"Dia tidak bersalah."
Terkejut. Jihoon yang berada di sebelah Suzy langsung menoleh mendengar perkataan si perempuan.
"Jihoon tidak bersalah untuk kematian adikku." Suzy memperjelas kalimatnya. "Semua yang sudah ia katakan tadi adalah benar. Meskipun aku sangat membenci bocah ini, namun aku ingin dia bebas, dia tidak bersalah."
Kedua polisi mengangguk menyetujui.
Sebenarnya perkataan Suzy tidak mempengaruhi jalan pikir dan penyelidikan polisi. Mereka memang sudah ingin menyatakan Jihoon bukanlah penyebab kematian Jinyoung. Matinya Jinyoung adalah murni bunuh diri karena dendam di hati, dendam yang menumpuk, dirabuk, dan dirawat dengan baik oleh si pemilik. Tidak ada yang salah selain Jinyoung sendiri. Tidak ada yang bodoh selain Jinyoung sendiri.
Ketiganya; Guanlin, Jihoon, dan Suzy berjalan keluar dari kantor polisi. Langkah mereka sama lemahnya akibat kehilangan salah seorang yang mereka miliki dan sayangi. Namun isi pikiran mereka bercabang, bercampur antara sedih, bingung, marah, dan kecewa.
Diantara hiruk-pikuk kendaraan bermotor disertai derap kaki, Suzy membuka suara.
"Guanlin, bisa kau tinggalkan aku dan Jihoon sendirian? Aku ingin bicara dengan bocah ini empat mata."
"Ah. Baiklah. Aku pamit dulu. Hubungi aku ya kak, saat pemakaman Jinyoung." Guanlin membungkuk, lalu berjalan pergi meninggalkan dua makhluk di hadapannya.
Huhh
Suasana jadi semakin dingin untuk Jihoon. Dingin membelai permukaan kulitnya yang bahkan sudah terbungkus mantel. Telapak tangannya mendingin seperti orang yang hampir mati.
"Jihoon... beberapa tahun yang lalu aku sudah kerap mengatakan padamu agar tidak bertemu Jinyoung lagi, kan?" Suzy bertanya tanpa menghadap Jihoon. Ia memilih menatap jauh langit malam yang sekelam hati berkabungnya.
"Maaf, kak." Hanya itu yang Jihoon jawab.
"Jinyoung memang berbeda." Suzy masih menatap langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOING CRAZY •bjy pjh•✔
Misteri / ThrillerTokoh utama bisa saja pembohong besar yang kehilangan akalnya. Pada awalnya Jihoon dan Jinyoung hanyalah dua anak polos yatim piatu yang saling melengkapi. Tidak sampai pikiran mereka terkontaminasi oleh rasa kecewanya sendiri. (Mengandung unsur-uns...