"DAREN!!!" Arga berteriak kepada Daren yang sudah kabur entah kemana.
"EMANG DASAR ANJING! LIAT AJA LO NANTI!!" kesalnya. Ia bersumpah akan membalas perbuatan Daren ini. Seluruh murid yang mendengar teriakan Arga barusan langsung menatap kearah Arga.David dan Billy yang sudah sampai di cafe daritadi merasa heran dengan Arga yang masih belum sampai juga.
"Vid, Arga mana sih? Kok gak sampe-sampe?" tanya Billy.
"Mana gua tau, coba lo susul sana!" balas David sambil memerintah.
"Hahh?"
"Coba lo susul dia, cari di jalan-jalan gitu" ulang David.
"Hah? Apasi?"
"Lo.susul.dia" balas David sambil menekan setiap kata yang ia ucapkan.
"Gimana gimana???" Billy menyipitkan matanya sambil menaruh telapak tangannya dikuping.
"Halah bilang aja gak mau,gak usah pura-pura budek." David memukul kepala Billy pelan.
"Hehehe."
"Yaudahlah gua aja yang nyusul,lo mah gak guna jadi people."
"Yaudah sono" usir Billy kemudian ia meminum americano yang sudah ia pesan daritadi.Baru saja David beranjak dari tempat duduknya, ia melihat Arga sudah memasuki pintu cafe tersebut dengan ekspresi kesal.
"Baru aja mau gua susul, dari mana aja lo?" tanya David saat Arga sudah sampai di meja mereka.
"Emang si Daren itu harus gua kasih pelajaran! Anjing banget!" Arga menarik kursi dengan kasar yang menimbulkan suara cukup keras, sehingga orang-orang yang berada di cafe tersebut melihat kearah mereka.
"Slow Ga." ucap Billy singkat kepada Arga."Gua harus cari cara supaya tuh anak mampus!" Arga yang masih kesal menggebrak meja dengan cukup kuat.
"Emangnya kenapa sih?" tanya David.
"Dia ngempesin ban mobil gua! Seumur-umur gak ada tuh yang berani nyenggol mobil gua! Kesel banget gua Vid!" balas Arga.
"Hahahahaha, kok gua ngekek sihh, maaf ya aduh...Hahahaha."
Billy yang mendengar penjelasan Arga langsung tertawa dengan kerasnya,Arga segera memberi pukulan ke kepala Billy.
"Auu! Sorry sorry." ujar Billy sambil mengelus-ngelus kepalanya yang terkena pukulan dari Arga barusan."Mau gimana lagi caranya Ga, lo udah liat kan dia kayak mana, udahlah lepasin aja." David memberi sarannya kepada Arga.
"Kalau gua bilang gak mau, ya gak mau vid!" balas Arga.
"Terserah lo deh.""Coba aja si Daren itu cewek, tinggal tidurin aja pasti bakal nyerah tuh." ujar Billy santai, David yang mendengarnya hanya tertawa renyah "goblok sih Bill, hahahah."
Arga yang sedikit mendengar ucapan Billy barusan merasa mendapatkan sebuah ide.
"Apa tadi kata lo Bill?" tanya Arga.
"Hahh? Yang mana?"
"Yang barusan lah goblok!" ucap Arga sedikit kesal.
"Ohh... Coba aja kalau Daren itu cewek." ulang Billy.
"Teruss?" tanya Arga lagi.
"Tinggal tidurin aja." Billy mengulang kata-katanya kemudian memainkan hp nya.Entah kenapa, Arga merasa senang, mungkin ini ide bagus untuknya. Tanpa sadar ia tersenyum miring, David yang melihat senyum Arga langsung mengerti apa yang temannya itu pikirkan.
"Lo gak bakal ngelakuin itu kan Ga?!"
🐥🐥🐥
Daren sampai di sekolah lebih awal dari biasanya. Saat ia berjalan melewati koridor, ia berpas-pasan dengan Arga, kali ini Arga hanya sendiri, tidak bersama kedua temannya.
"Hai..." sapa Daren kepada Arga.
Arga yang melihatnya hanya menatap kearah Daren sebentar kemudian ia berjalan menjauh,tak menghiraukan sapaan Daren barusan.
"Sial, gua dikacangin."gumam daren pelan.Saat Daren sampai di kelasnya, ia melihat Dave sudah duduk di kursinya dengan tangan yang sibuk mencatat.
"Lo dateng pagi terus Dave?" tanya Daren.
"Iyalah, sebagai KetOs yang baik, datengnya tuh harus pagii..." jawab Dave sambil menulis.
"Dan rajin mengerjakan tugas pastinya." sambung Dave dengan cengiran diwajahnya.
"Pengen menghujat loh, tapi masih pagi, gak mungkin kan gua mengotori pagi gua dengan kata 'anjing' ehhhh... Udah keluar kan kata mutiara gua:( " ujar Daren panjang lebar yang dibalas kekehan oleh Dave.🐥🐥🐥
Saat bel istirahat berbunyi seluruh kelas bernapas lega, tak terkecuali Daren dan Dave. Bagaimana tidak? Guru pengajar dengan tiba-tiba memberi Ulangan Harian dadakan.
*guru yang buat ryu kesel no. 2😈*
"Pak, ada remed gak?" tanya seorang siswa dari kelas mereka.
"Belom aja dikoreksi, udah minta remed." jawab guru tersebut."Ren, kantin kuy." ajak Dave, Daren mengangguk sebagai jawaban.
Saat mereka tiba di kantin, lagi-lagi Daren berpas-pasan dengan Arga. Tapi anehnya, Arga hanya menatap sebentar, lalu mengabaikannya, seolah-olah mereka berdua tidak pernah kenal sebelumnya.
"Tumben lo gak main sama Arga." ucap Dave sambil menatap heran ke Daren.
"Gak tau tuh." Daren menaikkan kedua bahunya.
"Yaudah gua mau beli makanan dulu, mau nitip?" tawar Dave
"Gak usah nanti gua beli sendiri aja." balas Daren, setelah itu Dave pergi untuk membeli makanan.Sebenarnya Daren merasa aneh dengan Arga saat ini, ia ingin tahu alasan mengapa Arga mendiamkannya dari tadi, tidak mungkin kan kalau ia sudah bosan dengan Daren. Ini baru beberapa hari ia membully Daren, jadi tak mungkin alasannya itu.
Daren melihat Arga dan kedua temannya meninggalkan kantin, mungkin mereka pergi ke belakang sekolah. Daren ingin menyusul mereka, tapi ia mengurungkan niatnya karena ada seorang murid yang menghampirinya.
"Per..permisi kak, aku Ezra anak kelas 10. Ummm.. Ituu, aku mau ngasih ini ke kakak." ujarnya sambil memberi Daren sekotak bekal makanan. Daren ingat dengan jelas, Ezra adalah murid yang dibully oleh Arga dkk sebelumnya.
"Wahh, makasih ya." Daren menerima kotak bekal itu dengan senyuman.
"Itu sebagai ucapan terimakasih aku karena kakak udah nolongin aku, umm... Aku juga mau minta maaf, karena aku, kakak jadi dibully sama mereka." ujar Ezra pelan sambil menunduk.
"Gapapa kok, lagian itu gua yang mau, jadi bukan salah lo, oke?" Daren menepuk pundak Ezra dengan kedua tangannya.Ezra mengangkat kepalanya kemudian mengangguk "okee." balas Ezra, ia berkedip beberapa saat kemudian membenarkan posisi kacamata nya yang turun.
(' •ω• ') "Makhluk apaan nih?! Kok gua gemes?!" ujar Daren dalam hati.
"Yaudah deh kak, aku mau ke kelas dulu yaa...(^ω^)" Ezra tersenyum sebentar, kemudian pergi."Widihh... Dari siapa tuh?" tanya Dave yang tiba-tiba sudah berada di samping Daren.
"Dari Ezra." Balas Daren singkat.
"Ezra?"
"Itulohh... Mantan bullynya si Arga." jelasnya.
"Oooohhhh." Dave ber oh-ria🐥🐥🐥
Daren benar-benar heran dengan sikap Arga hari ini, ini sudah jam pulang, tapi dari tadi Arga hanya mendiamkannya saja, tidak memukul, menyuruh, dan berteriak kepada Daren seperti biasanya.
Ia berjalan keluar kelas, ia tidak pulang bersama Dave hari ini, karena Dave ada urusan dengan OSIS. Biasanya mereka pulang menaiki Bus. Walaupun Daren adalah orang kaya, tapi ia tak diperbolehkan untuk membawa mobil oleh ibunya.Tapi karena rasa penasaran Daren, ia tak langsung pulang, ia ingin mencari Arga, dan bertanya beberapa hal kepada Arga. Daren melangkahkan kaki nya ke belakang sekolah. Entahlahh, tempat pertama yang ada dipikirannya saat ingin mencari Arga adalah di belakang sekolah, mungkin karena ia selalu melihat Arga dan teman-temannya berada disana.
"Lohh... Kok gak ada sih?!"gumam Daren saat ia sudah sampai disana tetapi orang yang ia cari-cari tidak ada. Daren kemudian pergi ke tempat parkiran sekolah. Setelah ia sampai di parkiran, ia tak melihat mobil Arga disana, yang membuktikan bahwa Arga sudah pulang.
"Arga kenapa sihh?! Perasaan ultah gua masih lama deh." ucap Daren.Dengan perasaan sedikit kecewa Daren berjalan pulang, ia menuju halte bus yang ada di dekat sekolah. Ketika ia sedang dalam perjalanan menuju halte bus, ia merasa seseorang mengikutinya, dengan cepat ia menoleh ke belakang.
"Arga!" kaget Daren saat ia melihat Arga di belakangnya. Sebenarnya apa mau Arga, di sekolah tadi, ia hanya mendiamkan Daren, dan sekarang ia tiba-tiba muncul di belakangnya. Baru saja Daren ingin bertanya kepada Arga, tapi tiba-tiba.Buaghh!
Daren merasakan sakit yang amat sangat di bagian belakang lehernya. Ia melihat Arga tersenyum licik kearahnya sebelum semuanya menjadi gelap.TBC😁
Next chapter sepertinya ada uh ah uh ah deh 🌚
Thanks udah baca cerita ini huhuhu 😭
Special thanks buat readers yang udah vote dan comment 😭💕💕Jangan lupa vote+comment ya😊
Bye bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD! [BXB] ✅ (DIBUKUKAN)
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Clair Daren Prabasuyasa merasa tertarik untuk melawan anak yang paling ditakuti di sekolah, Arga Ferdinand. Keduanya semakin saling membenci dari hari ke hari, mereka saling berfikir bagaimana cara menghancurkan satu sama lain. Na...