Haiii Selamat membaca chapter pertama ini ya, jangan lupa vote comment supaya ryu semangat nulis ceritanya.
____________________________________
"Perkenalkan nama saya Clair Daren Prabasuyasa panggil aja Daren." ucap seseorang memperkenalkan dirinya dengan malas dihadapan semua siswa kelas 11 IPS 1 SMA Surya Dinata
Seluruh kelas terutama para cewek langsung ribut melihat anak baru yang baru saja memperkenalkan dirinya itu, bagaimana tidak, ia sangat tampan,badannya tegap dan mungkin tingginya hampir mencapai 180cm, bahkan sekali lihat saja bisa dipastikan ia sangat kaya, lihat saja aura nya sangat memancar walaupun hanya berdiri di depan kelas, ini adalah tipe cowok yang semua cewek inginkan!
"Uhm, Daren kamu bisa duduk di samping Dave. Dave angkat tanganmu." perintah wali kelas
Dave dengan patuh mengangkat tangannya dan memberikan senyum kepada Daren yang akan menjadi chairmate nya. Daren dengan malas berjalan menuju bangkunya.
"Hai, gua Dave" ujar Dave sambil tersenyum yang hanya dibalas dengam senyuman oleh Daren.
"Uhmm... Lo udah keliling sekolah ini belom?" tanya Dave
"Belom, tadi aja gua hampir telat." balas Daren. "Gimana kalo istirahat nanti gua temenin lo keliling sekolahh?" tawarnya.
"Boleh boleh..."
🐥🐥🐥
Kringg~~~
Bel istirahat berbunyi, semua murid terutama para cewek mulai ribut dan berkumpul di meja Dave-Daren dan menanyakan ini-itu pada murid baru aka Daren.
"Wahhh! Daren! Salam kenal aku shinta"
"Daren kok tinggi banget sihhh? Atlet ya?"
"Daren kamu idola baru aku di sekolah ini!"
"Daren ganteng banget, udah punya pacar belum?"
"Daren, minggu nanti main yuk!"
"Beruntungnya aku, Daren masuk kelas ini"
"Daren bla bla bla"Para cewek itu mulai ribut dan buat Daren maupun Dave risih dengan ocehan cewek-cewek itu.
"Berisik banget sih, kampungan lo semua, minggir! Gua mau lewat!" ucap Dave dengan tegas sambil menggandeng tangan Daren ke luar kelas.
"Dasar KetOs galak! Banci!" para cewek itu pun hanya bisa diam saat 'sang idola' nya dibawa pergi oleh Ketua Osis (Dave).
"Lo KetOs?" tanya Daren
"Iyaa"
"Terus kok tadi lo dipanggil banci?"
"Ahh, itu karena gua keturunan thailand. Dan lo tau kan kalo disini mayoritas nganggep thailand itu sarangnya banci. Jadi ya gitu deh, susah emang kalo punya temen otaknya dakian." jelas Dave dan di bales anggukan oleh Daren.Mereka berjalan mengelilingi sekolah dan sesekali Dave menjelaskan ruangan-ruangan yang mereka lewati. Selama mengelilingi sekolah tak sedikit orang yang melirik ke arah mereka sambil mendecak kagum.
"Kayaknya lo bakal cepet terkenal deh hahaha" Dave menyenggol pinggang Daren menggunakan lengannya.
"Kantin dulu kuy, laper gua." ajak Daren. "Oke""Lo mau makan apa? Biar gua yang pesenin." ujar Dave
"Apa aja deh, samain aja kayak punya lo."Saat ini semua pandangan di kantin tertuju pada Daren. Sebenernya Daren udah bosen sama situasi kayak gini. Dari dulu juga dia selalu diperhatiin orang-orang. Gak bisa kah Daren punya masa sekolah yang nyaman dan damai? Salahkah jadi orang tampan?😢
"Nihh" Dave memberikan sepiring nasi goreng dan air mineral kepada Daren.
"Thanks bro""Permisi... Boleh kenalan?" tanya seorang cewek sambil tersenyum kepada daren.
"Apasih?! Gak liat apa orang lagi makan?! Ganggu aja!" ketus Dave
Cewek itu langsung ngasih tatapan membunuh untuk Dave.
"Gua lagi gak mood, mending lo pergi deh" Daren menatap cewek itu dengan datar. "O..oohh oke." cewek itu pun langsung pergi dari meja itu."Mau lanjut keliling?" tanya Dave
"Boleh deh."
Dave dengan tekun kembali menjelaskan semua sudut-sudut bangunan sekolah. Ia mengajak Daren ke tempat terakhir untuk dikunjungi, yaitu belakang sekolah. Bila pada umumnya bagian belakang sekolah adalah tempat yang tidak terawat dan banyak ditumbuhi oleh rumput liar, di sekolah ini justru menjadi tempat yang bersih dan terawat, meskipun tidak ada orang yang datang kesini.Buagh!
"Lama amat lo beli ginian doang! Gak niat ya?! Atau minta dihajar?!" teriak seseorang seperti sedang marah.
"Ugghh... Maa...maaf kak, ta... Tadi antrian nya panjang."
"Halah!! Alesan!"Daren yang mendengar pembicaraan itu langsung mempertajam pendengaran nya. Suara itu seperti berasal dari sudut bangunan sekolah.
"Daren, balik ke kelas aja yuk!" ajak Dave sambil menarik lengan Daren"Gua kepo Dave." balas Daren
Mereka berdua berjalan dengan perlahan dan mencari tempat persembunyian untuk melihat apa yang terjadi di sana.
Setelah itu Daren melihat anak lelaki berkacamata sedang duduk terjatuh diatas tanah dengan tiga orang lelaki dihadapannya.
"Siapa mereka?" tanya Daren"Ummm... Bisa dibilang mereka itu kayak penguasa sekolah." jawab Dave
"Yang ditengah itu namanya Arga Ferdinand, dia ketua geng." tunjuk Dave sambil berbisik
"Terus itu temen-temennya namanya David sama Billy, walaupun mereka cuma bertiga, tapi mereka udah berkuasa banget disekolah ini.""Mereka selalu bully orang kayak gitu?" tanya Daren yang dibales anggukan oleh Dave
"Dan semua orang tau kalo dia kayak gitu?" tanya daren lagi yang kemudian dibalas anggukan oleh Dave
"Guru-guru pun tau?" Dave mengangguk lagi"Kenapa semua nya diem aja?" tanya Daren dengan nada kesal
"Ya memangnya kita bisa apa? Secara yang punya sekolah ini itu kakeknya Arga, kepala sekolah nya pun pamannya Arga, dan donatur terbesar sekolah juga papa nya Arga, karena itu kita semua gak bisa apa-apa" jelas Dave panjang lebar"Dan, gua saranin lo untuk gak ngobrol/nyentuh si anak kacamata itu." ujar Dave serius.
"Kenapa?""Karena, Arga nyiptain kutukan buat itu anak,kalau ada yang berani ngobrol/nyentuh anak itu, dia bakal jadi korban bully selanjutnya. Makanya gak ada yang berani ngobrol sama dia, padahal dia masih kelas 10, kasian."
Mereka berdua masih bersembunyi di sana dan melihat Arga yang dengan senangnya 'bermain' dengan si kacamata itu. Menarik,memukul,dan segala perlakuan kasar diberikan kepada anak itu. Karena tak tahan dan merasa kasihan Dave mengajak Daren untuk meninggalkan tempat itu.
"Ke kelas kuy!"
Daren hanya membalas dengan anggukan dan berjalan mengikuti Dave tetapi kedua matanya tak bisa berhenti menatap pada si pembully itu.
Bel masuk berbunyi ketika Daren dan Dave baru saja menginjakkan kaki nya di kelas mereka. Guru pengajar pun dengan tepatnya masuk ke kelas mereka.Suasana kelas kembali tenang, dan seluruh kelas mulai memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru tersebut. Tapi tidak dengan Daren, pikiran nya masih tertuju pada kejadian di belakang sekolah tadi. Ini pertama kalinya ia melihat pembullyan di sekolah. Tanpa sadar ia tersenyum miring sambil menatap keluar jendela.
Tiba-tiba terlintas pikiran di otaknya."Gimana jadinya kalo gua nantang si pembully itu.." ia merasa semakin bersemangat ketika memikirkan hal tersebut semakin jauhh di pikirannya. Daren tersenyum lebar.
"Ini sangat menarik."
TBC😁
Hello, ada yang mau ngasih saran? Ini first time aku ngepost cerita yang ryu buat. So, KriSar nya ditunggu
😁😁😁
Chapter ini kayaknya kependekan deh, next chapter aku usahain panjang deh 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD! [BXB] ✅ (DIBUKUKAN)
Teen Fiction[TELAH DIBUKUKAN] Clair Daren Prabasuyasa merasa tertarik untuk melawan anak yang paling ditakuti di sekolah, Arga Ferdinand. Keduanya semakin saling membenci dari hari ke hari, mereka saling berfikir bagaimana cara menghancurkan satu sama lain. Na...