"Hai Daren." sapa Arga saat Daren baru saja keluar dari kelasnya. Daren tersenyum sebagai balasannya.
Dave yang berada di samping Daren hanya memutarkan kedua bola matanya, malas. Setiap hari ia melihat pemandangan seperti ini, sepulang sekolah Arga pasti akan menjemput Daren ke kelasnya. Dave heran, memangnya mereka gak bosen apa? Dia yang melihatnya saja sudah merasa bosan setengah mampus."mau makan dulu gak?" tanya Arga kepada Daren.
"yaudah." balas Daren sambil mengangguk, ia kemudian melihat ke arah Dave.
"Dave ikut makan kuyy!" ajak Daren, Dave sudah pasti akan menolaknya, dia tidak mau menjadi obat nyamuk disana nanti. Pernah sekali Dave mengiyakan ajakan Daren, ia menjadi takut sendiri karena Arga terus memandang ke arahnya dengan tatapan tak suka seolah-olah berkata 'ngapain sih ikut-ikut? Ganggu lo anjing!'"gak ahhh, lagipula sekarang gua mau kumpul OSIS dulu." Dave melihat ke arah Arga yang berada di belakang Daren, Arga memberikan dua jempolnya sambil tersenyum ke arah dave.
"oke, bye-bye Dave!" Arga langsung menarik tangan Daren."kakk Argaa!!" Arga yang baru saja ingin membuka pintu mobilnya, langsung menengok ke arah sumber teriakkan itu.
"Kakkk!! Tungguuu!! Woyy!!" teriak Jessy sambil berlari menghampiri Arga dan Daren.
"iya gua denger anjir, gak usah teriak-teriak!" kesal Arga."ehhh ada kakak ipar! Hai kak ipar!" sapa Jessy. Sebenarnya Daren tidak masalah dipanggil 'kakak ipar' oleh Jessy, tapi bisa tidak sihh volume suara Jessy itu dikurangi sedikit? Kan jadinya banyak yang melihat ke arah mereka.
"haii juga Jessy." balas Daren sambil tersenyum."mau ngapain?!" tanya Arga ketus.
"Dih galak amat! Najis! Awas aja kalo galak-galak ntar diputusin sama kak ipar!""yaudah iya, ada perlu apa adikku, Jessyku.."
"nahh gitu dong! Anterin gua pulang dong kak." pinta Jessy.
"Ogah!" jawab Arga singkat.
"kan ada papa, minta jemput dia aja kenapa sii." lanjut Arga." Papa katanya lagi sibukk, jadi gak bisa jemput." ujar Jessy.
"yaudah kan ada ojol, naek ojol aja lahh."
"gak mau ahh." tolak Jessy.
"nahh yaudah, gua juga gak mau nganter lo.""ya ampun kak... gitu ya sama adek sendiri.. apa susahnya sih cuma nganter gua pulang? Ohhh! Apa jangan-jangan kalian mau anuanu di dalem mobil ya?! Makanya kak Arga gak mau nganter gua pulang." Selesai berbicara, mulut Jessy langsung dipukul pelan oleh Arga. "mulutnya ya!!"
"anter adek lo pulang dulu aja Ga." ucap Daren, dia udah capek denger ocehannya Jessy.
"yaudah, okee." Jawab Arga."idihh giliran kak ipar yang ngomong langsung di-oke in, bucin dasar!"
"cepetan masuk, gua tinggal nih!" ancam Arga, Jessy langsung memasuki mobil Arga.Di perjalanan, sudah pasti Jessy mengoceh ini-itu. Daren heran, Jessy kalo ngomong napas gak sih? Ia juga bingung sendiri, kenapa setiap omongan yang keluar dari mulut Jessy selalu ada kata 'anu' nya.
"makasih ya kak! Semangat anuanu nya! Bye..." ucap Jessy ketika sudah turun dari mobil Arga. Daren dan Arga langsung saling bertatapan."Aduhh.. aduhh!" keluh Arga setengah berteriak.
"Kenapa lo?"
"Aku laperr.. aduhhh.." jawab Arga sambil memasang wajah meringis.
"Ya kan kita mau makan, udah ayo cepet!" perintah Daren.
"Bukan perut aku yang laper, tapi ini." Arga tersenyum sambil menunjuk juniornya. Daren menghembuskan napasnya. "terus?""Aku mau nya makan kamu aja, bolehh?" Arga menatap mata Daren dengan dalam, padahal tadinya ia hanya bercanda, tapi ia sendiri yang terbawa suasana.
"Gak!" tolak Daren ketus.
"Lahh... kenapa? Kan enak." Arga memasang wajah yang sok disedih-sedihkan.
"emm... oke deh." Daren tersenyum kearahnya. Arga terkejut, tapi tentu saja ia juga merasa senang.
"Yess!" Arga langsung memeluk Daren.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD! [BXB] ✅ (DIBUKUKAN)
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Clair Daren Prabasuyasa merasa tertarik untuk melawan anak yang paling ditakuti di sekolah, Arga Ferdinand. Keduanya semakin saling membenci dari hari ke hari, mereka saling berfikir bagaimana cara menghancurkan satu sama lain. Na...