Ambiguous : Tell Me 12

3K 132 0
                                    

"Farrel udah, aku nggak papa kok" ucap Jeila mengejar Farrel yang hendak datang ke kelas untuk memberi pelajaran kepada Genta

Jeila berlari kecil mengejar Farrel, tapi memang cowok itu larinya cepat jadi nggak bisa terkejar oleh Jeila. Farrel masuk ke dalam kelasnya begitu saja, menghampiri Genta, dan...

Bughhh...

"Apa apaan sih lo!" teriak Genta yang tersungkur di lantai, tangan kirinya mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya

Farrel menatap Genta dengan tajam "Gue peringatin ya sama lo, jangan pernah ngeganggu pacar gue lagi, atau lo bakal ngerasain lebih dari ini" katannya memberi peringatan

Genta tersenyum miring "Lo pikir gue takut?" katanya menantang

Farrel melayangkan tanganya kembali ingin meninju lagi wajah menyebalkan Genta, tapi kehadiran Jeila yang tiba tiba di depannya membuat tangan Farrel berhenti dilayangkan

Jeila membuka matanya perlahan, ia melihat tangan Farrel yang masih menggantung disana, dengan lembut ia menarik Farrel keluar dari kelasnya. Dan mereka berdua sekarang berada di gedung laboratorium yang sepi

"Je, kenapa sih kamu belain dia?"

Jeila menggeleng "Aku bukannya belain dia, tapi kamu nggak perlu sampe kayak gitu ke Genta" ucapnya

Farrel mengerutkan dahinya "Jangan bilang kamu suka sama Genta" ucapnya dengan nada menuduh

"Farrel!"

"Terus kalo nggak suka apa namanya? Kenapa kamu harus belain dia? Pacar kamu itu aku, bukan dia Je"

Jeila menggeleng "Bukan gitu, tapi-"

"Tapi apa?"

Dahi Jeila mengerut "Kok kamu jadi sensitif gini sih" tanya Jeila nggak percaya dengan respon lebay dari Farrel

"Kenapa? nggak suka lo kalo gue possesif?"

"Farrel!" bentak Jeila

Farrel tertawa hambar "Keliatan banget kalo lo suka sama cowok kayak dia" ucapnya membuat kerutan dahi Jeila bertambah tebal "Kalo emang lo suka, yaudah kita putus aja" katanya enteng tanpa mau dipertimbangkan terlebih dahulu

Jeila hanya memberikan repon diam, dia terlalu terkejut dengan Farrel yang entah kenapa jadi berubah begini

Cowok berlesung pipit itu pergi meninggalkang Jeila, tapi langkahnya terhenti ketika Jeila meneriaki namanya

"Farrel Werdons!" teriak Jeila, ia berjalan mendekati Farrel dan berhenti tepat di depan cowok itu

PLAKKK...

Farrel mengerutkan dahinya meminta penjelasan atas apa yang diperlakukan Jeila

"Dengan gampangnya lo bilang kata putus Cuma karna gue belain Genta" ucapnya masih tak menyangka dengan respon Farrel yang sebegitunya. Tangan mungil Jeila mengusap lembut pipinya yang dibanjiri oleh air mata "Gue belain dia bukan karna gue suka, tapi karna emang nggak sepenuhnya salah dia" ucap Jeila dengan nada tinggi

Kali ini Jeila yang melangkah pergi meninggalkan Farrel, gadis itu berjalan tanpa menoleh ke arah Farrel sedikitpun, kekecewaanya teramat besar pada cowok itu, kalo sekarang aja dia sudah bersikap posessif begitu gimana nanti?

Farrel hanya diam? Tentu saja tidak, cowok itu berusaha untuk meminta maaf, tapi Jeila yang terlanjur kecewa nggak bisa gitu aja maafin Farrel, dia memang menyukai farrel, bahkan sangat, tapi dia nggak suka sifat Farrel yang terlalu over

😊😊😊

Jeila kembali ke kelasnya setelah membasuh wajahnya di toilet, ia tak mau ada yang tau kalau dirinya menangis, pasti akan banyak celotehan di kelas, cukup kemarin saja teman temannya melihat ia menangis

Sebelum memasuki kelasnya, ia mengambil nafas dan menampilkan senyuman termanisnya. Matanya melirik ke belakang, mencari cari sosok Genta, ia menghembuskan nafas tenang ketika melihat cowok itu baik baik saja

"Lo baik baik aja Je?" tanya Dora dengan hati hati

Jeila mengerutkan dahi "Emang gue kenapa?" tanyanya berpura pura tidak ada yang terjadi

Gadis yang duduk disebelah Jeila itu menyengir membuat kecurigaan terhadapnya "Sorry ya, tadi gue nggak sengaja denger omongan lo sama Farrel" ucapnya takut takut "Tapi lo nggak papa kan?" katanya memastikan bahwa sahabatnya itu baik baik saja

Jeila mengangguk "Iya nggak papa kok, masa iya seorang Jeila kenapa napa cuma karna diputusin sih" katanya, tentu saja berbohong, siapa sih yang baik baik saja saat di putusin, pasti ada rasa sedih, dan sakit di hati

Dora tersenyum, lalu mengangguk, dia tahu kok kalau Jeila sedang berbohong, tapi dia nggak mau bikin Jeila tambah sedih, jadi ia berpura pura percaya bahwa sahabatnya itu baik baik saja

😊😊😊

"Jeila, Dora, Genta, sama Kino di panggil kak Vian di ruang teater" teriak Hasan sang ketua kelas

Jeila dan Dora saling pandang dan sama sama mengerutkan dahi mereka, lalu menatap Hasan dengan penuh tanda tanya "Kenapa emang?" tanya mereka berdua serempak

Hasan menaikan bahunya "Mana gue tau, kalo penasaran langsung aja ke ruangannya"

Lagi lagi Jeila dan Dora saling pandang, mereka tersenyum dengan maksud tertentu, tiba tiba saja mereka berdua berteriak tanpa sebab, lalu loncat loncat girang tanpa ada yang tau alsannya

Viano Aldrian, biasa dipanggil Vian atau kak Vian, umurnya yang masih muda membuat para murid memanggilnya dengan sebutan kak, dan jujur dia juga lebih suka dipanggil kak, katanya sih biar lebih akrab aja gitu

Guru seni muda nan ganteng, itu julukannya. Vian unggul dalam bidang seni apapun, sampai sampai dia mampu menandingi guru guru berpengalaman lainnya. Di SMA ... dia juga aktif menjadi pelatih sekali gus sutradara drama musikal yang biasanya menjadi pertunjukan akhir semester

Jeila dan Dora udah dari lama ingin jadi pemeran di drama musikal, tapi untuk pemeran Vian sangat pemilih, dia nggak buka audisi, hanya dengan melihat setiap dia mengambil nilai di seni teater, abis itu kalo emang ada yang bagus baru di panggil ke ruangannya

Dan Jeila dan Dora senang pake banget, karna kemungkinan mereka berdua akan di rekrut jadi pemeran drama musikal yang akan diadakan tiga bulan lagi, yaitu tepat setelah semua murid mengambil hasil ulangan kenaikan kelas mereka

"Assalamualaikum" ucap Jeila dan Dora berbarengan

Vian yang sedang berkutik dengan laptopnya mengalihkan perhatiannya kepada Jeila dan juga Dora "Waalaikumsalam, Jeila sama Dora ya? Sini masuk, ada yang mau saya bicarain" kata Vian ramah

Jeila serta Dora pun masuk dengan senyuman di wajah mereka berdua, "Ada apa ya kak?" tanya Jeila dengan jantung yang terus berdetak dengan sangat kencang

"Hmm... jadi gini, tiga bulan lagi kan sekolah kita bakal ngadain pentas drama, nah saya mau rekrut beberapa orang, dan waktu pengambilan nilai hari itu, saya melihat potensi kalian berdua, jadi saya mau-"

"Mau kak!" kata Jeila dan Dora berbarengan memotong perkataan Vian

Vian terkekeh "Oke oke, kayaknya kalian antusias banget ya, yaudah kalau gitu besok sepulang sekolah kumpul di ruangan ini ya" Jeila dan Dora mengangguk "Oh iya, Genta sama Kino nanti suruh ke ruangan ini dulu ya, saya juga mau rekrut mereka berdua soalnya"

"Siapa kak" serentak Jeila dan Dora mengangkat tangan seperti tanda hormat. Keduanya keluar dari ruangan Vian dengan perasaan girang segirang girangnya tante girang, eh nggak deng, cuma girang biasa aja, paling mentok mentok mereka berdua loncat loncatan nggak jelas di depan ruang teater

***

Thanks for reading 😊

Update kamis dan minggu

Ps : Please let me know if there is any mistake in this story

Ambiguous : Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang