Kring..kring...
Bel pulang berbunyi dengan nyaring di setiap sudut sekolah.Berita tentang Daren si anak baru dan Arga si penguasa sekolah bertengkar sudah tersebar luas dalam beberapa jam saja. Meskipun Arga bilang bahwa Daren akan menjadi target untuk selamanya, tetapi banyak murid yang tetap menjauhi Daren karena tak ingin terkena masalah. Seperti sekarang ini, Daren dan Dave berjalan melewati koridor sekolah, para murid otomatis berjalan menjauh untuk menghindari mereka, bahkan teman-teman(terutama cewek-cewek) sekelas mereka yang tadi nya selalu bertanya-tanya kepada Daren, sekarang memilih untuk diam.
"Ada bagusnya juga gua di bully sama mereka, akhirnya...... Akhirnya gua bebas! Yuhuuu!" batin Daren dengan senangnya, bahkan ia tak sadar sudahh tersenyum-senyum tidak jelas. Dave yang melihatnya merasa sedikit ngeri."Sehat mas?" tanya Dave, Daren sepertinya tidak mendengar ucapan Dave barusan, ia masih saja tersenyum bahagia sambil sesekali menggeleng-geleng kan kepala nya. Meskipun Dave tahu ia menjadi target bully an penguasa sekolah selanjutnya, tapi Dave masih berteman dengan nya, mungkin ia sudah terlalu nyaman berteman dengan Daren? Entahlah, hanya Dave dan Tuhan yang tahu
Mereka berdua melihat Arga dan kedua temannya berdiri di ujung koridor. Daren menghampiri Arga dengan senangnya, mau tak mau Dave mengikuti Daren.
"Haiii~" Daren tersenyum senang kearah Arga. Badan Dave menegang seketika karena terkejut oleh sapaan Daren barusan. "Cari mati.. Dia cari mati" batin Dave ketakutan"Wah... Lo bener-bener gak takut sama gua ya? Hahaha" Arga tertawa paksa dan hanya dibalas senyuman oleh Daren. Entah kenapa setiap melihat senyuman dari wajah Daren, ia selalu emosi.
"Btw lo dari kelas mana?" tanya Arga
"Kelas 11 IPS 1, kalo lo?"
"11 IPS 4." Jawab Arga santai.
"Wahh.. Kita se angkatan ternyata." ucap Daren sambil menepuk pundak Arga. "Iya""Lohh... Ini kenapa malah kayak temen baru ngajak kenalan? Kok tumben si Arga gak langsung nonjok?" Dave merasa bingung dengan situasi ini.
"Lo sekelas sama banci ini?" Tanya David sambil menunjuk ke arah Dave, Billy yang berdiri di samping David tertawa mendengar ucapannya barusan.
"Siapa yang banci?!!" protes Dave.
"Gua emang keturunan thailand tapi gua bukan banci! Anjing!" Dave memang takut pada mereka bertiga, tapi beda urusan nya kalau ada yang memanggilnya/menyebutnya dengan sebutan banci. Ia sangat membenci itu, dan bisa marah ke siapapun, termasuk orang yang ia takuti. Sebenarnya tidak ada satu penampilan pun yang bisa dikatakan penampilan 'banci' untuk Dave. Ia berpakaian selalu rapih, badannya juga tinggi meski tak setinggi Arga dan Daren, ia juga termasuk idola sekolah karena wajahnya yang cukup tampan. Mungkin karena itu ia terpilih menjadi Ketua Osis di sekolah ini. Jauh dari kesan 'banci' yang semua orang tahu.Mereka tak menghiraukan ucapan protes dari Dave barusan. Arga sekilas menatap Daren kemudian memerintahnya
"Daren, ikut gua!" setelah memerintah, Arga berjalan menjauh dan diikuti oleh kedua temannya itu. Dengan senang hati Daren menuruti apa yang Arga perintahkan.
"See ya, Dave" Daren melambaikan tangannya kepada Dave dan menyusul Arga.Daren berjalan mengikuti Arga dari belakang. Sesekali ia melihat orang- orang berbisik setelah mereka melihat Daren yang berjalan dengan tiga penguasa sekolah itu. Langkah Arga terhenti di suatu tempat, Daren memperhatikan sekeliling nya dan "Belakang sekolah!" batin Daren saat ia mengetahui tempat yang mereka tuju tersebut, ia ingat dengan jelas 2 hari yang lalu ia melihat Ezra murid kelas 10 di bully di sini, di tempat yang sama saat ini ia injak.
"Apa ini 'kandang' mereka?" Daren tersenyum tanpa sadar saat ini, ia melihat-lihat sekeliling tempat itu dengan senang. Arga melihat Daren dengan tatapan tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD! [BXB] ✅ (DIBUKUKAN)
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Clair Daren Prabasuyasa merasa tertarik untuk melawan anak yang paling ditakuti di sekolah, Arga Ferdinand. Keduanya semakin saling membenci dari hari ke hari, mereka saling berfikir bagaimana cara menghancurkan satu sama lain. Na...