"WOY KAK! GUA FUJOSHI!" teriak Jessy yang kesal karena dikacangin oleh pasangan yang ada di depannya ini.
"Berani-beraninya kalian kayak gitu di depan gua huhuhu terharu elah gua nya." Jessy mengucek-ngucek matanya, padahal tidak ada air mata setetes pun yang keluar dari sana.
"Fujoshi apaan jess? Penyakit?" tanya Arga sambil melihat ke arah Jessy. Jessy sedih dikira penyakitan sama kakaknya sendiri."Fujoshi itu cewek-cewek yang suka liat homo gitu kak! Tapi sementang-mentang gua suka liat homo bukan berarti gua lesbi ya kak! Jessy tuh sedih sering dianggep lesbi sama temen-temen bangcat! Aku jijik! Aku jijik! Aku benci!" Ujar Jessy panjang lebar, Daren terkejut melihat Jessy banyak bicara, ia kira Jessy orang yang pendiam.
Karena wajah Jessy memanglah terlihat seperti seorang introvert."Jadi siapa yang seme siapa yang uke nih? Kalian sama-sama tinggi soalnya." tanya Jessy penasaran.
"Seme uke apaan Jess?" Arga yang ditanya malah balik bertanya.
"Iissshh! seme itu yang nusuk kalo uke yang..."
"Gua seme!" Arga memotong ucapan dari Jessy dengan cepat.
"Wahhh bangga gua sama lo kak!" Jessy menepuk-nepuk pundak Arga dari belakang."Lahh anjing! Apaan? Nihh ya..Walaupun gua jadi homo sekalipun, gua gak akan mau sama nih anak!" ujar Daren sambil menunjuk ke arah Arga.
"Ihh kak ipar jangan tsundere gitulahh, nanti bisa-bisa kak ipar dianuin loh sama kak Arga kalo buat dia kesel." ucap Jessy. Daren yang mendengar kata 'kak ipar' hanya bisa memalingkan wajahnya ke luar kaca mobil.
Dia malas berurusan dengan kakak adik yang sama-sama menyebalkan ini.Daren menggunakan earphone nya agar tidak mendengar ocehan ini itu dari Jessy. Arga juga terus menjalankan mobilnya,tidak menghiraukan adiknya sama sekali, ia kemudian memberhentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar. Daren melepas earphone nya.
"Dah turun sono!" Arga mengusir Jessy.
"Yahh dah nyampe aja di rumah, gua kan belom dapet fanservice apa-apa! Tapi yaudah lah ya, besok-besok juga masih bisa hehehe. Ka ipar, tolong urusin si kakak bangcat satu ini ya, semoga kak ipar betah sama dia hehe, bye kak ipar~ kak Arga~" selesai berbicara panjang lebar, akhirnya Jessy turun dari mobil Arga juga."Adek lo cerewet amat." ujar Daren.
"Entah, gua juga bingung." Arga kembali menjalankan mobilnya dengan santai.
"Udah bagus minggu kemaren adek gua pergi keluar kota bareng ortu gua, dah balik aja dia." lanjut Arga yang membuat Daren berpikir, pantas saja ia tidak melihat Jessy bersama Arga sebelumnya, ternyata Jessy sedang ke luar kota."Btw, lo kenapa gak tinggal bareng ortu sama adek lo aja?" tanya Daren lagi.
"Males." jawab Arga singkat.
"Lo serius gak mau maen apa makan dulu nih?" Arga melihat ke arah Daren yang sedang melihat keluar kaca.
"Gak, gua mau pulang, banyak tugas." Daren menolak ajakan Arga tersebut. Arga mengangguk dengan kecewa, tapi ia juga tidak bisa memaksa, jadi Arga langsung mengantarkan Daren pulang ke rumahnya.Begitu mobil Arga sudah berhenti di depan rumah Daren, Arga menghentikan Daren untuk keluar dari mobilnya.
"Ehh! Tunggu dulu."
"Apa lagi?!" tanya Daren kesal.
"Bawa sini hp lo." Arga menodongkan tangannya di depan wajah Daren.
"Gak.mau." Daren menolaknya sambil menekan setiap kata yang ia ucapkan."Kalo lo gak mau...Gua bakal rape lo disini sampe mampus!" Arga langsung memegang paha bagian atas Daren, dan segera bangkit dari duduknya.
"Eh! Iya iyaa nihh!" Daren yang panik langsung memberi hp nya ke Arga. Arga tersenyum puas kemudian ia mengambil hp itu.
Daren hanya bisa memperhatikan, saat Arga mengetikan sesuatu di hp nya, tak lama hp milik Arga berdering. Arga langsung mengembalikan hp Daren."Itu nomor hp gua, disimpen ya" ujar Arga, Daren langsung merebut kembali hpnya dan keluar dari mobil dengan kesal.
"Lo gak mau nyuruh gua mampir dulu gitu?" tanya Arga
"Gua gak mau rumah gua dimasukin sama anjing!" Daren membanting pintu mobil dengan cukup kuat, kemudian memasuki rumahnya. Arga hanya bisa tertawa pelan melihat tingkah Daren itu.🐥🐥🐥
"Kak ipar!" Daren menghentikan langkahnya di koridor saat ia mendengar suara Jessy yang memanggilnya. Ia menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat Arga yang bersama dengan Jessy.
"Kak ipar, gimana kemaren? Jalan-jalan dulu gak? Ohh! Apa jangan-jangan kalian pergi ke rumah kak ipar terus nganu-nganu ya di sana?! Aaaah! Gak kuat guaa! Ya ampun, kalian terlalu perfect!" Daren yang mendengarnya hanya mengerutkan dahi. Pagi-pagi aja si Jessy udah banyak oceh, dia juga bingung apa maksudnya 'nganu-nganu'?"Ayo kita ke kantin, sarapan. Males gua denger nih bocah penyakitan." Arga langsung menarik tangan Daren, kali ini Daren tidak melawan, karena ia juga malas mendengar ocehan Jessy yang nganu-nganu.
Kantin ternyata masih sepi, banyak warung yang masih tutup, hanya satu yang sudah buka dan itu warung yang paling ujung. Arga langsung menarik tangan Daren kesana.
"Lo mau makan apa?" tanya Arga saat mereka sudah duduk di salah satu meja kantin.
"Terserah, yang penting gratis" jawab Daren yang membuat Arga terkekeh pelan, kemudian ia mengangguk dan pergi memesan makanan."Nihh." Arga menyerahkan semangkuk bubur ke Daren.
"Kok bubur sih?" Daren melihat semangkuk bubur tersebut dengan malas.
"Lahh tadi katanya terserah." jawab Arga.
"Ishh ya udah lah gapapa!" Daren langsung memakan bubur tersebut dengan cepat, ia malas berlama-lama dekat Arga.Seperti biasa Arga hanya memandangi Daren saat makan. Lama-lama Daren merasa risih.
"Lo kenapa sih liatin gua terus? Makan tuhh bubur lo, nanti dingin!" ujar Daren ketus sambil menunjuk ke arah mangkuk bubur milik Arga. Arga memerhatikan Daren, ia melihat setitik bubur pada sudut bibir Daren.Baru saja Daren ingin berbicara lagi, namun ucapannya tertahan karena tiba-tiba Arga menarik tengkuknya. Arga mengecup bibir Daren sebentar lalu menjilat sudut bibirnya.
Daren yang terkejut langsung mendorong pundak Arga menjauh."Anjing! Apa-apaan?!" Daren mengelap-ngelap bibirnya dengan kasar.
"Makan bubur." jawab Arga santai.
"Kalo ada yang liat gimana?!" Daren bertanya dengan kesal.
"Bagus dong, supaya orang-orang tau kalo lo itu punya gua."
"..." Daren kehabisan kata-kata, ia kemudian berjalan ke arah wastafel yang ada di kantin untuk mencuci tangan dan mungkin bibirnya?Arga hanya memerhatikan Daren, kemudian perhatiannya teralih ke arah hp milik Daren yang terletak di atas meja. Tanpa permisi, ia memainkan hp Daren.
"Anjir, nomor gua belom disimpen!" gumam Arga saat ia melihat nomornya belum ada di kontak Daren. Ia tak ingin menjadikan ini masalah, jadi Arga langsung menyimpan nomornya sendiri sambil tersenyum puas. Melihat Daren yang sudah berjalan ke arahnya, ia langsung meletakkan hp tersebut dengan cepat.Daren mengambil hp miliknya lalu berjalan pergi meninggalkan kantin.
"Mau kemana?!" tanya Arga sedikit berteriak
"Kelas!" jawab Daren tanpa menghentikan langkahnya. Mendengar jawaban dari Daren, Arga juga langsung pergi ke kelasnya dengan senyum di wajahnya.🐥🐥🐥
Ini sudah malam, Daren baru saja ingin tertidur, namun hp nya berdering menandakan ada panggilan masuk. Daren mengambil hp nya dengan malas, ia terkejut karena melihat nama kontak yang terpampang jelas di layar hp nya.
ArGanteng💕Ia segera mengangkat panggilan itu dengan cepat.
"Hai sa.."
"Woyy! Apa-apaan nama kontak ini?!" teriak Daren yang memotong ucapan Arga.
"Ohh itu gua yang nge save, jangan di ganti ya." pinta Arga.
"Ngapain nelpon jam segini?!" tanya Daren ketus.
"Mau ngucapin good night hehehe" jawab Arga.
"Bangsat! Gua udah mau tidur tadi!" selesai bicara, Daren langsung menutup panggilan itu.Daren melihat nama kontak itu dengan ekspresi jijik. Ia berpikir sebentar lalu mengubah nama kontak tersebut menjadi
ArgAnjing!
Setelah mengubahnya, Daren langsung mematikan hp nya dan mencoba untuk tidur.
"Ehh tapi kasian juga ya." batin Daren. Ia kembali mengambil hp nya, dan mengubah nama kontak Arga lagi.
ArGanteng💕💕TBC😁
Ryu kembali mengingatkan. Jangan lupa Vote dan Comment ya teman-teman~
Supaya ryu tambah semangat
*halahh! Alesan*Oke itu aja, see u next chapt! 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD! [BXB] ✅ (DIBUKUKAN)
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Clair Daren Prabasuyasa merasa tertarik untuk melawan anak yang paling ditakuti di sekolah, Arga Ferdinand. Keduanya semakin saling membenci dari hari ke hari, mereka saling berfikir bagaimana cara menghancurkan satu sama lain. Na...