(23) Drama .2

16.8K 790 69
                                    

"Maaf. Maaf. Maaf" ucap Rescha berulang kali sambil mengeratkan pelukannya.

Abel hanya terdiam, terkejut dengan perlakuan Rescha. Dia sedikit ragu, apakah ia harus membalas pelukan itu atau tidak. Tapi tak disangka, dia lebih memilih membalasnya.

Tangannya perlahan lahan mulai memeluk, walaupun ia masih ragu. Pada akhirnya kedua tangan itu pun membalas pelukan Rescha. Rescha terkejut, keterkejutannya mulai berubah menjadi senyuman tulus.

"Sekali lagi, aku minta maaf. Maaf atas apa yg aku perbuat tadi. Maaf udah ngebentak kamu. Maafin aku. Aku tadi gak sadar sama apa yg aku lakuin" Ucap Rescha lirih. Ia takut Abel membencinya. Ia takut Abel menangis karenanya. Sudah cukup ia membuat Abel menangis. Di lubuk hatinya, ia selalu berkata bahwa ia tak akan membuat Abel menangis, walaupun tidak berjanji.

"Iya, aku ngerti kok" jawaban dari Abel membuat Rescha sedikit senang. Rescha mengeratkan pelukannya dengan lembut, dan semakin menenggelamkan kepalanya di lekukan leher Abel. Ia mengecup dan lantas menaruh kepalanya di ceruk leher Abel.

Abel terkejut, ia lalu memasang wajah datarnya. Ia melepaskan pelukannya dan menatap Rescha tajam.

"Dasar, buaya mesum" ucap Abel dalam hati.

Rescha bergidik ngeri melihat Abel menatapnya tajam. Dalam hati ia senang dan menahan sesuatu.

"Abel. Kejam amat ma pacar sendiri."

Abel langsung pergi dan mengusap kasar leher yg tadi dikecup oleh Rescha. Sejujurnya dia sedikit nyaman dengan kecupan tadi. Tapi ia tak menyukainya jika seseorang memperlakukannya seperti itu.
__

Abel berjalan menyusuri koridor sekolah sendirian. Tujuannya kali ini adalah taman belakang. Entah kenapa semenjak adanya Diana, ia merasa semua menjauhinya, kecuali Flo. Tapi ia tak peduli, ia sudah terbiasa hidup dijauhi oleh orang orang.

Seperti tadi, ketika ia ingin menghampiri sahabat sahabatnya dan menyapanya. Ia langsung disuguhi dengan perdebatan yg mungkin penyebabnya adalah ia sendiri. Ia bingung, apa yg mereka debatkan sampai dirinya dibawa bawa. Karena tak kuasa dengan perdebatan itu, ia berlari sekencang kencangnya dan berhenti ketika dia merasa lelah. Ia mulai berjalan menyusuri koridor.

Kau difitnah. Tiba tiba ular busuk itu datang dengan luka dan menangis. Dia menyalahkanmu bahwa kau yg membuatnya terluka. Tapi aku tak percaya dengan ucapan dan luka bohongnya itu.

Itulah yg Flo ucapkan ketika dia bingung dengan situasi ini. Hanya satu pertanyaan yg ada di dalam kepalanya. Kenapa hidupnya seperti ini?.

"Kenapa hidupku seperti ini?, kenapa orang orang yg ku sayangi selalu menjauh secara perlahan lahan?. Kenapa aku selalu di anggap pembawa sial?. Kenapa?..

"Aku hanya ingin hidup bahagia di dunia ini. Tapi dunia ini terlalu keras, sehingga aku tak bisa menjalaninya dan berakhir tanpa membawa kebahagiaan. Ingin sekali aku mengakhiri hidupku, tetapi aku terlalu takut, takut jika tugasku di dunia ini belum selesai.

"Bahkan tugas ku untuk melindungi semua orang yg ku sayangi belum tuntas", ucap Abel lirih, tetesan air turun darimata nya, perlahan tapi pasti tetesan air itu turun dengan deras.

Flo menatap Abel dengan Iba. Ia juga selalu bertanya, mengapa sahabat nya ini selalu mendapat hidup yg sulit?.

"Tenanglah Bel, aku tidak akan menjauhimu. Aku akan selalu ada disamping mu. Aku tidak seperti mereka yg dengan bodohnya mempercayai ular busuk itu. Aku tahu sifat dan kelakuan mu selama ini. Kau tidak akan pernah melukai seseorang tanpa alasan. Apalagi seseorang itu adalah orang asing yg baru saja hadir didalam hidupmu.

Bel, percayalah aku dan seseorang di atas sana selalu percaya kepadamu. Aku menyayangi mu Bel. Dan enyahkan lah pemikiranmu untuk mengakhiri hidup mu Bel. Cukup dia yg pergi terlebih dahulu. Jika kau pergi, aku tidak akan tau apa yg akan terjadi padaku. Jika kau pergi aku akan sendirian disini" ucap Flo sambil memeluk Abel. Saat berpelukan, Flo memasang raut wajah yg menandakan dia sangat kesal.

Cristabel (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang