20. Full of Flashback (b)

242 38 3
                                    

"Pulang jam berapa, Young?"

Aku-pun melirik jam dinding yang menempel di atas akuarium. "Eh? Sudah jam dua ya?"


"Kau pulang jam dua?"

Aku mengangguk seraya membereskan game watch dan kaset-kaset yang berserakan agar masuk ke tas ku.

Hari ini seperti kegiatan seminggu sekali-ku biasanya. Tentu saja pergi ke panti untuk menghabiskan waktu bersama Jihoon hyung. Dan hari ini waktunya sudah habis; jam sudah menunjukkan pukul dua.




Jihoon hyung mengantarku sampai di depan pagar dan membukakannya untukku.

"Sampai jumpa.."

Hyung melambaikan tangan meski aku masih di hadapannya.

"Ah.. Aku akan kemari lagi minggu depan, hyung."


Saat baru satu langkah melangkah, aku merasa ada seseorang yang berdiri di sampingku. Kemudian orang ini menghentikan langkahnya, membuatku mengikuti geraknya.



"Jinyoung?"

Aku mendongak, "Oh.. Paman Kai!" Aku berseru cukup keras.

Benar. Paman Kai tersenyum melihatku. Ia menggunakan kaos panjang berwarna krem, celana trening panjang dan topi hitam. Paman Kai itu sama seperti Papa, paman itu tampan dengan wajah maskulinnya.



"Sedang apa di sini?" Paman Kai berjongkok, menyamakan tingginya dengan bocah sembilan tahun sepertiku.

"Ini, ke panti. Mengunjungi Jihoon hyung." Aku menunjuk Jihoon hyung di depan pagar dan Jihoon Hyung membungkuk memberi salam.

"Ah.. Jadi ini ya.. Jihoon yang sering Jinyoung bicarakan." Pamai Kai mengelus kepala Jihoon hyung.
"Terima kasih ya, sudah menjaga dan menjadi teman Jinyoung selama ini."

Benar. Rasanya aku juga ingin berterima kasih sebanyak-banyaknya pada Hyung. Ah, benar-benar...



Paman Kai kini beralih ke padaku lagi, "Jinyoung mau pulang?"

"Iya. Mau naik taxi."

"Wah.. Sini dengan paman Kai saja.. kebetulan paman mau ke rumahmu juga." 

"Siap paman!"



Kami berdua melambaikan tangan pada Jihoon hyung. Tak lama, taxi datang. Kemudian aku dan Paman naik taxi yang diongkosi Paman Kai.

Padahal sebenarnya mama sudah memberiku ongkos cukup banyak untuk pulang. Tapi tak apalah, selain lebih berhemat, kami juga bisa menghabiskan waktu bersama. Sudah kubilangkan, bahwa akhir-akhir ini paman Kai jarang ada waktu untukku? Padahal dulu biasanya, hmmm... banyak waktu di antara kami.


 banyak waktu di antara kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat sudah sampai di rumah, aku tidak tahu apa yang dilakukan atau dikerjakan atau dibicarakan antara Paman Kai, Papa, dan juga Mama. Karena begitu Mama melihatku yang sedang turun dari taxi, Mama langsung menghampiriku dan berkata...

"Segera mandi dan makan siang ya.."

Aku hanya mengangguk, walaupun sebenarnya.. buat apa mandi di siang-siang begini? Tapi aku-pun menurut saja. Mungkin orang tua memang perlu waktu tanpa anak-anaknya.




Jadi setelah mandi dan berpakaian santai, aku menghampiri Kak Suzy dan Kak Binnie di ruang tv lantai dua. Kak Suzy duduk di sofa merah dan asyik dengan setoples besar keripik kentang keju, sedangkan Kak Binnie duduk bersila di permadani sambil memakan rumput laut kering.

"Ayo sini." Kak Suzy menepuk sisi sofa yang kosong di sebelahnya.

Tapi yang aku lakukan adalah ikut duduk bersila bersama Kak Binnie di bawah lalu mencomot beberapa keripik kentang yang ada di dekapan Kak Suzy.

Kulihat kedua kakakku sedang fokus menatap gambar yang tersaji di layar televisi. Menampilkan animasi perempuan seperti boneka yang disebut barbie. Aku hanya melirik sekilas ke layar.

Jujur saja, tentu aku tidak suka tayangan seperti itu. Tapi aku tidak berniat mengganti channel, toh yang ingin kulakukan hanya berkumpul bersama dengan kedua kakak perempuanku.


"Di bawah ada tamu ya?"
Tanya Kak Binnie saat acara barbie-nya iklan.

"Ada Paman Kai. Tadi paman mengantarku pulang dari panti. Bahkan kami mengobrol bersama saat di taxi. Ah... sudah lama aku tidak mengobrol dengan paman seperti itu."


"Jinyoungie, jangan terlalu dekat dengan paman.."

Kak Suzy melirihkan suaranya dan menatapku lurus.

"Memangnya kenapa?"

"Ihh, kau masih kecil.. tidak perlu tahu. Pokoknya sekarang, jangan terlalu dekat dengan paman."

"Mengapa, sih.. Paman jahat ya?"
Bocah sembilan tahun sepertiku, pasti rasa ingin tahunya tinggi.

"Hussh.. sudahlah. Pokoknya ikuti saja nasihat kakak, oke?"

Aku hanya mengangguk saja. Kak Suzy itu orang yang berpegang teguh kuat pada prinsipnya. Jadi semerengek apapun aku, tentu saja tetap tidak akan diberi tahu alasannya.
Sesaat setelahnya...





"APA-APAAN!"

"agsjdbntyh."



"SUNGGUH KAU EGOIS! BI*DAB!"


Mendengar ribut-ribut dari lantai satu, kami bertiga-pun saling berpandangan. Pandangan dengan arti, 'ada apa di bawah?'



Sepertinya Kak Suzy yang paling penasaran, jadi ia lebih dulu beranjak dari posisinya. Kemudian membuka pintu dan keluar dari ruang tv, disusul Kak Binnie di belakang. Aku pun juga ingin mengikutinya, namun Kak Binnie mencegahku dan menggeleng.


"Lebih baik kau tidak lihat, Jinyoungie."

Ah! Sebenarnya se-kecil apa sih aku?



Kak Suzy dan Kak Binnie keluar dari ruang tv dan melongok ke bawah untuk melihat apa yang terjadi. Sedangkan aku hanya berdiri di depan pintu, melihat dari sela-sela punggung kedua kakakku, berusaha melihat apa yang sebenarnya terjadi di bawah.



"Bersiaplah! Saat itu pasti akan datang Sehun! BERSIAPLAH!"

Aku hanya dapat mendengar suara Paman Kai yang mengancam dengan tanpa gentar.


Aku hanya dapat mendengar suara Paman Kai yang mengancam dengan tanpa gentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf ya.. cuma bisa update seminggu sekali :''') Maklum udah kelas 12 dan fullday hmm :'')

GOING CRAZY •bjy pjh•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang