Jeila berjalan memasuki kelasnya, kakinya yang masih terasa sakit membuatnya terlihat berjalan pincang, tapi tidak apa, ia masih bisa menahannya
"Je, lo nggak apa apa kan?" Tanya Kino yang diikuti oleh teman temannya dengan pertanyaan yang sama
Jeila mengerutkan dahi "Gue kenapa?" tanyanya yang tidak sadar bahwa semua temannya mengetahui kejadian tadi malam "Oh kaki gue? Masih sakit sih, tapi masih bisa gue tahan kok, gue kan strong" katanya tersenyum lebar
Sabila menggeleng "Ish.. bukan masalah kaki" katanya mendesah
"Terus?" Jeila mengerutkan dahi
"Soal tadi malem"
Jeila mengangguk paham "Soal gue pulang duluan? Kan gue udah bilang gue nggak apa apa" sahutnya
Ghina menggeleng "Bukan itu" katanya, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Tapi tentang lo yang nyasar gara gar-"
"Lo tau dari mana?" Tanya Jeila membulatkan mata, ia mengikuti pandangan Ghina ke arah Dora yang tengah duduk di bangkunya, mereka saling tatap, Dora dengan tatapan bersalahnya dan Jeila dengan tatapan yang tidak dimengerti entah itu marah, menyesal atau yang lainnya "Gue nggak papa kok" katanya memaksakan sunggingan bibirnya
"Syukur deh lo nggk apa apa, kalo sampe lo kenapa napa nggak tau deh Dora bakal ngelakuin apaan"
"Maksudnya?"
Kino mendecak "Tadi malem tuh dia nelponin kita satu persatu, kirim sms, pokoknya dia neror suruh gue nolongin lo, gue bukannya nggak mau nolongin, tapi gue kan emang nggak tau jalan, jadi y ague nggak bisa bantu apa apa, dan lo tau? Dia nekat hampir jam 12 malem ke rumah gue nyuruh gue bantu nyari lo, bukan cuma gue, tapi Ghina, Sabila, Yudha rumah mereka juga dia datengin, dan akhirnya kita berempat nyari lo, dan... untunglah nggak lama dari kita jalan Alex nelpon dan bilang udah nemuin lo" kata Kino menjelaskan dengan panjang kali lebar "Lo harus tau saat itu kalo Dora nangis nggak berenti berenti, dia bener bener kaya orang yang ditinggal mati sama pacar- " Kino berhenti melihat Dora yang sudah kembali entah dari mana, yang pasti saat adegan atatap menatap tadi selesai Dora langsung pergi ke luar kelas
Jeila mengangguk mengerti "Hemm gitu ya?" katanya "Gue nggak apa aoa, gue nggak luka, makasih ya udah khawatirin gue, dan makasih banyak buat kalian yang udah mau bantu cari gue, kalian terdebest emang" senyuman tulus datang dari bibir Jeila, tapi matanya tidak tertuju pada orang yang sedang berbicara dengannya, matanya tertuju pada Dora yang yang tengah menyibukan diri dengan novel di tangannya
Setelah menceritakan apa yang terjadi kepada teman temannya yang menuntut untuk diceritakan detail nya, Jeila kembali ke tempat duduknya yaitu disebelah Dora
"Makasih ya" katanya tanpa menatap Dora, tapi ucapan terimakasih itu ia ucapkan dengan tulus
Dora melirik Jeila, ia tersenyum mengangguk "Gue bersyukur lo selamet" sahutnya
Jeila menghela nafas, menghadapkan dirinya kea rah Dora yang tengah menatapnya, senyumnya mengembang "Makasih udah khawatirin gue, dan maaf tentang kemarin" ucapan Jeila membuat Dora mengerutkan dahi "Gue udah denger dari Alex semuanya, dan-" Jeila terkejut ketika Dora yang tiba tiba memeluknya "Lo nangis Dor?" tanyanya ketika mendengar suara isakan
"Gue minta maaf Je, gue.. gue nggak maksud buat ikut campur, gue cuma ma-"
"Iya gue ngerti kok" katanya, Jeila mengelus pundak Dora, menenangkan sahabatnya yang tengah terisak itu "Udah ah jangan nangis, nanti diledekin Kino loh" ucapnya
Dora melepaskan pelukannya dan langsung mengahpus air mata yang mengalir dipipinya "Jeila.."
"Hmm?"
"Gue masih sahabat lo kan?"
Jeila terkekeh pelan, ia mengangkat tangannya, menghapus sisa air mata yang masih ada di pipi Dora "Geuromnyeo, neo nan chingu -ya chingu.." ucapnya yang langusng tertawa "Apaan bahasa deh bahasa gue, pokoknya gue bakal tetep jadi sahabat lo apapun yang tejadi, okay?"
Dora mengangguk "Okay" katanya memeluk Jeila kembali, kali ini tanpa tangisan
😊😊😊
H-3 menuju pentas drama musikal yang akan dilakukan SMA Bintang bangsa, tidak seperti pentas tahun lalu yang hanya diahadiri oleh murid Bintang Bangsa, kali ini, Vian membuatnya lebih meriah, ia memperbolehkan orang dari luar sekolah untuk melihat drama tersebut secara gratis
Tidak hanya itu saja, kali ini bukan hanya pentas drama, tapi akan ada pertunjukan music juga, oh dan jangan lupakan bazar buku, bazar makanan, dan bazar lainnya
"Cut!" teriak Vian memberhentikan interaksi antara Kino dan Dora "Ayolah, udah H-3 loh, Kino hapalin dialognya" ucap Vian, Kino dan Dora mengangguk kembali berlatih memberikan yang terbaik agar drama musical ini akan berjalan dengan lancer
Di sudut Jeila sedang duduk sembari membaca naskah di tangannya, masih ada beberapa kata yang tidak bisa ia maknai, dia selalu mengatakannya dengan datar, tapi saat ini Jeila tau apa yang harus ia lakukan, kali ini ia yakin bisa mengatakannya dengan penuh makna seperti yang di perintah oleh Vian
Jeila mengangkat wajah melihat sepasang kaki tepat di depannya, ia tidak berkata apa apa, bahkan menghindari kontak mata dengan orang tersebut "Kenapa?" tanyanya tanpa minat
"Je, gue min-"
"Jeila! Genta! Ayo giliran kalian" teriak Vian
Jeila mengangguk tersenyum pada Vian "Iya ka, sebentar" katanya, ia berdiri "giliran kita" ucapnya dingin tanpa memandang wajah orang di depannya, ia berjalan meninggalkan orang tersebut yang bukan lain adalah Genta
Genta menghela nafas, ia tersenyum miris, lalu pergi menghampiri Vian untuk berlatih dialognya
"Action!"
Teriakan Vian menandakan acting dimulai, Jeila dan Genta saling menatap, Jeila dengan tatapan dinginnya sedangkan Genta dengan tatapan kebingungannya
"Kenapa?" tanyanya mulai mendalami peran "Kenapa lo menjauh? Kena-"
Jeila mendecak, ia tersenyum tanpa arti "Kenapa? Lo nanya kenapa?" ucapnya, ia mengubah tatapannya menjadi dingin "Emangnya gue nggak boleh ngejauh? Gue nggak boleh nyuekin lo? Nggak boleh?"
Tatapan dingin Jeila berubah menjadi tawa hambar begitu saja, sedetik kemudian ia memberhentikan tawanya dan mengubah lagi tatapannya menjadi dingin dan membunuh "Gue nyuekin lo biar lo tau rasanya di cuekin, gue menjauh biar lo tau rasanya di jauhin, emang lo doang yang bisa berubah tiba tiba, lo doang yang bisa menjauh? Yang bisa ngediemin gue? Lo doang yang bisa ngebentak gue, lo doang yang bisa? Gue juga bisa Tar, bukannya mau bales dendam, tapi cowo bunglon kaya lo harus tau rasanya biar lo nggak seenaknya nyuekin orang, nggak seenaknya ngejauhin orang tanpa kasi tau alasannya"
Genta menggeleng "Nggak gitu Ra, gue jauhin lo bukan tanpa alasan, gue cuma.. Cuma cum-"
"Cuma apa?! Udahlah Tar, gue muak sama lo, gue MU-AK!"
Jeila berjalan meninggalkan Genta. Sedangkan Genta berdiri diam di tempatnya, menundukan kepalanya, beberapa detik kemudian ia membalik badannya melihat Jeila yang sudah hilang dari pandangannya "Gue salah" katanya pelan dengan rasa bersalah yang dalam
"CUT!" teriak Vian, ia menggeleng gelengkan kepalanya takjub "Gila gila gue ngerasa lagi nonton drama korea, kemistrinya tuh bagus banget sumpah, nggak salah gue milih kalian berdua" katanya merangkul Jeila dan Genta
"Iya gila Je, gue aja sampe merinding pas liat tatapan lo, dingin banget" ucap Kino mengacungkan jempolnya
Jeila tersenyum "Ya jelas, Jeila" katanya meninggi
Kino memutar mata "Nyesel gue mujinya"
***
Thanks for reading 😊Update minggu
Ps : Please let me know if there is any mistake in this story ☺

KAMU SEDANG MEMBACA
Ambiguous : Tell Me
Novela Juvenil#1 Tellme (12 Juli 2019) #3 Farrel (12 Juli 2019) #3 Genta (15 Juli 2019) #16 kisahklasik (14 Juli 2019) #14 cintaremaja (14 Juli 2019) Attention : Awas nanti baper, kalo kamu baper aku di suruh tanggung jawab,eh.. 😂 kalo nggak kuat bisa langsung l...