Seminggu setelah perencanaan untuk berkumpul bersama anggota warnetic. Akhirnya sekarang mereka berkumpul di sebuah rumah yang cukup besar. Bukan hanya berkumpul saja, mereka juga memulai meneliti rumah itu agar nantinya mereka bisa mendekor dan mempersiapkan agar para pemain warnet pun bisa bermain dengan nyaman disana.
"Tempat ini udah bagus, sekarang tinggal ngebentuk jadi warnetnya" ucap Iqbal.
"Kita udah bawa mouse, headset, keyboard, sama kursi" ucap Arham.
"Masalah kaya monitor sama CPU kita belum ngatur, karena gua mikir kenapa gak sekalian ngurus yang lain, gua udah telpon temen gua yang punya bisnis buat warnet" ucap Luthfi
"Jadi kita patungan uang buat keperluan lainnya kaya ngurus jaringan, LAN, meja. Gua bakal nyuruh mereka buat ngatur yang belum kita buat karena mouse, headset, kursi, sama keyboard kita udah ada" ujar Fathan.
"Masalah aplikasi sama game biar gue aja yang ngurus" ucap Arza.
"Sekarang tinggal nunggu mereka dateng dan beresin"
***
Selagi menunggu untuk membiarkan para pekerja menyelesaikan pekerjaannya, mereka memilih untuk melontarkan candaan atau mendengarkan ocehan dari Rizky, Yun twins, dan Ferdi. Sedangkan di ujung sana ada dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda sedang merasakan keadaan yang setengah canggung, Abel dan Arza."Bel" panggil Arza.
"Iya?".
"Gua mau tanya, lu sama Rescha masih pacaran?" Arza menunggu jawaban Abel dengan cemas. Setelah berpikir lagi, ia lebih memilih untuk berjuang mendapatkan Abel, tak peduli siapa Abel dan tak peduli siapa yang akan ia hadapi.
"Ngga, aku udah lama putus kok, kenapa?" tanya Abel.
Arza memegang tangan Abel, ia menghela nafas dengan berat.
"Kenapa lu putus sama dia?" tanya Arza menghiraukan pertanyaan Abel tadi.
"Dia lebih percaya sama mantannya saat aku difitnah sama mantannya" jawab Abel.
"Bel, gua cuma mau jujur. Dari dulu gua suka sama lu. Setiap gua deket sama lu, hati gua selalu ngerasa nyaman. Gua pikir karena lu udah gak dimiliki sama yang lain, gua mau ungkapin sesuatu" Arza menghirup nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan ucapannya.
"Would you be mine?" Abel membelalakan matanya, tapi selanjutnya ekspresi Abel berubah. Abel bingung, ia harus menjawab apa. Sekian lama ia berpikir, akhirnya ia menjawab.
Abel menunduk, "Arza maaf, aku gak bisa ngejalin hubungan sama kamu. Aku.. Aku masih takut".
Arza mengelus rambut Abel, ia sedikit kecewa dengan jawaban Abel, tapi setidaknya ia sudah lega karena sudah menyatakan perasaan yang selalu dipendamnya itu.
"Gapapa, setidaknya gua lega karena gua udah nyatain perasaan gua ke lu".
"Foto yuk?" ajak Arza.
"Yuk"
Mereka berfoto dengan menggunakan ponsel Abel, ketika selesai satu ide muncul di pikiran Arza.
"Abel minjem ponsel kamu" pinta Arza.
"Mau ngapain?"
"Mau jail dikit"
Arza membuka aplikasi instagram dan memposting foto yang sudah mereka ambil tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cristabel (End)
Teen Fiction#teenfiction✔ #romance✔ Seorang nerd yang telah diusir oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Keluarganya yang hanya mementingkan popularitas, hanya melihat dari fisiknya saja. Mereka mengira Cristabel tidak mempunyai kecantikan, kepintaran...