli 2019) Attention : Awas nanti baper, kalo kamu baper aku di suruh tanggung jawab,eh.. 😂 kalo nggak kuat bisa langsung l...