Jihoon dan Jinyoung.. dulunya adalah anak-anak bernasib kurang beruntung yang ditempatkan di panti asuhan. Sejak kecil, yang mereka tahu, mereka tak punya orang tua, sama seperti teman-temannya yang lain di panti. Hidup-sendiri-tanpa-ayah-dan-ibu.Takdir yang membuat keduanya tumbuh dan dekat menjadi anak kecil menggemaskan dan selalu bersama. Saling melengkapi. Tuhan memang adil.
Ingat betul. Hari itu, di akhir bulan Juli tahun 2004 yang cerah. Matahari bersinar dengan terang dan panasnya. Di sana. Kedua bocah itu sedang bermain-main di taman. Memutar-mutar selang dan airnya untuk membasahi tubuhnya yang berkeringat kepanasan. Sesekali juga ikut mengguyur bunga berwarna-warni itu agar terlihat segar. Bermain ala bocah kecil pada jamannya.
"Jihoon hyung, jangan berlari terlalu jauh! Selangnya tidak sampai."
Mendengar itu, Jihoon berhenti dari larinya. Kemudian berbalik dan menemukan Jinyoung yang memegang selang yang tertarik hampir lepas dari kran.
"Baiklah. Ayo bermain di sana lagi."
Saat keduanya akan saling menyemprotkan air lagi, pagar setinggi dada orang dewasa itu terbuka. Membuat mereka dengan cukup-ekhm, terpaksa-menghentikan aktivitasnya.
"Selamat siang.."
Pria berusia akhir tiga puluh tahunan --berwajah tampan--menyapa keduanya. Di samping pria tampan, ada seorang wanita yang kira-kira tiga tahun lebih muda dari si pria, sedang tersenyum manis. Diikuti oleh dua gadis kecil berambut pendek yang sepertinya adalah anaknya.
"Selamat siang." Ucap Jinyoung dan Jihoon bersamaan. Dan dengan sopan mereka berdua membungkuk; memberi salam penghormatan.
Dan hari itu, sejak itu, sudah tercium bau bau berubahnya arah jalan hidup mereka.
Cih, memang arah hidup ada baunya?Beruntunglah karena tidak lama kemudian, Yoona sang pemilik panti membukakan pintu. Lalu memberi salam ramah dan membiarkan satu keluarga tersebut masuk ke dalam.
Tapi sebelum itu...
"Ah, Jinyoung, Jihoon.. Kalian berdua segera mandi dan berkumpul bersama anak-anak panti yang lain ya."
Kedua bocah itu mengangguk, bersamaan dengan senyum hangat Yoona yang mengembang di wajah cantiknya.
***
Setelah mandi dan berpakaian bersih--dua bocah berusia lima dan enam tahun itu berkumpul di ruang tengah--bersama teman-temannya yang lain. Di hadapan Jinyoung penuh dengan buku gambar dan alat mewarnai yang lain. Si kecil memang suka menggambar dan bermain dengan pewarnanya, namun Jihoon kadang usil ikut-ikutan. Yang akhirnya justru membuat gambar Jinyoung semakin buruk saja. Beruntunglah karena Jinyoung tidak marah, tidak juga kesal.
"Aku senang karena Jihoon Hyung membantuku."
Itu katanya. Dengan gelagat polos dan senyum yang menampilkan deretan giginya.
"Jihoon Hyung, ini bagusnya diberi warna apa?"
"Hmmm itu.." Jihoon memiringkan kepalanya, mencoba melihat jelas gambar yang ditunjuk Jinyoung. "Itu cocok diberi warna merah muda!" Dengan riangnya Jihoon berseru.
Padahal gambar itu... adalah seorang laki-laki dengan kaos yang masih berwarna polos. Dan dengan lantangnya Jihoon meneriaki bahwa merah muda adalah warna yang cocok. HOHOHO. tertawalah saja, tertawa, tertawa. Jihoon memang suka pink.
"Ah? Merah muda ya..."
Saat tangan kecil Jinyoung ingin meraih crayon berwarna merah muda, tiba-tiba saja sebuah tangan kecil lain menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOING CRAZY •bjy pjh•✔
Misterio / SuspensoTokoh utama bisa saja pembohong besar yang kehilangan akalnya. Pada awalnya Jihoon dan Jinyoung hanyalah dua anak polos yatim piatu yang saling melengkapi. Tidak sampai pikiran mereka terkontaminasi oleh rasa kecewanya sendiri. (Mengandung unsur-uns...