Ambiguous : Tell Me 5

3.9K 165 4
                                    

"Gilaa... gue aja ampe nggak nyangka kalo Farrel nembak gue" teriak Jeila, histeris menceritakan perasaannya saat ditembak oleh Farrel

Ini sudah seminggu semenjak kejadian membahagiakan bagi Jeila tu terjadi, tapi kelas Jeila masih meributkan tentang hal itu, dan jujur bahkan Jeila pun masih tidak menyangka keputusan Farrel yang memintanya untuk menjadi kekasihnya

Dora memicingkan matanya curiga "Make santet apa lo ampe Farrel mau ama lo giu" tanyanya yang langsung mendapat cubitan manis dari Jeila

Matanya menatap sinis ke arah Dora "Lo kira gue apaan hah?" sahutnya tidak terima "Gue tau gue nggak secantik Angel yang ada di kelasnya Farrel, tapi nggak mungkin juga lah gue make santet" katanya masih tidak terima ucapan Dora

Gadis itu mengerucut "Yeelah biasa kale mba, ngegas ae"

"Lagian ngomongnya nggak dijaga, dedde tuh gacuka digi- Aw! Siapa nih yang ngelempar?!" teriak Jeila saat tiba tiba saja sebuah botol kosong mendarat dengan indah di keningnya

Dari arah pintu masuk, seorang gadis berambut panjang terurai dengan warna yang campur campur berjalan, dibelakangnya dua orang yang penampilannya sama dengan gadis itu mengikutinya

Gadis dengan rambut pelangi itu melipat tangan didepan dada "Jadi elo yang namanya Jala?" tanyanya sembari menunjuk ke arah Jeila

Jeila mengerutkan keningnya "What?! Jala? Please, nama gue Jeila bukan Jala" katanya membenarkan

"I don't care, mau nama lo Jala kek, Galah kek, Gila sekalian kek, gue nggak perduli" sahutnya dengan wajahnya yang angkuh "Gue kesini mau mempringati sesuatu, jauhin Farrel atau lo..." tangannya ia gerakan didepan leher "death"

Jeila tertawa, membuat gadis didepannya mengerut bingung, dan ia semakin terbahak kala melihat gadis itu bertambah bingung

"Gini ya mba yang rambutnya warna warni, pertama gue nggak pernah tuh ngedeketin Farrel, dia yang deketin gue duluan, kedua kalo emang gue ngejauh dari Farrel, lo bisa gitu gantiin posisi gue, dan yang ketiga, gue nggak takut sama lo" dikalimat terakhirnya Jeila mendorong gadis itu dengan telunjuknya

Gadis berambut warna warni itu membelalakan matanya "Lo!"

"Apa?!" tantang Jeila nggak kalah galak

"Ayo guys cabut!"

"Cemen lo, beraninya ngancem doang" teriak Jeila saat ketiga gadis berambut warna warni tersebut keluar dari kelasnya

Tepukan tangan yang meriah ia dapatkan, teman temannya salut banget sama Jeila, tapi ya emang harus gitu sih, cewe yang modelnya kayak gitu tuh Cuma berani ngancem, lagian salah dia apa sampe harus jauhin Farrel

Eka bertepuk tangan paling ricuh dengan siulan siulan khas miliknya "Gilee.. emang nggak salah lo dipanggil nyonya, nyonya Jeila memang dabest lah" katanya

"Iya dong, gue yang ngajarin itu!" sahut Fitri di pojok yang sedang menonton film dengan beberapa teman lainnya

"Eh jaga ya idung lo! Udah tau gue yang ngajar-"

"Bacot!"

Genta yang kala itu sedang asik main game ML diponselnya merasa terganggu dengan kegaduhan yang terjadi, membuat akhirnya kelas menjadi sepi kembali

Jeila mendecak sebal melihat kelakuan Genta "Cih.. gaasik dasar"

😊😊😊

Bell pulang sekolah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu, tapi Genta belum juga beranjak dari kursinya, padahal ia ingin segera pulang dan beristirahat, dan sialnya, ia harus menunggu Jeila kembali ke kelas

Kenapa demikian? Karna petugas keamanan hari ini adalah dirinya jadi dia harus memastikan bahwa kelas terkunci dengan rapat agar tidak ada barang barang yang tertinggal

"kemana sih nih si nyonya" gerutunya kesal "Manaan gue kebelet lagi ah"

Genta yang mulai tidak tahan dengan panggilan alamnya, akhirnya beranjak menuju toilet, dan melancarkan aksi buang airnya

"Legaa.."

Tok tok tok

"Hiks hiks..."

Genta mengerutkan dahi saat mendengar suara orang menangis, bulu kuduknya berdiri "Serem juga nih sekolah" gumamnya

Ia melangkahkan kaki kembali kekelas, tapi suara seseorang menginstrupsinya

"Siapa?" teriaknya entah pada siapa

"Tolong! Tolongin gue dong! Gue kekunci di kamar mandi!" teriak seseorang dengan suara paraunya

Genta kenal suara ini, ini suara... "Jeila?"

"Iya, ini gue Jeila, please bukain gue takuut!"

Genta mendobrak pintu kamar mandi itu dengan sekuat tenaga, dan hasilnya pintu itu terbuka lebar, menampilkan Jeila yang sedang meringkuk ketakutan

Jeila berlari memeluk Genta dengan erat "Gue takut, hiks hiks..."

"Lo kenapa bisa disini?"

"Hiks.. hiks.. hiks.."

Tangisan Jeila tidak juga berhenti, Genta yang mau nggak mau, harus menenangkan gadis yang tengah memeluknya dengan erat itu

Cowok yang terkenal jahil itu berusaha menjadi gentle kali ini, ia memberikan jaket abu abu kesayangannya untuk Jeila, karna gadis itu dalam keadaan basah kuyup, dan tak lupa ia juga mengantarkan Jeila pulang

"Makasih ya.." ucap Jeila saat turun dari motor matic Genta

Genta mengangguk sambil tersenyum "Yaudah masuk, jaketnya bawa aja dulu"

Jeila mengangguk, tapi kemudian dia ingat sesuatu, dan ini mungkin saat yang tepat untuk menanyakannya

"Genta..."

"Hm?"

"Lo marah sama gue ya? Kok gue ngerasa lo jauhin gue sih"

Yang ditanya hanya menggeleng sembari tersenyum tanpa arti

Merasa pertanyaannya belum terjawabkan dengan puas, Jeila menarik lengan baju Genta "Genta..."

"Masuk, nanti lo sakit" katanya, Jeila menatap Genta dengan puppy eyesnya, membuat cowok itu menghela nafas pelan "Masuk Jei..."

"Tapi-"

"Je.."

"Iya iya gue masuk deh" sahutnya mengalah

Jeila masuk kedalam rumahnya, setelah memastikan bahwa gadis itu masuk, Genta menyalakan mesin motornya dan berlalu pergi

***
Yutha gatel pengen publish, hehe....

Thanks for reading 😊

Update kamis dan minggu

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

Ambiguous : Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang