Daren menghabiskan waktu di rumah sakit sampai malam hari. Saat ini ia sedang mengendarai mobilnya untuk pulang ke rumahnya. Entah mengapa, hatinya merasa senang, bahkan ia sampai tak sadar kalau sekarang ini ia sedang tersenyum-senyum sendiri.
"Hahaha.." Daren tertawa sambil memukul-mukul setir mobilnya, tak lama ia tersadar, Daren langsung memberhentikan tawanya.
"Gua kenapa sih?" gumam Daren pelan. Ia kembali terfokus pada jalanan di depan.
"Hahahah" tawanya lagi.Daren sampai di rumahnya, ia segera menaruh mobilnya di garasi rumahnya dan berjalan keluar garasi sambil tersenyum-senyum.
Daren menghentikan langkahnya saat ia melihat Clara berdiri di depan pintu rumahnya.
"Lohh... Clara, kamu ngapain disini?" Clara yang tadinya tertunduk langsung menengok ke arah Daren dengan mata yang terlihat sembab."Daren.." ucap Clara lirih, Daren yang mendengarnya langsung terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa.
"Arga itu siapa kamu?" Daren hanya diam saat Clara bertanya seperti itu.
"Arga itu siapa kamu?!!" tanya Clara lagi sambil menatap ke arah Daren.
"Temen.." jawab Daren pelan. Clara terkekeh mendengar jawaban dari Daren.
"Temen??" Clara bertanya untuk memastikan. Daren hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban."Temen macem apa yang ciuman kayak tadi?!" Daren hanya menatap Clara, ia merasa seperti benar-benar tak bisa berbicara.
"Ohh.. Apa kalian udah pernah yang lebih dari itu?" Daren terdiam sesaat, pikirannya tertuju pada malam saat ia diculik oleh Arga, Daren menatap Clara sebentar, kemudian menganggukan kepalanya. Entah mengapa Daren tidak bisa berbohong soal ini. Clara terkejut, padahal tadi ia hanya bertanya secara asal. Ia merasa dirinya semakin menyedihkan."Yang terakhir, Daren apa kamu masih sayang sama aku?" Clara menatap ke arah mata Daren. Daren tidak yakin dengan jawabannya, lagi-lagi ia hanya terdiam. Clara yang tidak mendapat jawaban langsung paham apa yang dipikirkan Daren, ia menghembuskan nafasnya kasar.
"Aku gak mau maksa kamu, kalo kamu masih mau aku jadi pacar kamu, aku bakal tetep disini sampai kapanpun, dan kalo kamu udah gak mau lagi sama aku, aku bakal pergi dari kota ini dan gak akan balik kesini lagi." ujar Clara.Daren tidak tau harus memilih yang mana, Clara sudah jauh-jauh kesini hanya untuk menemui Daren, dan Daren malah menyakiti hatinya. Bukankah itu jahat? Dan lagi, Clara itu perempuan yang baik, selama ia berpacaran dengannya, Clara tak pernah egois dan mau mengalah, tidak seperti perempuan lainnya. Tetapi Daren tidak bisa berbohong pada perasaannya kalau sebenarnya ia sudah tidak nyaman lagi di samping Clara, tidak seperti dulu. Mungkin sekarang perasaannya pada Clara sudah menghilang.
"Maafin aku." ujar Daren pelan sambil menundukan kepalanya. Clara tak bisa menahan air matanya lagi, ia langsung menangis saat mendengar jawaban Daren.
"Iya, gapapa kok." Clara menatap Daren dengan senyum yang ia paksakan. Daren yang melihat Clara menangis sambil tersenyum langsung merasa sangat kecewa oleh dirinya sendiri."Kalo gitu, aku pulang yaa, besok aku udah gak disini lagi dan gak akan pernah ketemu kamu lagi, semoga kamu baik-baik aja." Clara menepuk pundak Daren kemudian ia langsung pergi dari rumah Daren.
Daren hanya bisa menatap Clara yang semakin menjauh dari pandangannya, ia tidak mengerti dengan perasaannya sendiri, kecewa, sedih, lega, senang. Daren merasakan itu semua disaat yang bersamaan. Disaat Clara benar-benar sudah menghilang dari pandangannya, mata Daren menjadi berkaca-kaca, tetapi ia tidak bisa menangis. Hubungannya dengan Clara yang sudah tiga tahun ini hancur begitu saja.
Daren masih berdiri disana, pikirannya mengatakan apa yang ia lakukan itu salah, tapi hatinya berkata sebaliknya. Suara mobil yang memasuki garasi menyadarkan Daren dari lamunannya.
"Lohh, kamu ngapain berdiri disini? Masuk kedalem sana, nanti masuk angin." ujar ibu Daren saat ia melihat anaknya berada di luar rumah. Daren menuruti ucapan ibunya dan langsung pergi ke kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur yang terletak disana. Pikirannya tertuju pada Clara dan Arga. Saat ini Daren benar-benar tak bisa memahami apa mau dirinya, tak lama kemudian ia terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD! [BXB] ✅ (DIBUKUKAN)
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Clair Daren Prabasuyasa merasa tertarik untuk melawan anak yang paling ditakuti di sekolah, Arga Ferdinand. Keduanya semakin saling membenci dari hari ke hari, mereka saling berfikir bagaimana cara menghancurkan satu sama lain. Na...