"Bagaimana jika aku beri anak angkatmu ini sedikit luka? Agar di lain kali kau tidak mengulur waktu lagi, Sehun..."
Paman memamerkan senyum jahatnya.
Dorr!!!
Suara tembakan yang kencang sekali membuat reflek kupejamkan mata. Sebenarnya aku ingin menutup telinga erat jika kedua tanganku tidak diikat. Mungkin aku juga akan terjingkat jika tubuhku tidak diikat pada kursi.
Perlahan kubuka kedua mataku dan semuanya masih tampak normal. Lepasan peluru itu tidak melukai siapa-siapa. Paman menembakkannya pada sisi jauh samping yang tidak ada seorangpun di sana. Syukurlah, semua baik-baik saja.
Kuhembuskan nafas sedikit kelegaan. Itulah yang awalnya kupikirkan. Tapi tak sampai dua menit, sepertinya aku harus mengubah apa yang barusan terpikir olehku..
Paman kembali mengarahkan pistolnya padaku; tepat pada keningku. Suasana mencekam lagi, ditambah ekspresi wajahnya yang tidak terbaca, membuatku tidak tahu apakah ini hanya ancaman atau memang sungguhan. Tapi yang jelas, ini tetap saja menakutkan.
"Ayo ucapkan selamat tinggal pada kedua orang tuamu, Jinyoungie.."
Kedua mataku sontak membelalak sempurna saat paman benar-benar mulai menarik pelatuknya. Moncong benda berapi yang dekat sekali dengan mata kepalaku. Apakah akhir hidupku juga sedekat ini?
Oh, apakah hanya sampai di sini umurku?Haruskah aku mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang yang kukenal? Ah sepertinya tidak ada waktu untuk itu.
Selamat ting--BUGH!!
Sebuah suara bogeman yang membuyarkan rasa pasrahku. Kulihat Paman tersungkur ke depan, menyentuh permukaan injakan yang sepertinya terbuat dari aspal atau apapun itu. Sebelah tangannya digunakan untuk menyangga tubuh yang hampir sepenuhnya tengkurap.
"Argh! Sial!" Umpatnya kemudian mencoba berdiri. Saat itulah kulihat pipi paman sedikit terluka.
Di balik paman yang tersungkur cukup mengagetkan, papa berdiri dengan tangan kanannya yang terkepal kuat. Nafasnya tidak teratur dengan dada naik turun menahan amarah. Oh, sepertinya aku bisa merasakan emosi ayah. Kemarahannya seperti menyalur padaku.
Papa menghampiri Paman Kai lalu mencengkram kerah kemeja mahalnya dengan kasar. Mata indah papa menatap si adik dengan berapi; penuh kebencian.
"Jangan pernah lukai Jinyoung! Aku sudah memberikan apa yang kau inginkan! Apa yang hendak kau lakukan lagi? HAH!"
BUGH!
Satu bogeman lagi untuk wajah maskulin paman Kai. Kuharap setelah ini wajahmu masih tetap tampan ya paman. Salah sendiri kau menjadi orang jahat. Kau sudah berjanji untuk tidak melukaiku kan? Tapi mengapa tadi timah itu hampir menembus kepalaku? Itu namanya pengkhianatan!
Bugh! bugh! brak!
"PAPAAA!!!" ini adalah teriakanku yang paling keras selama sembilan tahun hidupku. Tentu saja aku seheboh itu, papa mendapat dua pukulan sekaligus sampai terbentur kursi di sudut ruangan.
"PAPA!!!"
Aku hanya bisa berteriak melihat kening papa yang mengeluarkan sedikit darah.
Pemandangan macam apa ini! Aku tidak suka kekerasan!"Pa..."
Aku hampir meneteskan air mata jika mama tidak berlari menghampiri sosok ringkihku.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOING CRAZY •bjy pjh•✔
Misteri / ThrillerTokoh utama bisa saja pembohong besar yang kehilangan akalnya. Pada awalnya Jihoon dan Jinyoung hanyalah dua anak polos yatim piatu yang saling melengkapi. Tidak sampai pikiran mereka terkontaminasi oleh rasa kecewanya sendiri. (Mengandung unsur-uns...