18. Perlawanan Jihoon

335 49 9
                                    


Jinyoung akan menarik pelatuknya, tapi Jihoon justru merasa sangat lega. Ikatan tali pada tangannya mulai melonggar.

Sedikit lagi, sedikit lagi Jihoon bisa melepas ikatan sial ini. Setidaknya jika tangannya sudah bebas, ia bisa menghantam Jinyoung sekuat tenaga.

"...selamat tinggal hyung."


Dan ikatan pada tangannya benar-benar terlepas. Dengan penuh keberanian meski kakinya masih terikat dan masih terduduk pada kursi--Jihoon melayangkan hantamannya pada pipi kiri Jinyoung, sekuat tenaganya; sesuai keinginannya.


BUGH!

Berhasil. Jihoon berhasil menghantam Jinyoung hingga si korban tersungkur jauh.

Biar Jihoon tebak, Jinyoung pasti terkejut karena sebuah serangan tiba-tiba ini. Tapi yang tidak Jihoon perhitungkan adalah ia sendiri tersungkur karena kaki yang masih terikat.

Brak!

Benar. Jihoon tersungkur sendiri, ia kembali pada posisi tidak mengenakkan. Kakinya, apa kakinya baik-baik saja? Tidak. Kakinya tidak baik-baik saja. Rasanya sakit sekali.

Tapi karena keinginannya untuk lepas adalah tinggi, ia secepat mungkin melepas tali yang mengukung kedua kakinya. Secepat mungkin, secepat yang ia bisa. Hingga saat tali-tali itu sudah tidak menghambatnya, ia berdiri dan menghampiri Jinyoung di sudut ruangan.


Bugh!

Jihoon mendaratkan pukulannya pada rahang Jinyoung. Membuat si-yang lebih muda terhuyung kembali.

Sebenarnya.. oh sebenarnya Jihoon juga tidak ingin melakukan ini. Ia tidak ingin melukai Jinyoung apalagi menghantamnya sampai babak belur begini. Jinyoung itu sudah dipenuhi luka dan rasa sakit--Jihoon tidak ingin menambahinya.

Tapi Jihoon harus bagaimana? Membiarkan ia mati ditembak oleh si teman sendiri?





Jihoon mengayunkan lengannya..

Dugh!

"Maafkan aku, Jinyoung-ah."

Bugh!

"Kumohon maafkan aku."

Jihoon itu... ia sendiri yang memukul Jinyoung, tapi ia juga yang meminta maaf. Maaf setelah memukul, dan ia ulangi berkali-kali.

Mengapa dua orang ini melakukan hal bodoh?


[●][●][●]


Dihantam berkali-kali, Jinyoung hanya terus merunduk; seolah pasrah dan merasa bersalah. Hal itu membuat Jihoon mencengkram kerah Jinyoung, mendekatkan wajahnya yang merah--karena marah dan air mata--dengan wajah Jinyoung yang menghadap ke bawah.


"BAE JINYOUNG! MENDONGAKLAH!"

Jinyoung tidak patuh.

"AKU MOHON JINYOUNG-AH! JANGAN MEMBUATKU SEPERTI INI!"

Jihoon marah sambil menangis. Matanya merah dan sembab. Cengkramannya pada kerah Jinyoung semakin mengencang; ia muak dan dengan kasar mengguncangkannya.


"M-maaf, hyung.."
Jinyoung mengusap matanya. Menghapus air matanya yang jatuh.

"...maafkan aku."

Kepalan tangan Jihoon yang mencengkram kerah baju Jihoon terasa basah. Basah karena terkena tetesan air mata seorang Jinyoung.

 

"Sungguh! Aku membencimu, hyung!"

Itu Jinyoung yang merengek.
Setetes air mata kembali membasahi kepalan tangan Jihoon. Membuat tindak kurang ajarnya sedikit berkurang; Jihoon melonggarkan cengkramannya.


"Kau boleh membenciku, sepuas yang kau mau."

Mendengarnya, Jinyoung menatap si yang lebih tua.

Perlahan tangannya bermain di balik punggung, ia kembali mengeluarkan senjata berapi itu; Jinyoung masih setia pada pistolnya.

Dengan raut muka lelah dan putus asa, Jinyoung mengarahkan pistol itu di depan Jihoon.



"BENAR! Aku sangat membencimu! Aku membenci seorang Park Jihoon hingga aku gila sendiri!"

Jinyoung masih mengacungkan pistolnya. Sementara tangannya yang lain bermain dengan ponsel. Entahlah




"Jadi.. biarkan aku melakukan ini hyung... aku--aku lelah.."


Entah mengapa--bukannya lari atau kembali memukul Jinyoung--Jihoon justru diam saja. Ia hanya berdiri mematung, seolah kakinya menempel dengan ubin, seolah tubuhnya dingin dan beku. Ia tidak berbuat apapun selain menutup matanya dan pasrah..

Apa ini termasuk bunuh diri?

Tidak. Hanya saja Jihoon kehilangan tenaga dan akal sehatnya.





"...selamat tinggal, Jihoon hyung.."


"....."





DORR!!




Darah terciprat



"... t-ti-dak mung-kin."



Gaes :') Ayo bertahan lebih lama lagi untuk cerita inii💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gaes :') Ayo bertahan lebih lama lagi untuk cerita inii💖 .

Chapt depan, kalian akan diajak bernostalgia tentang rahasia-rahasia masa kecil mereka. Hehehe. Doa in bisa lancar ngetiknya yaa 🌼 .

Xoxo~


GOING CRAZY •bjy pjh•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang