Daren bertambah kesal saat ia tau, kalau ia hanya diajak ke mall oleh Arga. Lebih baik ia bermain ke rumah Dave saja! Di sini tidak ada yang menarik, lagipula ia bukan wanita yang tergila-gila pada shopping.
"Lo ngapain ngajak gua kesini anjing?!" protes Daren.
"Daripada lo maen ke rumah Dave, mending kesini." jawab Arga, ia menarik tangan Daren agar berjalan lebih cepat.
"Ya mending gua maen tempat Dave lahh tolol!" Daren sedikit berteriak sehingga beberapa orang menatap ke arah mereka.
"Sssttt! Nanti aja marahnya di rumah kita!" ujar Arga dengan telunjuk di depan bibirnya.Daren hanya bisa pasrah, ia terus berjalan mengikuti Arga dengan raut wajah yang kesal. Arga tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Kita mau ngapain?" tanya Arga.
"Ya mana gua tau njing! Udah ahh gua mau balik!" Daren melangkahkan kakinya untuk pergi, namun dengan cepat Arga meghentikannya.
"Ehh jangan dong!"
"Ya udah nonton aja gimana?" ujar Arga memberi saran.
"Gak!" tolak Daren.
"Oke, lets go!" Arga kemudian menarik tangan Daren lagi dan mengajaknya untuk ke bioskop.
"... -_- "Saat sampai di bioskop Arga mengantri untuk membeli tiket, Daren hanya menunggu di tempat duduk yang disediakan. Antriannya cukup panjang, sebenarnya Daren ingin kabur tapi ia takut kalau akan membuat Arga marah dan Daren bisa saja diapa-apain lagi sama si Arga.
"Ayo masuk, film nya dah mulai, gua ngambil yang jam sekarang." ujar Arga yang tiba-tiba ada di hadapan Daren. Daren bingung, bukannya tadi antriannya cukup panjang? Kok Arga bisa ngebut gitu? Tapi Daren tidak menanyakan apa yang ada di dalam pikirannya, ia malas bicara banyak-banyak dengan si Arga ini.
Daren menonton film yang ditayangkan dengan fokus, sedangkan Arga merasa bosan, padahal dia yang mengajak Daren, tapi kenapa dia yang bosan? Ah sudahlah. Arga melirik ke arah Daren, ia memandangi Daren yang sedang fokus melihat layar besar di depannya. Tangan Arga perlahan mendekati tangan Daren. Ia kemudian menggenggam tangan Daren.
"Jangan pegang-pegang!" Daren segera menarik tangannya dari genggaman Arga.Arga yang tak mau kalah langsung memegang paha Daren dengan sedikit meremasnya.
"Anjing lo ya!" ujar Daren pelan karena ia sadar kalau saat ini ia sedang berada di bioskop.
"Lepasin gak?!" Daren memukul tangan Arga yang berada di paha nya.
"Gak mau." Arga malah semakin menggerakan tangannya naik ke atas dan semakin membuat Daren risih. Daren menyingkirkan tangan Arga, namun Arga kembali memegang paha Daren. Mereka terus seperti itu sampai film yang ditayangkan sudah habis.Mereka keluar dari bioskop, Daren senang karena akhirnya ini sudah berakhir, ia ingin pulang ke rumah dengan segera,namun kesenangannya hilang seketika saat Arga kembali menarik tangan Daren.
"Kesitu yuk!" tunjuk Arga ke arah tempat bermain. Daren lagi-lagi hanya bisa pasrah, ia menghela napasnya.Arga membeli kartu untuk memainkan permainan di tempat bermain itu. Pertama, mereka bermain permainan semacam tembak-tembakan. Daren yang tadinya dalam suasana kesal dan malas,saat ini ia merasa cukup terhibur.
Mereka terus bermain sambil tertawa bahagia. Dan akhirnya permainan itu dimenangkan oleh Daren."Hahaha, gua menang! Lo cemen banget sih Ga!" ujar Daren dengan sombongnya, Arga hanya tersenyum sebagai balsannya.
"Aku mah gak papa kalah demi buat kamu bahagia ren." batin Arga.
"Ehh tapi kok gua agak kesel ya? Bangsat lahh!!"Arga kemudian mengajak Daren untuk memainkan permainan memasukkan bola basket ke dalam ranjang yang ada disana. Daren dengan semangat menyetujuinya.
"Ayo kita banyak-banyakan score!" tantang Daren.
"Okee!!"Sial bagi Daren, karena ia kalah telak oleh Arga. Dengan score
Arga = 178 dan Daren = 126
"Yahh kalah hahaha!" ejek Arga.
Daren yang kesal mendengar ejekan itu langsung melempar kepala Arga menggunakan bola basket dengan cukup kuat.
"Hahahah rasain!" ujar Daren.Baru saja Arga ingin membalas, Daren sudah lari terlebih dahulu dengan tawa renyahnya. Tetapi tiba-tiba...
Gubrak!
Daren terjatuh dengan tidak elitnya karena menabrak salah satu permainan kuda-kudaan yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD! [BXB] ✅ (DIBUKUKAN)
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Clair Daren Prabasuyasa merasa tertarik untuk melawan anak yang paling ditakuti di sekolah, Arga Ferdinand. Keduanya semakin saling membenci dari hari ke hari, mereka saling berfikir bagaimana cara menghancurkan satu sama lain. Na...