Sudah hampir satu bulan berlalu, hubungan Arga dan Daren semakin hari semakin membaik, ya walaupun kata-kata kasar dari mulut Daren masih sering keluar, tapi setidaknya itu tidak mengganggu hubungan mereka. Lagipula Daren tidak akan berkata kasar kok, kalau saja Arga tidak mengganggunya.
Seperti saat ini, Daren yang sedang belajar di atas kasur kamarnya merasa sangat terganggu saat Arga dengan kuat memeluknya sambil sesekali mengusap-ngusapkan rambutnya ke leher Daren.
"anjing, lepasin!" Daren yang merasa risih langsung memukul kepala Arga yang berada di lehernya.
"itu mulutnya kasar amat sama pacar." ucap Arga sambil mengelus kepalanya.
"bodo amat!"Arga mengusap pucuk kepala Daren, memainkan rambut halus yang ada di kepalanya. Entah mengapa, Arga selalu senang saat menikmati moment yang sangat sederhana ini, sekarang ia percaya bahwa bahagia itu memang sangat sederhana.
Melihat Daren yang masih fokus pada bukunya, Arga tersenyum, ia memiliki ide untuk mengganggu kekasihnya itu. Perlahan usapan pada kepala Daren turun kebawah, Arga mengusap-usap tengkuk Daren dengan lembut. Daren langsung menyingkirkan tangan Arga, namun Arga kembali mengusap tengkuknya, bahkan sekarang tangan Arga sudah menuju ke arah dada Daren, dengan cepat Daren langsung menepis tangan itu.
"Arga! Gak liat apa gua lagi belajar?!" kesal Daren yang terus-terusan diganggu oleh Arga daritadi.
"liat kok, terus kenapa?" ujar Arga yang membuat Daren bertambah kesal, ia kembali fokus kepada bukunya. Arga yang merasa diabaikan langsung memeluk Daren lagi.
"lepasin gak?"
"gak!" jawab Arga. Dengan cepat Arga memasukkan tangannya kedalam baju yang dikenakan Daren. mengusap perut Daren dan menuju kearah dadanya.
"Arga! Please lahh... besok gua tuhh ulangan, jangan ganggu dong."Arga melepaskan pelukannya dengan kecewa, ia memanyunkan bibirnya, Daren ingin tertawa melihat ekspresi Arga saat ini. Karena demi apapun, ekspresi wajah dan besar tubuhnya sangat tidak sesuai.
"cium aja deh kalo gitu, nanti gak bakal gua ganggu lagi." Ucap Arga sambil menunjuk bibirnya. Daren memutar kedua matanya, ia malas. Tapi apa boleh buat, daripada ia akan diganggu terus menerus oleh Arga lebih baik ia menuruti apa kemauan Arga saja kan?Daren menangkup kedua pipi Arga, Arga memejamkan matanya. Dengan perlahan Daren memajukan kepalanya dan mempertemukan bibirnya dengan bibir Arga. Merasakan bibir lembut Daren, Arga tak bisa menahan senyumnya. Setelah dirasa cukup, Daren langsung melepas ciuman itu.
"dahh! Sana pergi, jangan ganggu!" Daren langsung mengambil bukunya, membolak-balikan halaman yang ada dibuku itu kemudian mengangkat bukunya untuk menutupi wajahnya. Arga terkekeh pelan melihatnya, lalu ia mengambil hp miliknya dan memainkan itu sambil tiduran di atas kasur milik Daren.
Malam ini, Arga menginap di rumah Daren. ibu Daren sedang ada bisnis pekerjaan di luar kota, jadi ia akan menemani Daren sambil menjaga rumahnya sampai Ibu Daren sudah selesai dengan urusannya. Arga membuka aplikasi pesannya karena notif dari aplikasi itu sudah mencapai 999+ yang isinya hanya ocehan-ocehan dari Billy di grup chat milik mereka.
"gak penting, bangsat." gumam Arga pelan, kemudian ia membuka aplikasi game miliknya.Arga dan Daren terlarut kepada kegiatannya masing-masing. Arga yang sedang fokus bermain game, dan Daren yang sedang fokus dengan kegiatan belajarnya. Daren mengalihkan pandangannya ke arah Arga.
"Argaa..." panggil Daren, Arga langsung melihat ke arah Daren yang sedang memanggilnya.
"laper..." lanjut Daren. Arga hanya tersenyum "terus kenapa?"
"ihh! Ya beliin makanan lah!"
"gak mau" jawab Arga yang dibalas dengan tatapan tajam dari Daren.
"bercanda kok... ya udah tunggu bentar ya." Arga langsung mengambil dompet dan jaketnya kemudian berjalan keluar.🐥🐥🐥
Saat bel pulang sekolah berbunyi, Arga langsung membereskan bukunya yang ada di atas meja, setelah selesai ia langsung pergi meninggalkan kedua temannya yang ada disana. David dan Billy sudah paham betul kalau Arga pasti akan menuju ke kelas Daren untuk menjemputnya.
"duluan ya." ucap Arga. David hanya mengangguk sebagai balasannya, sementara "Dasar bucin! Woyy bucin!" teriak Billy
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD! [BXB] ✅ (DIBUKUKAN)
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Clair Daren Prabasuyasa merasa tertarik untuk melawan anak yang paling ditakuti di sekolah, Arga Ferdinand. Keduanya semakin saling membenci dari hari ke hari, mereka saling berfikir bagaimana cara menghancurkan satu sama lain. Na...