Pagi yang damai hari itu. Tiga bersaudara sedang menikmati sarapan di meja makan yang terdiri dari lima kursi. Dua kursi sisa yang saling bersebelahan itu dibiarkan memenuhi sekitaran meja yang lumayan panjang. Mereka tidak mau menyingkirkannya. Karena kursi itu dulunya dipakai oleh kedua orang tuanya.
Bahkan.. bukan hanya dua kursi itu yang dibiarkan tetap ada, tapi juga satu sofa kecil yang sering diduduki oleh sang ibu, dan juga lemari buku beserta isinya milik sang ayah. Beberapa perabotan kesayangan orang tuanya ikut dibawa meskipun anak-anak mereka (suzy, binnie, dan jinyoung) pindah ke rumah yang lebih kecil setelah orang tuanya meninggal.
Ekhm. Ngomong-ngomong... coba tebak, apa menu sarapan kali ini?
Nasi goreng udang asin ala Suzy. Kenyataan yang tidak terbantahkan adalah bahwa Suzy tidak pandai memasak. Meskipun sudah berusia 26 tahun, namun wanita cantik itu tidak cukup ahli dalam hal dapur. Meskipun begitu, ia tetap ngotot ingin memasak dan bahkan--ia pernah berkata bahwa cita-citanya adalah seorang juru masak.
Oke lupakan.
Jinyoung tetap menyantap nasi asin itu dengan santai, begitu juga dengan si pembuatnya, tapi untuk Binnie...
"Hoek! Aku tidak tahan!" Ia bangkit dari duduk, bersama dengan segelas air putih di tangannya. Pergi begitu saja ke arah dapur. Lalu mengambil dua potong roti tawar dan selai kacang. Memakannya perlahan dengan wajah yang dinikmat-nikmatkan.
"Aku tidak sanggup makan makanan aneh itu." Binnie berucap dengan melirik Suzy dan makanan random buatan Kakaknya.
Sementara si koki yang merasa tersindir melotot. "Kau mengejekku?"
"Iya, kak. Lebih baik lain kali aku saja yang memasak." ucapnya diakhiri juluran lidah, mengejek; bercanda.
"Yak! Diam kau! Urusi saja skripsimu yang tidak kunjung selesai."
"Wlek-wlek."
Jinyoung hanya dapat menggelengkan kepala melihat pertengkaran kecil dari kakak-kakaknya. Selalu saja begitu. Binnie meledek Suzy yang tidak pandai memasak, dan Suzy mengatai skripsi Binnie yang tidak kunjung selesai.
Pagi ini gagal menjadi pagi goals yang damai bagi Jinyoung. Setidaknya sampai ia berangkat sekolah, mungkin... atau bahkan tidak juga...
***
Suasana khas lingkungan Sekolah Menengah Atas. Bangunan megah nan luas yang menjulang tinggi bagai gedung kantoran. Hamparan rumput hijau liar yang sudah dipangkas rapi. Jangan lupakan juga pelajar berseragam sama yang berjalan beriringan.
Satu kebiasaan anak muda jaman sekarang; bergosip.
Gosip memang bagai candu nikmat yang membuat ketagihan. Itulah yang membuat khalayak ramai melakukannya setiap hari meskipun tanpa dibayar. hahahah. Memang ada orang yang membayar penggosip?
Apa yang mereka bicarakan tidak hanya sekedar hal ringan yang membahagiakan. Tapi juga simpang siur aneh yang mengerikan. Bahkan juga--fitnah--mungkin.
"Hei! Kudengar orang tuanya adalah pembunuh."
"Benarkah? Tapi lihatlah! Dia sangat tampan."
"Cih! Aku tidak peduli dengan ketampanannya. Sekali anak pembunuh, dia tetap anak pembunuh. Rendah!"
Oh no mianmianmianhajiman...
Maaf kalau chapt ini memang sangat pendek dan uwuu tidak jelas sekalii :((Tapi tapi tapi... ayo mari berteman 💖
Free dm dsb uuu. Diriku kesepian di dunia orange inii😅.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOING CRAZY •bjy pjh•✔
Misterio / SuspensoTokoh utama bisa saja pembohong besar yang kehilangan akalnya. Pada awalnya Jihoon dan Jinyoung hanyalah dua anak polos yatim piatu yang saling melengkapi. Tidak sampai pikiran mereka terkontaminasi oleh rasa kecewanya sendiri. (Mengandung unsur-uns...